13 April 2010

Benarkah Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan ? (2)

Sebagaimana yang telah di kemukakan pada bag 1, bahwa Fitnah adalah cobaan, baik berupa keburukan maupun kebaikan. Dan pengertian kata “fitnah’ , bukanlah ditujukan untuk orang yang menjelek jelekkan seseorang atau membicarakan kejelekan seseorang.  Untuk katagori membicarakan kejelekan orang lain atau menuduh orang lain berbuat  kejelekan, ini masuk dalam katagori  “Ghibah”, baca QS al Hujurat (49) : 12


 “ Wahai orang orang yang beriman  !, jauhilah kebanyakan dari prasangka , sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari cari kesalahan orang lain.dan janganlah ada diantara kamu menggunjing (ghibah) sebahagian yang lain.  Sukakah kamu  memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik.
Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha penerima Taubat, Maha Penyayang “.

Dalam rangka penjelasan  masalah ghibah (menggunjing), Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam pernah bertanya kepada sahabat sahabat Bliau, “ Tahukah kalian apakah “ghibah” itu ?
Mereka menjawab : “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui”,
Kemudian Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam menjelaskan : “ Ghibah adalah membicarakan apa yang tidak disenangi orang lain di belakangnya “ maka sahabat bertanya : “ seandainya yang dibicarakan itu benar, apakah apakah itu juga
 dinamai “Ghibah “ ?, maka Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam menjawab : “ itulah ghibah”,  apabila yang dibicarakan tidak benar, maka ini dinamakan “Buhtaan”
(HR Muslim, Abu Dawud,Tirmidzi)

Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
“dan barang siapa berbuat kesalahan atau dosa , kemudian dituduhkan kepada orang yang tidak bersalah , maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan (“buhtaan”) dan dosa yang nyata “ (QS an Nisa’ (4) : 112)

Di ayat yang lain, Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
“dan orang orang yang menyakiti orang orang mukmin laki laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh mereka telah memikul kebohongan (buhtaan) dan dosa yang nyata .” (Qs al ahzab ( 33) : 58)

“Buhtan”  terambil dari kata “bahata” yang artinya “mengherankan”. Maksudnya dalam  membicarakan orang lain, orang yang mendengar jadi terheran heran dan bingung. Apalagi jika yang berbicara adalah orang yang terhormat atau menyandang gelar Ilmuwan .  

Seandainya yang dibicarakan itu benar, ini sudah
 dinamai “Ghibah” (contoh : membicarakan keburukan yg sebenarnya), hal ini tidak dibolehkan oleh Agama. Allah Subhanahu wata’ala memberikan gambaran yang mengerikan di dalam al qur’an bagi pelaku ghibah. Perhatikan bunyi surat al Hujurat yang telah ditulis di atas, ….”Sukakah kamu memakan daging saudaranya  yang sudah mati ? “… perhatikan lagi, kenapa Allah menawarkan dgn kalimat “Sukakah ? atau dgn kata lain “maukah ?”,  pertanyaan yg diajukan ini menyangkut sesuatu yang pasti teramat tidak disukai, bahkan tidak tega dilakukan oleh manusia manapun juga untuk memakan daging saudaranya yang sudah mati.

Beginilah seorang yang suka menggunjing, diibaratkan memakan daging saudaranya yg sudah mati.  Artinya perbuatan “ghibah” adalah keji.

Di dalam Sunan Tirmidzi terdapat riwayat yang menceritakan hadits dari jalan Ibnu ‘Umar, beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik mimbar dan menyeru dengan suara yang lantang: “Wahai segenap manusia yang masih beriman dengan lisannya namun iman itu belum meresap ke dalam hatinya janganlah kalian menyakiti kaum muslimin. Dan janganlah melecehkan mereka. Dan janganlah mencari-cari kesalahan-kesalahan mereka. Karena sesungguhnya barang siapa yang sengaja mencari-cari kejelekan saudaranya sesama muslim maka Allah akan mengorek-ngorek kesalahan-kesalahannya. Dan barang siapa yang dikorek-korek kesalahannya oleh Allah maka pasti dihinakan, meskipun dia berada di dalam bilik rumahnya.” (Hadits ini tercantum dalam Shahihul Musnad, 1/508

Di dalam Sunan Abu Dawud juga terdapat riwayat dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ketika aku dimi’rajkan aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga. Dengan kuku-kuku itu mereka mencakar-cakar wajah dan dada-dada mereka sendiri. Maka aku berkata: ‘Siapakah mereka itu wahai Jibril?’ Jibril menjawab, ‘Mereka itu adalah orang-orang yang berani memakan daging-daging manusia serta menjatuhkan kehormatan dan harga diri orang lain’.” (Hadits ini Shahih) (Nashihati lin Nisaa’, hal. 26-27)

Kesimpulan :
Ghibah adalah membicarakan keburukan orang lain walau benar. Sedangkan Butaan adalah membicarakan keburukan orang lain namun mengada ada, artinya dusta/bohong.
Sedangkan Fitnah adalah cobaan dari Allah berupa kebaikan  ataupun keburukan.

Demikianlah kesimpulan diskusi kelompok 2 pada Mata Kuliah  Agama Islam, yang di wakili oleh seorang mahasiswi dan di sambut dengan tepuk tangan meriah di kelas…., dan sang dosenpun memberikan nilai A untuk kelompok 2 . Selamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar