Tahukah kamu apa itu ketulusan ?
Tulus adalah sebuah Rasa yg teramat lembut yg tak
dapat dilihat namun dapat di rasakan oleh orang yg hatinya lembut dan Tulus ……
Tulus sama dengan Ikhlas…..lawan nya adalah Riya’
Ke tulusan dan ke Ikhlasan sama sama mempunyai devinisi yg
sama namun tujuan yang berbeda……..
Perasaan Ikhlas, hanya di tujukan pada Allah Ta’ala
semata , sedangkan Perasaan Riya’ ditujukan
kepada selain Allah…….
Nah, dimana persamaannya ?
Ketulusan / Keikhlasan dan Riya’ sama sama tidak dapat dilihat ,
bagaikan semut hitam yg berada di atas batu hitam, dimalam yg sangat gelap
gulita………..benar benar tidak kelihatan…………hanya sang hamba dan Allah Ta’ala
saja yg mengetahuinya…
Ikhlas, walau
dilakukan pada amalan yg ringan, amalan itu akan berkwalitas dahsyat,
karena akan menyempurnakan ke imanan…
Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena
Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah,
maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)
·
Nah Sempurnalah Iman, karena Amalan yg
di sertai Ikhlas, hanya biisa di lakukan
oleh hati yang penuh keyakinan yg kuat terhadap Allah, tidak pernah mengharapkan balasan, kecuali
hanya berserah kepada Allah Ta’ala saja. J
Allah Ta'ala berfirman:
وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له
الدين حنفاء ويقيموا الصلاة، ويؤتوا الزكاة، وذلك دين القيمة
"Dan
tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya sama menyembah Allah, dengan
tulus ikhlas menjalankan agama untuk-Nya semata-mata, berdiri lurus dan menegakkan
shalat serta menunaikan zakat dan yang sedemikian itulah agama yang
benar." (al-Bayyinah: 5)
Allah Ta'ala
berfirman :
قل إن تخفوا ما في صدوركم أو تبدوه يعلمه
الله
"Katakanlah
wahai Muhammad,sekalipun engkau semua sembunyikan apa-apa yang ada di dalam hatimu
ataupun engkau sekalian tampakkan, pasti diketahui juga oleh Allah."
(ali-lmran: 29)
Bagaimana kita bias menyembunyikan
isi hati kita dari NYA ?
Dia pasti akan
mengetahui semua pergerakan hati kita, maka itu jagalah timbangan hati kita
agar selalu berada pada poros ke ikhlasan …
Jika Hati kita tidak
kita jaga, maka Syaithan akan menginjak Timbangan Hati kita menjadi miring ,
sehingga mengalirlah Riya’ ke dalam hati , yg mana bila Riya’ telah bersemayam
di hati kita, akan merusak dan hancurlah semua Ketulusan….
Jika Keikhlasan
adalah menguatkan Iman, maka Riya justru menghancurkan Iman, karena Riya’ sudah
termasuk syirik , tapi syirik kecil……
“Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat. (Iaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.
orang-orang yang berbuat riya’.” Surah Al maa’un : Ayat 4 – 6
Riya’ berasal
dari perkataan arab iaitu ‘ro’a’ yang bermaksud melihat. Maka riya’ pula
bermakna memperlihatkan. Dan dalam istilah Islam pula bermakna
menunjuk-nunjuk dalam melakukan sesuatu amalan, beramal kerana mengharapkan
sesuatu balasan duniawi, yang dilakukan secara tidak ikhlas dan penuh
kepalsuan.
Allah Ta’ala
tidak menerima amalan Riya’
Firman Allah Ta’ala,
ketika melihat hamba Allah di bawa ke langit untuk dilaporkan, tentang
amalannya :
“Lemparkan amalan itu ke
neraka Sijjin. Sesungguhnya dia (hamba Allah itu) mengerjakan amalan itu bukan
kerana-Ku”.
riwayat
yang lain: Pada hari Kiamat, kedengaran seruan yang dapat didengar oleh semua
makhluk,
“Hai, orang-orang yang menyembah manusia!
Berdirilah kamu, ambillah pahala daripada orang yang karenanya kamu kerjakan
amalan kamu itu. Aku tidak menerima amalan yang dikaitkan dengan yang lain
daripada-Ku”.
Seterusnya
diriwayatkan lagi, Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda, :
“Sesungguhnya
syurga itu berbicara, katanya, ‘Aku ini haram bagi setiap orang yang bakhil,
riyak, pengadu-domba dan pendengki”
seseorang
yang melakukan riya’ pada hakikatnya ia tidak melakukan firman Allah
(Hanya kepadaMu aku menyembah) dan orang yang bersikap ujub (bangga
pada diri sendiri) pada hakikatnya ia tidak melakukan firman Allah
(Hanya kepadaMu kami mohon pertolongan) .
Dan barangsiapa yang melakukan firman
Allah (Hanya kepadamu kami menyembah) maka ia telah keluar dari sikap riya’,
dan barangsiapa yang melaksanakan firman Allah (Hanya kepadaMu kami mohon
pertolongan) maka ia telah keluar dari sikap ujub...
Sesungguhnya
hati manusia dihadapi oleh dua macam penyakit yang amat besar jika orang itu
tidak menyedari adanya kedua penyakit itu akan melemparkan dirinya ke dalam
kehancuran dan itu adalah pasti, kedua penyakit itu adalah riya’ dan
takabbur.
Maka ubat kepada riyak ialah (Hanya kepadaMu kami menyembah)
dan ubat dari penyakit takabbur ialah (Hanya kepadaMu kami memohon
pertolongan)”.
Yuk
kita berlindung dari Riya , dan perkuat hati dengan Ke Indahan Iman agar kita
senantiasa diliputi oleh ke Ikhlasan….
Semoga
bermanfaat
Barokallahu
Fiikum
Wallahu
a’lam bish showwab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar