03 April 2013

*** Jika Keikhlasan menguatkan Iman, maka Riya menghancurkan Iman,’ ***


    

Tahukah kamu apa itu ketulusan ?
Tulus adalah sebuah Rasa yg teramat lembut yg tak dapat dilihat namun dapat di rasakan oleh orang yg hatinya lembut dan Tulus ……
Tulus sama dengan Ikhlas…..lawan nya adalah Riya’
Ke tulusan dan  ke Ikhlasan sama sama mempunyai devinisi yg sama namun tujuan yang berbeda……..

Perasaan Ikhlas, hanya di tujukan pada Allah Ta’ala semata , sedangkan Perasaan Riya’  ditujukan kepada selain Allah…….
Nah, dimana persamaannya ? 

Ketulusan / Keikhlasan  dan Riya’ sama sama tidak dapat dilihat , bagaikan semut hitam yg berada di atas batu hitam, dimalam yg sangat gelap gulita………..benar benar tidak kelihatan…………hanya sang hamba dan Allah Ta’ala saja yg mengetahuinya…
Ikhlas, walau  dilakukan pada amalan yg ringan, amalan itu akan berkwalitas dahsyat, karena akan menyempurnakan ke imanan…


Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)

·        Nah Sempurnalah Iman, karena Amalan yg di sertai Ikhlas, hanya biisa  di lakukan oleh hati yang penuh keyakinan yg kuat terhadap Allah,  tidak pernah mengharapkan balasan, kecuali hanya berserah kepada Allah Ta’ala saja. J
Allah Ta'ala berfirman:
وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلاة، ويؤتوا الزكاة، وذلك دين القيمة
"Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya sama menyembah Allah, dengan tulus ikhlas menjalankan agama untuk-Nya semata-mata, berdiri lurus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat dan yang sedemikian itulah agama yang benar." (al-Bayyinah: 5)

Allah Ta'ala berfirman :
قل إن تخفوا ما في صدوركم أو تبدوه يعلمه الله
"Katakanlah wahai Muhammad,sekalipun engkau semua sembunyikan apa-apa yang ada di dalam hatimu ataupun engkau sekalian tampakkan, pasti diketahui juga oleh Allah." (ali-lmran: 29)
Bagaimana kita bias menyembunyikan isi hati kita dari NYA ?
Dia pasti akan mengetahui semua pergerakan hati kita, maka itu jagalah timbangan hati kita agar selalu berada pada poros ke ikhlasan …

Jika Hati kita tidak kita jaga, maka Syaithan akan menginjak Timbangan Hati kita menjadi miring , sehingga mengalirlah Riya’ ke dalam hati , yg mana bila Riya’ telah bersemayam di hati kita, akan merusak dan hancurlah semua Ketulusan….

Jika Keikhlasan adalah menguatkan Iman, maka Riya justru menghancurkan Iman, karena Riya’ sudah termasuk syirik , tapi syirik kecil……

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat.  (Iaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.  orang-orang yang berbuat riya’.” Surah Al maa’un : Ayat 4 – 6

Riya’ berasal dari perkataan arab iaitu ‘ro’a’ yang bermaksud melihat. Maka riya’ pula bermakna memperlihatkan.  Dan dalam istilah Islam pula bermakna menunjuk-nunjuk dalam melakukan sesuatu amalan, beramal kerana mengharapkan sesuatu balasan duniawi, yang dilakukan secara tidak ikhlas dan penuh kepalsuan.

Allah Ta’ala tidak menerima amalan Riya’

Firman Allah Ta’ala, ketika melihat hamba Allah di bawa ke langit untuk dilaporkan, tentang amalannya :

“Lemparkan amalan itu ke neraka Sijjin. Sesungguhnya dia (hamba Allah itu) mengerjakan amalan itu bukan kerana-Ku”.

riwayat yang lain: Pada hari Kiamat, kedengaran seruan yang dapat didengar oleh semua makhluk,

 “Hai, orang-orang yang menyembah manusia! Berdirilah kamu, ambillah pahala daripada orang yang karenanya kamu kerjakan amalan kamu itu. Aku tidak menerima amalan yang dikaitkan dengan yang lain daripada-Ku”.

Seterusnya diriwayatkan lagi, Rasulullah shollallahu alaihi wasallam  bersabda, :

 “Sesungguhnya syurga itu berbicara, katanya, ‘Aku ini haram bagi setiap orang yang bakhil, riyak, pengadu-domba dan pendengki”

seseorang yang melakukan riya’ pada hakikatnya ia tidak melakukan firman Allah  (Hanya kepadaMu aku menyembah)  dan orang yang bersikap ujub (bangga pada diri sendiri) pada hakikatnya ia tidak melakukan firman Allah   (Hanya kepadaMu kami mohon pertolongan) . 

Dan barangsiapa yang melakukan firman Allah (Hanya kepadamu kami menyembah) maka ia telah keluar dari sikap riya’, dan barangsiapa yang melaksanakan firman Allah (Hanya kepadaMu kami mohon pertolongan) maka ia telah keluar dari sikap ujub...

Sesungguhnya hati manusia dihadapi oleh dua macam penyakit yang amat besar jika orang itu tidak menyedari adanya kedua penyakit itu akan melemparkan dirinya ke dalam kehancuran dan itu  adalah pasti, kedua penyakit itu adalah riya’ dan takabbur.

  Maka ubat kepada riyak ialah (Hanya kepadaMu kami menyembah)  dan ubat dari penyakit takabbur ialah (Hanya kepadaMu kami memohon pertolongan)”.

Yuk kita berlindung dari Riya , dan perkuat hati dengan Ke Indahan Iman agar kita senantiasa  diliputi oleh ke Ikhlasan….

Semoga bermanfaat
Barokallahu Fiikum
Wallahu a’lam bish showwab



Tidak ada komentar:

Posting Komentar