29 Maret 2013

Bangsa yg dikutuk menjadi Kera dan babi



Jangan pernah menipu diri sendiri. Merasa bahwa diri kita telah aman dari kemungkinan adzab yang ditimpakan Allah.

Lantaran kita tahu bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Atau lantaran kita merasa sebagai para kekasih Allah.

Kita harus tahu, bahwa Allah Al-Hakamul ‘Adl (Hakim Yang Bijaksana), Syadidul ‘Iqob (Keras Siksa-Nya) dan Sari’ul Hisab (Sangat Cepat Perhitungan-Nya).

Bisa jadi, suatu bangsa yang semula dimuliakan oleh Allah, akan dihukum karena perbuatan durhaka mereka, semoga Allah melindungi kita dari siksa itu.

Bani Israil adalah keturunan Nabi Ya’qub as. Mereka adalah bangsa yang dimuliakan melebihi banyak bangsa lain dengan diturunkannya kitab kepada mereka dan diutusnya para nabi dari kalangan mereka.

Namun, ternyata kemuliaan itu menjadikan sebagian dari mereka lupa bersyukur.

Maka, mereka dikutuk melalui ucapan para Nabi mereka, yaitu Dawud as. dan Isa as..

“Orang-orang kafir dari kalangan Bani Israil telah dikutuk melalui ucapan Dawud dan Isa putra Maryam.

Yang demikian itu karena mereka bermaksiat dan selalu melampaui batas (78) Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat (79).” (QS.Al-Maidah [5] : 78-79)

Mengapa mereka dikutuk ? Ayat di atas menjelaskan beberapa faktor, yaitu :

bermaksiat, melampaui batas, dan enggan mencegah kemungkaran.

Beberapa riwayat di bawah ini memberikan penjelasan lebih lanjut.

Mari kita baca dan renungkan sebagai bahan pelajaran.

Agar jangan sampai kita mengulang apa yang mereka lakukan, sehingga Allah menimpakan kepada kita seperti apa yang telah ditimpakan kepada mereka, na’udzu billah min dzalik!

dikemukakan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsirul Al-Quranil ‘Azhim, bahwa Rasulullah saw. bersabda :

" Ketika Bani Israil terjerumus dalam berbagai kemaksiatan, para ulama mereka melarang mereka melakukan kemaksiatan itu, tetapi mereka tidak menghiraukan larangan tersebut.

Tak lama kemudian, para ulama itu menemani para pelaku maksiat itu di majlis-majlis mereka dan pasar-pasar mereka.

Mereka makan dan minum bersama. Maka, Allah menjadikan permusuhan di antara mereka dan mengutuk mereka melalui ucapan Dawud dan Isa putra Maryam.

Yang demikian itu disebabkan mereka telah bermaksiat dan melampaui batas.”

Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda

: “Sebab kemunduran yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah bahwa ketika seseorang dari mereka menjumpai orang lain sedang melakukan kemaksiatan, ia mengatakan :

‘Takutlah kepada Allah ! Tinggalkanlah perbuatanmu, karena itu tidak halal bagimu!’
Namun, keesokan harinya, ia berjumpa lagi dengannya, maka hal itu tidak menjadi penghalang baginya untuk menjadi teman makan, minum dan duduknya.

Ketika tindakan seperti itu banyak dilakukan oleh mereka, maka Allah menjadikan permusuhan di antara mereka.”

Kemudian beliau membaca ayat :

“Orang-orang kafir dari kalangan Bani Israil telah dikutuk melalui ucapan Dawud dan Isa putra Maryam” dst. hingga firman-Nya : “orang-orang yang fasik”. (QS. Al-Ma’idah 78-81)

Beberapa ulama menjelaskan bhw yang dikutuk melalui ucapan Nabi Dawud as. adalah Ashabus Sabt yaitu para pelaku pelanggaran pada Hari Sabat.

Manakala penduduk Ailah melakukan pelanggaran pada Hari Sabat, Nabi Dawud as. berdoa :

“Ya Allah, kenakanlah kutukan yang melekat erat pada diri mereka seperti melekatnya selendang atau sabuk di pinggang.” Maka Allah mengubah diri mereka menjadi kera.

Adapun orang-orang yang dikutuk melalui ucapan Isa putra Maryam as. adalah Ashabul Maidah, yaitu mereka yang memohon diturunkannya hidangan dari langit.

Setelah hidangan diturunkan oleh Allah dari langit dan mereka memakan hidangan tersebut, sesuai dengan permohonan mereka, namun mereka tetap bersikukuh dengan kekafirannya.

Maka, Nabi Isa as. berdoa : “Ya Allah, turunkanlah adzab kepada siapa pun yang tetap kafir sesudah memakan hidangan, yang tidak pernah Engkau timpakan kepada seorang pun dari seluruh alam. Kutuklah mereka seperti Engkau pernah mengutuk Ashabus Sabt !” Maka, pagi harinya diri mereka berubah menjadi babi.

Betapa mengerikannya akibat yang harus ditanggung oleh sebuah masyarakat apabila mereka membiarkan kemaksiatan dan kemunkaran dilakukan secara terang-terangan di tengah-tengah mereka, kemudian para ulama dan orang-orang yang mampu melakukan pencegahan tidak melakukan pencegahan.

Itulah yang menyebabkan Bani Israil dikutuk menjadi kera, melalui doa Nabi Daud as. dan menjadi babi melalui doa yang diucapkan oleh Isa putra Maryam.

Mungkinkah hal semacam itu berlaku pula bagi masyarakat lain?

Tentu saja. Sunnatullah tidak berubah. Jika Allah menghukum Bani Israil karena suatu perbuatan, maka hukuman yang serupa bisa ditimpakan kepada bangsa-bangsa lain yang berbuat serupa dengan perbuatan mereka, yaitu bermaksiat, melampaui batas, dan tidak mau mencegah kemungkaran.

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda : “Sungguh, Allah tidak akan mengadzab masyarakat secara umum akibat perbuatan yang dilakukan sebagian khusus dari mereka sehingga mereka melihat kemungkaran dilakukan di tengah-tengah mereka sedangkan mereka mampu mencegahnya, tetapi mereka tidak mau mencegahnya.

Jika mereka telah berbuat demikian, maka Allah pasti menurunkan adzab yang menimpa seluruh masyarakat, baik yang melakukannya maupun yang tidak melakukannya.”

Jika Allah menghukum sebuah bangsa yang pernah dimuliakan-Nya lantaran meninggalkan kewajiban mencegah kemungkaran, akankah kita merasa aman ketika meninggalkan kewajiban yang sama?

Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah kisah yg lalu
Aamiin...

Barokallah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar