Di Surga kita kan bersua
 by : Nura al Amin
Padepokan : al Hubbu Alawiyyin
 
 Dari Raja' bib Umar an-Nakha'iy, dia berkata, di Kufah ada seorang 
pemuda berparas tampan, sangat rajin beribadah dan sungguh-sunggu. Dia 
juga termasuk salah seorang Ahli Zuhud. Suatu ketika, dia singgah 
beberapa waktu diperkampungan kaum Nukha' lalu tanpa sengaja matanya 
melihat seorang wanita muda mereka yang berparas elok nan rupawan. Ia 
pun tertarik dengannya dan akalnya melayang-layang karenanya. Rupanya, 
hal yang sama dialami si wanita tersebut. Pemuda ini kemudian mengirim 
utusan untuk melamar siwanita kepada ayahnya namun sang ayah 
memberitahukannya bahwa dia telah dijodohkan dengan anak pamannya 
(sepupunya). Kondisi ini membuat keduanya begitu tersiksa dan teriris.
 
 Lalu si wanita mengirim utusan kepada si pemuda ahli ibadah tersebut 
berisi pesan, "Sudah sampai ditelingaku perihal kecintaanmu yang teramat
 dalam kepadaku, dan cobaan ini begitu berat bagiku disertai liputan 
perasaanku terhadapmu. Jika berkenan aku akan mengunjungimu atau aku 
permudah jalan bagimu untuk datang ke rumahku". Lantas dia berkata 
kepada utusannya itu, "Dua-duanya tidak akan aku lakukan. Dia kemudian 
membaca firman Nya, 'Sesungguhnya aku takut siksaan pada hari yang agung
 jika berbuat maksiat kepada Rabbku'. (Q.s, Az-Zumar ;13) Aku takut api 
yang lidahnya tidak pernah padam dan jilatannya yang tak pernah diam'.
 
 Tatkala siutusan kembali kepada wanita itu, dia lalu menyampaikan apa 
yang telah dikatakan pemuda tadi, lantas berkatalah siwanita, "Sekalipun
 yang aku lihat darinya dirinya demikian namun rupanya dia juga seorang 
yang amat zuhud, takut kepada Allah. Demi Allah, tidak ada seorangpun 
yang merasa dirinya lebih berhak dengan hal ini (rasa takut kepada 
Allah) dari orang lain. Sesungguhnya para hamba dalam hal ini adalah 
sama". Kemudian dia meninggalkan gemerlap dunia, membuang semua hal yang
 terkait dengannya, mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu (untuk 
menampakkan kezuhudan) dan berkonsentrasi dalam ibadah. Sekalipun 
demikian, dia masih hanyut dan menjadi kurus kering karena cintanya 
terhadap sipemuda serta perasaan kasihan terhadap sipemuda serta 
perasaan kasihan terhadap dirinya hingga akhirnya dia meninggal dunia 
karena memendam rasa rindu yang teramat sangat kepadanya.
 
 Sang 
pemuda tampan pun sering berziarah kekuburnya. Suatu malam, dia melihat 
siwanita dalam mimpi seolah dalam penampilan yang amat bagus, seraya 
berkata kepadanya. "Bagaimana kabarmu dan apa yang engkau temukan 
setelahku?". Si wanita menjawab Sebaik-baik cinta, adalah cintamu wahai 
kekasih, cinta yang mengiring kepada kebaikan dan berbuat baik".
 
 Kemudian dia bertanya lagi, "Ke mana kamu akan berada?" dia 
menjawab,"Ke kenikmatan dan hidup yang tiada habisnya di surga nan 
kekal, milik yang tak pernah punah".
 
 Dia berkata lagi 
kepadanya, "Ingat-ingatlah aku disana karena aku tidak pernah 
melupakanmu". Dia menjawab "Demi Allah akupun demikian. Aku telah 
memohon Rabbku, Mawla- ku dan kamu, lantas dia menolongku atas hal itu 
dengan kesungguhan". Kemudian wanita itupun berpaling, lantas aku 
berkata kepadanya, "Kapan aku bisa melihatmu?". Dia menjawab, "Engkau 
akan mendatangi kami dalam waktu dekat".
 
 Rupanya benar, pemuda 
itu tidak hidup lama lagi setelah mimpi itu, hanya tujuh malam, dan 
setelah itu dia pun menyusul berpulang ke Rahmattullah. Semoga Allah 
Merahmati cinta keduanya.
 
 
 
 
          
      
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar