28 April 2010

!!!!!!!! S E T A N !!!!!!!!!!

Kali ini saya akan menulis artikel tentang SETAN.
Wah, sereeem,
Jika sudah menyinggunug masalah “setan”, konotasinya pasti kea rah klenik, dukun, dunia lain, genderewo, kuntilanak, tuyul , dll.
Maka disini saya akan menuliskan makna dari arti kata “setan”


Menurut ‘Abbas Mahmud al – ‘Aqqaad dalam bukunya yang berjudul “ Iblis”, kata “setan” atau “syaithaan” (dlm bhs Arab) terambil dari bahasa Ibrani yang berarti lawan atau musush. Kata “setan” telah dikenal oleh bangsa Yahudi jauh sebelum adanya Agama Nasrani dan Islam.. Akan tetapi “Abbas menulis bahwa hal ini tidak dapat dibuktikan karena orang Yahudi baru mengenal kata “setan” dan menggunakan kata “setan” untuk tingkah laku manusia yang “jahat “ setelah Yahudi berhijrah ke Babel.
(note : Babel (pada masa lalu), adalah kota yang paling besar dan terkenal di timur. Bekas reruntuhannya dapat ditemukan di sekitar sungai Eufrat arah timur Baghdad, Irak. Zaman keemasan Babel adalah sekitar 1000 tahun semelum Masehi---Babel menurut Al Qur’an adalah kota Babylonia)…

Sedangkan para pakar Mesir kenamaan mengatakan bahwa kata “setan” / syaithan berasal dari bahasa Arab asli yang sangat tua. Ini dibuktikan dengan adanya sekian kata kata Arab Asli yang dapat di bentuk dengan bentuk kata “syaithan”, misalnya :
“syathatha----syaatha---syawatha---syathana---yang semuanya mengandung makna
JAUH, SESAT, BERKOBAR, dan TERBAKAR serta EKSTREM…..
(note : dalam pandangan pakar bahasa Arab, jika ada satu kata bahasa Arab yang dapat di gunakan untuk berbagai macam bentuk kata, maka satu kata tersebut pasti berasal dari bahasa Arab yang Asli….kata “kursi,zamharir, qirthas yang juga di gunakan oleh al Qur’an, bukanlah berasal dari Bahasa Arab karena kata kata tersebut tidak di temukan kata kerjanya serta tidak dapat di bentuk dengan berbagai bentuk kata)

Dalam kamus Al-Misbah al –munir karya Ahmad Ibn Muhammad A’li al Fayyuumi (w.1368) dijelaskan bahwa kata “syaithan” boleh jadi terambil dari akar kata “syathana” yang mempunyai arti “jauh”…..karena sudah menjadi sifat setan , yaitu : “menjauh” dari kebenaran dan jauh dari Rahmat Allah. Bisa juga kata “syaithan” terambil dari kata “syatha” yang mempunyai arti melakukan “ kebatilan “ atau “ terbakar”.

Dari segi makna., seorang pakar bahasa “al Jauhari” (w.1005) menjelaskan bahwa semua yang membangkang, baik jin, manusia , maupun binatang, ini dinamakan “ syaithan”

DR Quraish shihab dalam buku “Yang Tersembunyi”, h 128, mengatakan bahwa dari sekian banyak ayat al Qur’an dan Hadis, ternyata kata “setan” tidak saja terbatas
pada Jin dan Manusia saja, akan tetapi kata “setan” lebih mengarah kepad perilaku / tingkah laku yang buruk / tidak menyenangkan / sesuatu yang buruk / tercela. Bukankah “setan” adalah lambing keburukan dan kejahatan ? al qur’an menamai ular dengan “setan” sebagaimana Firman Allah di QS ash Shaaffat (37) ayat 65 :
“ thol ‘uhaa ka annahu mur uususy syayaathiyyn”….
menurut ath Thabari (w.933), bahwa ayat diatas menggambarkan perumpamaan yang disebutkan untuk sesuatu yang buruk, seperti setan. Atau (mayangnya) di perumpamakan dengan nama ular ( untuk menggambarkan sesuatu yg buruk (sifat dan jenisnya), dikenal oleh masyarakat Arab dengan nama : “ syaithan”).
Nah, jenis ular ini berbau busuk dan berwajah buruk. Disini memakai kata “ setan” dalam ayat ini , yang di maksud adalah tumbuhan yang bernama : “ru’uus asy syayaathiin”.

Intinya, penggunaan kata “setan”, di gunakan untuk menggambarkan tingkah laku yang sangat buruk, batil, jauh (dari rahmat Allah), juga digunakan untuk benda yang buruk / jelek / busuk.

Kata “setan” dapat pula digunakan untuk menggambarkan “wabah” atau “sakit”.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam di perintahkan Allah Subhanahu wata’ala untuk merenungkan ucapan Nabi Ayub ‘alaihissalam di QS Shad (38) : 41
“ dan Ingatlah akan hamba Kami Ayub ketia dia menyeru TuhanNya :
“Anniy masy syaniyasy syaithaanu binushbiw wa a’dzaabin ” (sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana).
Gangguan “setan” berupa penyakit ditemukan juga dalam Hadis Nabi Shallallahu a’laihi wasalam : “ thoo uu’na wakhzu a’ daaikum minal jinni “ “ wabah penyakit merupakan tusukan saudara saudara kamu / musush musuh kamu dari jenis jin (setan)
(Hr. Ahmad dan Ibn a’bi Addunya melalui Abuu Muusa)

Ternyata pengertian kata “setan” bukanlah hanya ditujukan bagi tingkah laku jahat dari Jin dan Manusia, akan tetapi maknanya menjadi lebih luas lagi seperti virus, kuman penyakit, wabah, dll.

Jika pengertian kata “setan” menjadi luas, maka kita bisa menarik perbedaan antara “Jin “ dan “setan”

Jin adalah mahluk halus yang diciptakan Allah dari “api”. Jin diperintahkan untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan Jin yang membangkang dan mengajak kepada kedurhakaan adalah termasuk kedalam kelompok yang dinamakan “setan”. Disisi lain, Manusia yang durhaka , tidak taat kepada Allah dan RasulNya, ini juga dimasukkan ke dalam kelompok “setan”. Jadi, “setan” tidaklah berupa jenis jin saja, akan tetapi dapat pula berjenis manusia.
Ketahuilah ,bahwa “ setan” merupakan kata “sifat”, sifat nya mengarah kepada kekafiran, keburukan, jelek, kedurhakaan , selalu mengajak kearah kekufuran dan dosa.
Maka “setan’ bisa masuk ke Manusia dan Jinn, baca al an’am (6) : 112.
“Demi kianlah Kami jadikan tiap tiap Nabi itu musuh, yaitu setan setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) Jinn , sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan perkataan yang indah indah untuk menipu”.

Selanjutnya, apapun dan siapapun selain Jin dan Manusia, yang mana dapat mengakibatkan keburukan atau sesuatu yang tidak menyenangkan, ini juga dinamai “setan”. Maka tidak semua Jin adalah “setan”, juga tidak semua Manusia adalah “setan’
Ada Jinn yang Taat beribadah kepada Allah , ada pula mahluk yang mempunyai sifat “setan” , ia berubah menjadi taat taat dan bertaubat………………………

Al Qur’an menunjuk kata “setan” dengan “ath Thaaghuut”, kata ini terambil dari kata kerja ‘thagha” yaitu untuk menggambarkan keadaan meluapnya air hingga mencapai batas kritis dan membahayakan. Makna ini kemudian berkembang lagi untuk mengungkapkan segala sesuatu sikap yang melampaui batas baik terhadap Allah maupun terhadap manusia.
Maka kekufuran, kedurhakaan, pembangkangan, serta kesewenang wenangan, ini semua di rangkum dalam 1 kata yaitu “Thughyaan”. Setan dinamai “Thaaghuut” karena sifat setan sudah mencapai puncak kekufuran dan pembangkangan terhadap Allah subhanahu wata’ala.

Di dalam al Qur’an Allah berfirman :
“ Allah pelindung orang orang yang beriman,
Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman),
Dan orang orang yang kafir, pelindung pelindungnya ialah “setan” yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran).
Mereka itu adalah penghuni neraka,
Mereka kekal di dalamnya
(QS al Baqarah (2) : 257)

Wallahu a’lam

Refrensi
Buku “ Yang Tersembunyi “ by DR Quraish Shihab, hal 123

Tidak ada komentar:

Posting Komentar