25 April 2010

Tafsir Ayat “ SHODAQOH"

Allah berfirman :

لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ“

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “           ( Al Baqarah : 93 )
Pada ayat di atas, Allah subhanahu wata’ala meletakkan suatu kaidah yang sangat penting sekali di dalam kehidupan manusia. Kaidah tersebut adalah “ bahwa manusia ini tidak akan mendapatkan kebahagian dan keberhasilan di dalam kehidupannya baik sewaktu di dunia ini maupun di akherat nanti, kecuali jika ia mau mengorbankan apa yang dicintainya demi kehidupan manusia itu sendiri. “Allah swt memberikan syarat bagi setiap manusia yang ingin mendapatkan kebaikan -dan tentunya keberhasilan – untuk terlebih dahulu memberikan kepada orang lain sesuatu yang dicintainya,yaitu
infak dan sedekah.

Berkata Hasan Basri : “ Sesungguhnya kalian tidak akan bisa meraih apa yang anda inginkan kecuali kalau kalian mampu meninggalkan sesuatu yang menyenangkan , dan kalian tidak akan mendapatkan apa yang kalian cita-citakan kecuali dengan bersabar dengan sesuatu yang kaliantidak senangi (Qurtubi, Al Jami’ li Ahkam Al Qur’an ( Beirut , Dar Al Kutub Ilmiyah, 1417 H- 1996M cet. Ke- V ) : 4/ 86)

Perkataan Hasan Basri di atas telah memberikan isyarat bagi kita tentang tata cara menapak tangga-tangga prestasi. Beliau memberikan dua jalan untuk mencapai sebuah prestasi yaitu dengan : Imsak ( Menahan Diri dari hal-hal yang melalaikan ) dan Infak ( Mengorbankan/ menginfakkan apa yang dicintainya ) .
Untuk Infak telah disebutkan pada ayat 9 dari Surat Ali Imran di atas. Adapun Imsak disebutkan Allah pada ayat lain, yaitu dalam surat Al Nazi’at, ayat : 37- 41 : « Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya ( Al Nazi’at, ayat : 37- 41 «

ARTI “ AL BIRR ‘ pada ayat di atas :
Diantara arti « Al Birr « yang disebutkan para ulama adalah :
1. Pahala dari Allah subhanahu wata’ala .
2. Syurga . (Ibnu Arabi, Ahkam Al Qur’an : 1/ 368, Al Jashos, Ahkam Al Qur’an ( Beirut, Dar Ihya’ Turast Al Araby , 1405 H ) : 2/ 300)
3. Amal Sholeh , dalam suatu hadits disebutkan : « Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membawa kalian kepada ( Al Birr ) - yaitu amal sholeh - Sedangkan Al Birr ( amal sholeh ) tersebut akan mengantarkan kalian kepada syurga . «
4. Ketaqwaan dan Ketaatan . (Qurtubi, Al Jami’ li Akam Al Qur’an : 4/ 133)
5. Tingkatan amal sholeh yang paling tinggi (Al Jashos, Ahkam Al Qur’an : 2/ 301 )
6. Diantara para ulama ada yang membedakan antara ( Al Birr) dengan ( Al Khoir ) , kalau Al Birri adalah segala sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi orang lain , sedangkan Al Khoir adalah seluruh kebaikan. (Al Alusy, Ruh Al Ma’ani : 3/ 222 )
Dari situ bisa diambil kesimpulan bahwa « Al Birr « segala sesuatu yang mengantarkan seseorang kepada kebaikan dan syurga. Dengan demikian ayat tersebut bisa diartikan : « Bahwa kalian semua tidak akan mendapatkan ketenangan, ketentraman ,kebaikan, kebahagian di dunia dan akherat kecuali dengan menginfakkan apa yang kalian cintai di jalan Allah swt
Ibnu Umar rodhiallahu anhum berpendapat bahwa sedekah / infak pada ayat di atas mencakup sedekah/ infaq wajib dan sedekah tathowu’ ( yang tidak wajib ) .

karena ayat di atas bersifat umum, maka infak atau sedekah di atas mencakup seluruh amal sholeh yang bermanfaat bagi orang lain, seperti membantu orang yang kesusahan, dl, . Pendapat ini dikuatkan dengan apa yang disebutkan Ibnu Al Arabi di dalam Ahkam Al Qur’an ‘ bahwa sedekah meliputi seluruh amal perbuatan baik . dalilnya adalah sebuah hadist bahwasanya Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: Setiap perbuatan baik yang bermanfaat bagi orang lain adalah sedekah (HR Muslim, Kitab : zakat, Bab : Bahwa kata ‘ Sedekah “ mencakup seluruh perbuatan baik ( no : 1005 )

contoh- contoh sedekah yang berupa amal sholeh yang bermanfaat bagi orang lain adalah sebagai berikut :
1. Bertasbih , bertakbir , bertahmid dan bertahlil – Para ulama menyebutkan bahwa amalan di atas disebut sedekah karena pahala orang yang mengerjakannya sebagaimana pahala orang yang bersedekah, atau karena amalan tersebut membuatnya bersedkah pada dirinya sendiri. (An Nawi, Syareh Shohih Muslim, cet . Dar Al Hadist : 4/ 101)
2. Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar – Setiap kali seseorang berbuat Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar ,maka dihitung satu sedekah. Amalan ini jauh lebih mulia dan lebih utama , serta pahalanya lebih banyak dibanding dengan amalan yang pertama, karena yang pertama ( tasbih dst ) hukumnya sunnah sedangkan yang kedua ( amar ma’ruf dst ) hukumnya fardhu kifayah dan kadang berubah menjadi fardhu ‘ain. Sebagaimana telah diketahui bahwa pahala amalan wajib jauh lebih besar dibanding dengan pahala amalan yang sunnah. Bahkan Imam Haramain , salah seorang ulama besar dari kalangan Madzhab Syafi’i mengatakan : « Pahala amalan wajib lebih utama sebanyak tujuh puluh ( 70 ) derajat diatas amalan sunnah«( An Nawi, Syareh Shohih Muslim, cet . Dar Al Hadist : 4/ 101) Beliau merujuk pada hadist Qudsi bahwasanya Allah swt berfirman : « Tidak ada dari amalan hamba-Ku yang lebih Aku cintai dari pada amalan yang Aku wajibkan kepada-nya « (HR Bukhari ) Selain itu Amar Ma’ruf Nahi mungkar manfaatnya bisa dirasakan orang banyak sedangkan tasbih dan tahmid manfaatnya hanya dirasakan dirinya sendiri.
3. Menyalurkan Syahwatnya pada tempat yang halal. – Para ulama menyebutkan bahwa hal-hal yang mubah bisa berubah menjadi sebuah ibadah dan ketaatan hanya dengan niat yang baik. Jika seseorang menyalurkan syahwatnya pada tempat yang halal dan berniat melaksanakanperintah Allah untuk menggauliistrinya dengan baik, atau mengharap anak yang sholeh, atau untuk menjaga dirinya dan istrinya dari perbuatan haram, maka terhitung ibadah yang mendapatkan pahala dari Allah swt. (An Nawi, Syareh Shohih Muslim, cet . Dar Al Hadist : 4/101- 102)
4. Beristighfar
5. Menyingkirkan batu atau duri atau hal-hal lain yang membahayakan orang lain dari jalan.
6. Membantu orang yang kesusahan.
7. Tidak mengerjakan maksiat atau kejahatan.
8. Membantu orang lain mengangkat barang ke atas kuda atau mobil.
9. Berbicara baik dan sopan.
10. Berjalan menuju masjid .( Sepuluh macam sedekah di atas tersebut di dalam Shohih Muslim Kitab : Zakat, Bab : Bahwa kata ‘ Sedekah “ mencakup seluruh perbuatan baik ( dari no : 1006- 1009 )


BAGAIMANA SIKAP PARA SAHABAT DAN ORANG-ORANG SHOLIH TERHADAP AYAT DI ATAS ???

Para sahabat dan orang-orang sholeh menafsirkan ayat di atas secara dhohir-nya ( apa adanya ) kemudian mengamalkannya.(Qurtubi, Al Jami’ li Akam Al Qur’an : 4/ 132 )

Berikut ini beberapa contoh dari sikap tersebut :

1/ Abu Tolhah.
Menurut Anas bin Malik radhiallahu anhum bahwa Abu Tolhah radhiallahu anhum adalah orang Anshor yang paling banyak memilki pohon kurma di Madinah. Harta yang paling ia sukai adalah perkebunan “ Bairuha’ “ (Al Jashos, Ahkam Al Qur’an : 2/ 301) yang letaknya di depan Masjid Nabawi. Nabi Muhammad saw sering masuk ke dalamnya sambil minum air yang terdapat di dalamnya.
Ketika ayat di atas turun, Abu Tolhah datang kepada Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam seraya berkata : “ Sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah perkebunan “ Bairuha’ “ ini , dan saya sedekahkan untuk Allah, saya mengharapkan kebaikannya di sisi Allah, maka silahkan wahai Rosulllah engkau letakkan pada tempat yang engkau pandang sesuai. Berkata Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam : “ Bakhin-bakhin ( Bagus-bagus ) … inilah harta yang membawa keuntungan, inilah harta yang membawa keuntungan, dan saya telah mendengarnya, sebaiknya engkau berikan kepada saudara-saudara kamu “
(NOTE : Kata: ( Bakhin-bakhin/ bakhi-bakhi / bakh-bakh ) biasanya diucapkan orang-orang Arab ketika memuji suatu perbuatan atau ketika kagum terhadap sesuatu. ( lihat An Nawi, Syareh Shohih Muslim, : 4/ 95)
Berkata Abu Tolhah : Akan saya laksanakan hal itu wahai Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam . Kemudian Abu Tolhah membagikan taman tersebut kepada para sanak saudanya. “ (Hadits riwayat Bukahri, Bab : Zakat terahap sanak saudara. ( no : 1461 ) dan Muslim , Bab Zakat ( no : 42 )

2/ Zaid bin Haritsah.
Pada suatu hari, Zaid bin Haritsah radhiallahu anhum datang kepada Rosulullah dengan kuda perangnya yang bernama “ sabal “ ( kuda ini adalah harta yang paling dicintai-nya ) .
Zaid berkata : Wahai Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam , sedekah-kanlah kuda ini . Tetapi secara tidak disangka Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam memberikan kuda tersebut kepada anak-nya ( Zaid ) sendiri yaitu Usmah bin Zaid. Melihat hal tersebut, Zaid bertanya : “ Wahai Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam, maksud saya, agar kuda tersebut disedekahkan . “ Bersabda Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam : “ Sedekah kamu telah diterima oleh Allah subhanahu wata’ala (Ibnu Arabi, Ahkam Al Qur’an : 1/ 368)

3/ Abdullah bin Umar
Berkata Abdullah bin Umar : “ Ketika saya teringat ayat ini, saya berpikir tentang harta yang paling saya cintai dan ternyata saya dapatkan bahwa tidak ada yang paling saya cintai dari seorang budak wanita Romawi, kemudian segera saya bebaskan demi mencari ridha Allah, seandainya aku ambil lagi sesuatu yang telah saya infakkan di jalan Allah,tentunya budak tersebut akan aku nikahi. “ ( Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al Adhim : 1/ 506)
Jadi, Sedekah yang paling utama adalah menginfakkan harta yang paling dicintainya di jalan Allah, sebagaimana yang dikerjakan oleh para sahabat di atas.
Berkata ‘Atho’ ( seorang ulama tabi’in ) : “ Kalian tidak akan mendapatkan kemulian Islam dan Taqwa sehingga kalian bersedekah dalam keadaan sehat , ingin hidup secara baik dan takut tertimpa kemiskinan “( Lihat Qurtubi, Al Jami’ li Akam Al Qur’an : 4/ 133) Perkataan Atho’ diatas menunjukkan bahwa fitrah manusia mencintai hal-hal yang membuatnya enak

Catatan : Ahmad Zain An Najah,MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar