25 April 2010

SHODAQOH

Pada diri manusia terdapat 360 persendian, maka ia harus bersedekah untuk tiap persendiannya. Para sahabat bertanya, ”Siapakah orang yang mampu berbuat demikian, ya Nabi Allah? Rasul menjawab, “Engkau timbun (bersihkan) ludah di dalam masjid, engkau singkirkan duri dari jalan. Dan apabila engkau tidak mendapatinya, lakukanlah shalat dhuha dua rakaat sebagai gantinya.” (HR. Abu Daud

Alkisah, ada seorang lelaki sedang berjalan menuju tempat kerjanya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang pengemis yang tampak sangat lapar. Pengemis itu menghentikannya seraya meminta uang beberapa ribu guna mengganjal laparnya. Keadaan pengemis yang tua renta dan lemah membuat lelaki itu tersentuh hatinya dan merasa iba mengetahui hal yang sangat dibutuhkan oleh pengemis tua itu. Lelaki itu memasukkan tangannya ke dalam saku, tapi ia tidak mendapati uang di dalamnya.lalu ia masukkan tangannya ke dalam saku yang lain, namun ia tidak mendapati uang sepeser pun. Merahlah wajahnya karena malu dan bingung.

Ia lupa uangnya tertinggal di rumah. Kemudian ia ulurkan tangannya, seraya tersenyum meminta maaf kepada pengemis tua karena ia lupa membawa uang yang hendak disedekahkan. Pengemis itu tersenyum dan menitikkan air mata, seraya berkata, “Ini juga sedekah, wahai tuanku.” Kemudian mereka berpisah pada jalan dan tujuannya masing-masing.

Sungguh tepat ucapan pengemis itu, karena sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Senyummu untuk saudaramu adalah sedekah.” Sebagaimana yang diucapkan oleh Rasul SAW yang mulia, bahwa sedekah tidak hanya dengan harta. Sedekah memiliki bermacam-macam cara dan bentuk.

Ketika Rasulullah SAW membacakan hadist ini kepada para sahabat dan mewasiatkan kepada mereka agar bersedekah untuk setiap persendian mereka yang berjumlah 360 itu, para sahabat yang mulia bertanya dengan heran, “Siapakah yang mampu berbuat demikian, wahai Nabi Allah?”

Mereka, termasuk juga orang-orang kaya diantara para sahabat, menyadari betapa berat beban yang mereka pikul. Mereka mengira bahwa perintah bersedekah hanya berhubungan dengan harta. Oleh karena itu, Nabi SAW menjelaskan kepada mereka makna sedekah yang lebih luas dan umum. Seperti membersihkan dahak yang berada di masjid, menyingkirkan duri dari jalan dan Beliau SAW juga menambahkan apabila mereka tidak mendapatinya, hendaknya diganti dengan melakukan shalat dhuha dua rakaat. Shalat dhuha sebagai ibadah sunnah dua rakaat ini, waktu dan tata caranya diajarkan oleh Rasulullah kepada pamannya, Abbas ra.

Mengapa dari setiap persendian tubuh, kita perintahkan untuk bersedekah? Kita melihat bahwa persendian, dalam penciptaan jasad manusia, adalah penyebab adanya gerakan. Dan gerakan adalah tanda adanya kehidupan. Gerakan adalah usaha, berjalan, berdiri, duduk dan sebagainya. Seandainya manusia diciptakan dalam satu bentuk tanpa adanya persendian yang membantunya bergerak, maka ia akan menjadi mahluk yang kaku atau tidak bergerak.

Nikmat kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia yang tak dapat disangkal merupakan karunia terbesar. Ini haruslah diyukuri dengan jalan bersedekah dari setiap persendian seperti yang telah dijelaskan. Dan kita sebagai hamba yang bersyukur, dalam batas-batas kemampuan kita, diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk bersedekah dari semua persendian. Semoga kita mampu selalu menjalani nasihat Beliau SAW, karena ia adalah sebaik-baik bekal. [disarikan dari Nashihah Nabawwiyah]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar