06 Agustus 2012

☀̤̣̈̇ː̖́.⌣»̶·♥♥ Lidahmu Menyakiti......Pas Kena Hati..☀̤̣̈̇ː̖́.⌣»̶·♥♥


Ketajaman lidah mengalahkan ketajaman PEDANG yang mampu MENEBAS leher siapa pun, maka dimensi daya hancurnya kepada kehidupan sangat luas.

Rasulullah Shollallahu a'aihi wasallam bersabda:

"Tidak ada satupun jasad manusia, kecuali pasti kelak akan mengadukan lidah kepada Allah atas ketajamannya"
.(HR, Ibnu Abi Dunya).

Bahkan dosa bisa membiak dari lisan.

"Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya" (HR. Al- Thabrani, Ibnu Abi Dunya, dan Al Baihaqi).

Yuk kita menjaga Lidah....org yg lidahnya selalu dijaga, maka secara otomatis akan menuliskan sesuatu yg santun.....

Berdakwahlah bil Hikmah, tidak mencela atau menebas Leher sesama melalui kata2 yg terungkap ataupun tertulis......


Daripada berkata kata kasar dan menuliskan kata kasar, mendingan diam ajalah......."Simpanlah lidahmu kecuali untuk kebaikan, karena dengan demikian kamu dapat mengalahkan syaitan " (HR, al-Thabarani dan Ibnu Hibban).....

Betapa banyak orang yg tersakiti dan di dzalimi lewat kata kata lidah maupun tulisan ..betapa banyak orang yg mengadukan hal ini kpd Allah Ta'ala, dan kulit pd Jasad kitapun menjadi saksi atas perbuatan sang lidah .....

”Tiada satu pun dari jasad manusia melainkan akan mengadukan lidah kepada Allah Swt atas ketajamannya.” (HR, Abu Dunia).

Memang sih ,ktivitas lisan bisa berefek ganda dan luar biasa pengaruhnya terhadap tata hubungan manusia....

Bagi siapa yang menjaganya dengan baik dan mempergunakannya sebagaimana diharapkan syari'at.

Sebaliknya, lisan juga dapat meluncurkan sejumlah kejelekan yang membahayakan dirinya dan orang lain bagi siapa yang menggunakannya secara sembarangan.

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kata yang ia tidak memerhatikannya, tidak memikirkan kejelekannya dan tidak khawatir akan akibat/dampaknya, ternyata karenanya ia dilemparkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa yang ada di antara masyriq/timur.” (HR, Bukhari)

Bahaya lisan yang tidak dikendalikan oleh norma dan tuntunan syari'at bisa menyeret seseorang ke jurang kebinasaan.

Untuk itu Rasulullah Shollallahu a'laihi wasallam menasehati agar menjaga lidah dengan baik.

Ia menganjurkan untuk bisa diam ketika tidak bisa bicara baik.

"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat maka berkatalah yang baik, atau (jika tidak), diamlah ". (HR. Bukhari dan Muslim).

"Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya" (HR. Al- Thabrani, Ibnu Abi Dunya, dan Al Baihaqi).

Imam Ghazali dalam Ihya' Ulumiddin mengatakan, "Ketahuilah bahwa lidah bahayanya sangat besar, sedikit orang yang selamat darinya, kecuali dengan banyak diam ".

Luqman al-Hakim berkata: "Diam itu adalah kebijakan, namun sedikit sekali orang yang melakukannya".

Rasulullah Shollallahu a'laihi wasallam bersabda,

"Simpanlah lidahmu kecuali untuk kebaikan, karena dengan demikian kamu dapat mengalahkan syaitan " (HR, al-Thabarani dan Ibnu Hibban).

Ketika lisan mengalami kerusakan, maka akibat pastinya adalah meluncurnya produk lisan yang membahayakan orisinalitas kwalitas jiwa manusia

Ingatlah, Ketika Ruh kita hemdak dimasukkan ke dlm Jasad, ditanya oleh Allah Ta'ala.....apakah "aku ini Robb kalian ? dan Ruh itu menjawab " benar", dan bersaksilah Ruh kita pdNYA.....

Nah < persaksian ini akan menjadi Rusak dan ketika di tanya di dalam kubur " Siapakah Tuhanmu ? " Jiwa tdk bisa menjawab karena Jiwa terkontaminasi, tercemar oleh produk lisan yg selalu berkata tidak sesuai syariat (selama di Dunia)


Akibatnya jiwa pun menangis karenanya. Sebab jiwa pada dasarnya/secara orisinil senantiasa cenderung mencari ketenangan, rasa nyaman dan kepuasan.

Jika interaksi/hubungan jiwa dg lisan buruk ,dan terjadi secara terus menerus, maka orisinalitas kwalitas jiwa akan terkikis sedikit demi sedikit, dan menurunkan kwalitas orisinal jiwa...

Selain lisan, hati adalah komponen penting lain, yang posisinya sangat menentukan perjalanan hidup manusia.

Lathifah rabbaniyyah, yang amat halus dan lembut; yang tidak kesatmata, tak berupa, dan tak dapat diraba; yang bersifat Rabbani dan ruhani ini, pada hakikatnya merupakan inti manusia.

Dalam bahasa Arab, makna literal qalb adalah ”berbalik” atau ”berputar balik”. Allah-lah yang membulak-balikkan hati manusia. Dalam sebuah doa dikatakan ”ya muqallibal qulub, tsabbit qalbi ’ala dinik.”

Imam al Ghazali mengatakan,

”Wahai teman! Hatimu adalah cermin yang mengkilap. Kau harus membersihkan debu yang mengotorinya, karena hati ditakdirkan untuk memantulkan rahasia-rahasia Ilahi "

Oleh Allah Ta'ala, hati diberi kemampuan untuk menyerap, menghayati, memahami, dan mengenal segala sesuatu yang diinderai dan dipercayainya demi kemajuan eksistensinya. Hati adalah medium kemajuan spiritualitas manusia.

Kemajuan kemanusiaan tidak hanya ada pada otak semata, melainkan ada kekuatan lain yang lebih dahsyat dari kekuatan otak, akal, dan pikiran, yaitu kekuatan hati. Sebab, kekuatan ini bukan hanya mengantarkan manusia meraih sukses namun juga mampu mengantarkan pada kemuliaan hidup dan kemajuan psiritualnya yang menentukan kualitas dirinya. Dalam kajian sufi, hati dilukiskan sebagai raja yang mengatur dan memerintahkan otak, pikiran dan panca indra manusia.


Allah Ta'ala mengajarkan kepada manusia agar selalu mendengarkan suara hati nuraninya dan karena itu kewajiban kita adalah untuk memelihara kejernihan sang Hati / Qalb.

Sebab dengan kejernihan hati, diharapkan sifat-sifat mulia Allaah Ta'ala yang tertanam di dalamnya dapat memancar ke prilaku lahiriah...


Kesimpulan :

Lisan merupakan penentu baik buruk hati seseorang. Lisan sebuah hal yang sangat berharga yang menentukan dimana kita nanti berada SURGA?? atau NERAKA??.

Karena sebuah lisan adalah yang menjadikan seseorang merasakan sedih ataupun senang.

Seorang yang senang menjaga lisannya akan dijamin selamat di DUNIA serta di Yaumil Hisab karena orang yang selalu menjaga lisan adalah orang yang dicintai dan disayangi ALLAH SWT. Seperti ayat dan hadist dibawah ini:

"Yauma laa yanfa’u maalun walaa banuun, illaa man atallaaha bi qalbin saliim” (QS Asy Syu’ara [26] : 88-89

“Barang siapa yang memelihara apa yang ada di antara janggutnya (yakni lisannya) dan apa yang ada di antara kedua pahanya (yakni farjinya) karena aku, “ sabda Rosulullah, “niscaya akan kujamin dia masuk surga” (HR Bukhari)

Sesungguhnyalah, “Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan farji”
(HR Tirmidzi).

Demikian Kurang lebihnya ttg Lisan, Bila ada kata yg salah mohon dimaafkan , yg benar dari Allah Ta'ala saja dan yg Salah dari Ana sbg manusia yg Lemah.................

Subhanalla wabi hamdihi Subhanakallahumma wabihamdika ....Astgtaghfiruka wa a'tubu Illaiih.....

~~Wallahu A'lam Bish Showwab ~~

Smoga Bermanfaat, Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar