Dikutip dari “Positive Parenting” Mohhamad Fauzil Adhim
Di Masjid Khaif, Rasulullah SAW, berdiri ketika itu. Tempatnya di
Mina, Rasulullah SAW, memandang ribuan jamaah yang hadir untuk berhaji.
Kemudian, lisannya yang tidak pernah berdusta itu menyebutkan pujian
kepada Allah. Lalu beliau berkhutbah,
“Wahai manusia”, kata Rasulullah SAW berseru,”dengarkan penjelasanku
baik-baik, karena aku tidak tahu apakah aku masih berjumpa lagi dengan
kalian di tempat ini pada tahun yang akan datang”
Bergetar suara Rasulullah SAW, ketika berucap. Ada isyarat
perpisahan yang membuat para shabat tak kuasa menahan air matanya.
Mereka menangis. Mereka tak sanggup menahan kesedihan. Rasanya, tak
lama lagi sahabat terbaik dan Nabi yang penuh kemuliaan itu akan pergi
menghadap Allah ‘Azza wa Jalla. Karena itu, siapa pun yang peka hatinya
akan terisak disertai air mata.
Kemudian Rasulullah berkata, “Apakah aku sudah menyampaikan risalah Tuhanku kepada kalian?”
Para sahabat menjawab dengan suara serentak, dengan gemuruh yang
sama, dan dengan jawaban yang sama, “Benar. engkau sudah menyampaikan
risalah kepada kami.”
“Allahumma isyhad. Ya Allah, saksikanlah!” Sebagian sahabat sudah
tidak sanggup lagi menahan tangisan mereka. Mereka mengetahui bahwa
tugas Nabi sudah berakhir.
“Wahai manusia”, begitu kata Nabi selanjutnya, ” Hendaknya yang
hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. Tahukah kalian hari apakah
sekarang ini?”
“Hari yang suci”
“Negeri apakah ini?”
“Negeri yang suci”
“Bulan apakah ini?”
“Bulan yang suci”
“Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, kehormatan kalian, sama
sucinya dengan hari ini, negeri ini, pada bulan ini. Sesungguhnya kaum
Mukmin itu bersaudara. Tidak boleh ditumpahkan darahnya. Tuhan kalian
satu. Bapak kalian semuanya Adam dan Adam dari Tanah. Sesungguhnya yang
paling mulia disisi Allah ialah yang paling takwa. Tidak ada kelebihan
orang Arab di atas orang asing kecuali takwanya. Apakah aku sudah
menyampaikan kepada kalian?”
Suara sahabat bergemuruh. Mereka menjawab, “Benar”. Begitulah setiap
kali Nabi menyampaikan satu bagian nasihatnya, beliau mengakhirinya
dengan “apakah aku sudah menyampaikan kepada kalian?” dan para sahabat
menjawab serentak dengan “Benar”.
Setiap beliau memulai bagian nasihatnya, beliau berkata, “Simaklah
pembicaraanku, kalian akan memperoleh mafaat sesudah aku tiada.
Pahamilah baik-baik supaya kalian memperoleh kemenangan.”
Jika pesan-pesan Rasullullah SAW kita ajarkan dirumah-rumah, di
kelompok-kelompok bermain, taman kanak-kanak, sekolah dasar hingga
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, niscaya anak-anak kita akan
memiliki jiwa yang besar. Mereka akan mmemiliki rasa percaya diri yang
tinggi, konsep diri yang baik, pikiran yang terbuka, dada yang lapang
dan harga diri yang kukuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar