Tangisan Nabi Muhammad shollallahu alaihi wa sallam
 Sebelum membaca postingan ini mari kita membaca sholawat nur“Allahumma  shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad nuuri-kas saari wa madaadikal  jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘ala alihi wa shahbihi  yannuur”
Sebelum membaca postingan ini mari kita membaca sholawat nur“Allahumma  shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad nuuri-kas saari wa madaadikal  jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘ala alihi wa shahbihi  yannuur” 
 Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat serta salam kepada  junjungan Nabi Besar Muhammad, sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan  pemberian- Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah aku dengan  Rasulullah di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya d an  sahabatnya, wahai Sang Cahaya.”
setiap pohon yang tidak berbuah,  seperti pohon pinus dan pohon cemara tumbuh tinggi dan lurus, mengangkat  kepalanya ke atas, dan semua cabangnya mengarah ke atas. Sedangkan  semua pohon yang berbuah menundukkan kepala mereka, dan cabang-cabang  mereka mengembang ke samping. 
 Rasulullah adalah orang yang paling rendah  hati, meskipun dia memiliki segala kebajikan dan keutamaan orang-orang  dahulu kala dan orang- orang sekarang, dia seperti sebuah pohon yang  berbuah. 
Menurut sebuah riwayat, beliau bersabda," Aku diperintahkan  untuk menunjukkan perhatian kepada semua manusia, untuk bersikap baik  hati kepada mereka. Tidak ada Nabi yang sedemikian diperlakukan dengan  sewenang-wenang oleh manusia selain aku." 
 Kita tahu bahwa beliau dilukai  kepalanya, ditanggalkan giginya, lututnya berdarah karena lemparan  batu, tubuhnya dilumuri kotoran, rumahnya dilempari kotoran ternak.  Beliau di hina, dan disiksa dengan keji. Saat beliau berdakwah di Thaif,  tak ada yang didapatkan kecuali hinaan dan pengusiran yang keji. 
 Ketika  Rasulullah menyadari usaha dakwahnya itu tidak berhasil, beliau  memutuskan untuk meninggalkan Thaif. 
Tetapi penduduk Thaid tidak  membiarkan beliau keluar dengan aman, mereka terus mengganggunya dengan  melempari batu dan kata-kata penuh ejekan.
 Lemparan batu yang mengenai  Nabi demikian hebat, sehingga tubuh beliau berlumuran darah. Dalam  perjalanan pulang, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjumpai  suatu tempat yang dirasa aman dari gangguan orang-orang jahat tersebut. 
Di sana beliau berdoa begitu mengharukan dan menyayat hati. Demikian  sedihnya doa yang dipanjatkan Nabi, sehingga Allah mengutus malaikat  Jibril untuk menemuinya.
 Setibanya di hadapan Nabi, Jibril memberi salam  seraya berkata, "Allah mengetahui apa yang telah terjadi padamu dan  pada orang-orang ini. 
Allah telah memerintahkan malaikat di  gunung-gunung untuk menaati perintahmu." Sambil berkata demikian, Jibril  memperlihatkan para malaikat itu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi  wa Sallam.
 Kata malaikat itu, "Wahai Rasulullah, kami siap untuk  menjalankan perintah tuan. Jika tuan mau, kami sanggup menjadikan gunung  di sekitar kota itu berbenturan, sehingga penduduk yang ada di kedua  belah gunung itu akan mati tertindih. 
Atau apa saja hukuman yang engkau  inginkan, kami siap melaksanakannya." Mendengar tawaran malaikat itu,  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, dengan sifat kasih sayangnya  berkata,"Walaupun mereka menolak ajaran Islam, saya berharap dengan  kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat nanti akan menyembah  Allah dan beribadah kepada- Nya." 
Ketika Makkah berhasil ditaklukkan,  beliau berkata kepada orang-orang yang pernah menyiksanya,"Bagaimanakah  menurut kalian, apakah yang akan kulakukan terhadapmu?" Mereka menangis  dan berkata," Engkau adalah saudara yang mulia, putra saudara yang  mulia." 
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,"Pergilah kalian!  Kalian adalah orang-orang yang dibebaskan. Semoga Allah mengampuni  kalian." (HR. Thabari, Baihaqi, dan Syafi'i). 
Abu Sufyan bin Harits,  sepupu beliau, lari dengan membawa semua anak-anaknya karena pernah  menyakiti Rasulullah, maka Ali bin Abi Thalib ra, bertanya  kepadanya,"Hai Abu Sufyan, hendak pergi kemanakah kamu?" Ia menjawab,  "Aku akan keluar ke padang sahara. 
Biarlah aku dan anak-anakku mati  karena lapar, haus, dan tidak berpakaian." Ali bertanya,"MEngapa kamu  lakukan itu?" Ia menjawab,"Jika Muhammad menangkapku, niscaya dia akan  mencincangku dengan pedang menjadi potongan-potongan kecil." Ali  berkata,"Kembalilah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya dengan  mengakui kenabiannya dan katakanlah kepadanya sebagaimana yang pernah  dikatakan oleh saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf, ... Demi Allah,  sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami dan sesungguhnya kami  adalah orang-orang yang bersalah (berdosa). (QS. Yusuf : 91). 
Abu  Sufyan pun kembali kepada Rasulullah dan berdiri di dekat kepalanya,  lalu mengucapkan salam kepada beliau seraya berkata,"Wahai Rasulullah,  demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan engkau atas kami dan  sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa). (QS Yusuf:  91). 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pun menengadahkan  pandangannya, sedang air matanya membasahi pipinya yang indah hingga  membasahi jenggotnya. 
Rasulullah menjawab dengan menyitir firman-Nya,...  Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu. Mudah-mudahan Allah  mengampuni (kamu) dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para  penyayang. (QS. Yusuf: 92).
 Imam Bukhari meriwayatkan hadits dari  Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam  bersabda kepadanya,"Bacakan Al-Qur'an kepadaku." 
Ibnu Mas'ud  berkata,"Bagaimana aku membacakannya kepada Engkau, sementara Al- Quran  itu sendiri diturunkan kepada Engkau?" 
Lalu beliau menjawab,"Aku ingin  mendengarnya dari orang lain." Lalu Ibnu Mas'ud membaca surat An- Nisa  hingga firman-Nya, "Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila  Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu  (sebagai umatmu)." (QS. an-Nisa: 41). 
Begitu bacaan tiba pada ayat ini,  beliau bersabda,"Cukup." Ibnu Mas'ud melihat ke arah beliau, dan  terlihatlah olehnya bahwa beliau sedang menangis. 
Dalam kisah ini kita  memperoleh pelajaran berharga, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa  Sallam sangat mencintai umat manusia. Beliau sangat mengharapkan agar  orang-orang kafir itu beriman. Karena balasan kekafiran adalah neraka  yang menyala-nyala. Rasulullah sendiri pernah melihat neraka. Dia  melihat sungguh mengerikan neraka itu. Hingga ketika menyadari hal itu,  mengalirlah airmatanya dengan deras. 
Abu Dzar ra, meriwayatkan dari Nabi  Shallallahu 'alaihi wa Sallam, bahwa beliau mendirikan shalat malam,  sambil menangis dengan membaca satu ayat yang diulang-ulangi, yaitu,  "Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adaalah  hamba-hamba Engkau juga". (QS. Al- Maidah: 118). 
Dan diriwayatkan saat  hari kiamat tiba, beliaulah orang yang pertama kali dibangkitkan. Yang  diucapkan pertama kali adalaha,"Mana umatku? Mana umatku? Mana umatku?" 
Beliau ingin masuk surga bersama-sama umatnya. Beliau kucurkan syafaat  kepada umatnya sebagai tanda kecintaan beliau terhadap mereka.
 Beliau  juga sering berdoa, Allahumma salimna ummati. 
Ya Allah selamatkan  umatku. 
Keadaan diri Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam  digambarkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dalam firman-Nya, Sungguh telah  datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya  penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,  amat belas kasihan lagi penyayang terhadap oramh-orang mukmin. (QS.  at-Taubah: 129). 
Alangkah buruknya akhlak kita bila tak mencintai  Rasulullah, sebagaimana Rasulullah mencintai, berkorban untuk kita, dan  meneteskan airmatanya untuk kita. 
Disini, apakah kita hanya berdiam diri  saat Nabi dihina, seolah kita bukan lagi umatnya.
 Apakah kita rela Nabi  berdakwah seorang diri dan kemudian dilempari batu hingga  berdarah-darah, sementara umatnya yang begitu banyak hanya bisa berdiam  diri? 
Tangisan Rasulullah hendaknya menjadi pengingat kita, untuk lebih  mencintainya, membelanya, bahkan berkorban nyawa untuknya, sebagaimana  ia telah berkorban nyawa untuk kita agar kita selamat dari siksa neraka
♡̬̩̃̊♡̬̩ اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ♡̬̩̃̊♡̬̩ 
(ALLAAHUMMA SHOLLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA 'ALAA
AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD)
 by : Pondok Para.Pecinta.Habaib.dan.Ulama  
https://www.facebook.com/Para.Pecinta.Habaib.dan.Ulama/posts/366475576713210
 
 
 
 
          
      
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar