11 Februari 2012

Di Surga kita kan bersua

 by : Nura al Amin
Padepokan : al Hubbu Alawiyyin

Dari Raja' bib Umar an-Nakha'iy, dia berkata, di Kufah ada seorang pemuda berparas tampan, sangat rajin beribadah dan sungguh-sunggu. Dia juga termasuk salah seorang Ahli Zuhud. Suatu ketika, dia singgah beberapa waktu diperkampungan kaum Nukha' lalu tanpa sengaja matanya melihat seorang wanita muda mereka yang berparas elok nan rupawan. Ia pun tertarik dengannya dan akalnya melayang-layang karenanya. Rupanya, hal yang sama dialami si wanita tersebut. Pemuda ini kemudian mengirim utusan untuk melamar siwanita kepada ayahnya namun sang ayah memberitahukannya bahwa dia telah dijodohkan dengan anak pamannya (sepupunya). Kondisi ini membuat keduanya begitu tersiksa dan teriris.

Lalu si wanita mengirim utusan kepada si pemuda ahli ibadah tersebut berisi pesan, "Sudah sampai ditelingaku perihal kecintaanmu yang teramat dalam kepadaku, dan cobaan ini begitu berat bagiku disertai liputan perasaanku terhadapmu. Jika berkenan aku akan mengunjungimu atau aku permudah jalan bagimu untuk datang ke rumahku". Lantas dia berkata kepada utusannya itu, "Dua-duanya tidak akan aku lakukan. Dia kemudian membaca firman Nya, 'Sesungguhnya aku takut siksaan pada hari yang agung jika berbuat maksiat kepada Rabbku'. (Q.s, Az-Zumar ;13) Aku takut api yang lidahnya tidak pernah padam dan jilatannya yang tak pernah diam'.

Tatkala siutusan kembali kepada wanita itu, dia lalu menyampaikan apa yang telah dikatakan pemuda tadi, lantas berkatalah siwanita, "Sekalipun yang aku lihat darinya dirinya demikian namun rupanya dia juga seorang yang amat zuhud, takut kepada Allah. Demi Allah, tidak ada seorangpun yang merasa dirinya lebih berhak dengan hal ini (rasa takut kepada Allah) dari orang lain. Sesungguhnya para hamba dalam hal ini adalah sama". Kemudian dia meninggalkan gemerlap dunia, membuang semua hal yang terkait dengannya, mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu (untuk menampakkan kezuhudan) dan berkonsentrasi dalam ibadah. Sekalipun demikian, dia masih hanyut dan menjadi kurus kering karena cintanya terhadap sipemuda serta perasaan kasihan terhadap sipemuda serta perasaan kasihan terhadap dirinya hingga akhirnya dia meninggal dunia karena memendam rasa rindu yang teramat sangat kepadanya.

Sang pemuda tampan pun sering berziarah kekuburnya. Suatu malam, dia melihat siwanita dalam mimpi seolah dalam penampilan yang amat bagus, seraya berkata kepadanya. "Bagaimana kabarmu dan apa yang engkau temukan setelahku?". Si wanita menjawab Sebaik-baik cinta, adalah cintamu wahai kekasih, cinta yang mengiring kepada kebaikan dan berbuat baik".

Kemudian dia bertanya lagi, "Ke mana kamu akan berada?" dia menjawab,"Ke kenikmatan dan hidup yang tiada habisnya di surga nan kekal, milik yang tak pernah punah".

Dia berkata lagi kepadanya, "Ingat-ingatlah aku disana karena aku tidak pernah melupakanmu". Dia menjawab "Demi Allah akupun demikian. Aku telah memohon Rabbku, Mawla- ku dan kamu, lantas dia menolongku atas hal itu dengan kesungguhan". Kemudian wanita itupun berpaling, lantas aku berkata kepadanya, "Kapan aku bisa melihatmu?". Dia menjawab, "Engkau akan mendatangi kami dalam waktu dekat".

Rupanya benar, pemuda itu tidak hidup lama lagi setelah mimpi itu, hanya tujuh malam, dan setelah itu dia pun menyusul berpulang ke Rahmattullah. Semoga Allah Merahmati cinta keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar