14 November 2017

U l a m a

  🌻﷽ ⚘ ﷽ 🌻 ﷽ ⚘

♡ اللهم صل وسلم وبارك على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين ♡

Jika dikembali kepada asal dan usulnya atau usul dan asalnya, maka sesuatu akan didapatkan pengertian.

Jika masih terjebak terhadap berbagai pendapat orang, apakah itu para ahli atau yang lainnya, maka kesulitan ditemukan pengertian atas sesuatu tersebut.

Sedangkan ketika disebutkan "para ahli" saja, itu artinya banyak pendapat dari ahli yang sudah barang tentu masing-masing ahli itu berbeda pendapatnya.

Jika masing-masing berbeda pendapat, bagaimana bisa ditemukan pengertian yang paling tepat??? Kecuali membandingkan antara satu pendapat dengan pendapat yang lainnya, sehingga bukan pengertian yang diperoleh, akan tetapi mungkin pendapat kita sendiri atas dasar perbandingan dari berbagai perbedaan pendapat dari para pendapat manusia.

Maka, hendaknya ada upaya untuk bersedia dan mau kembali dan mengembalikan segala sesuatu itu ke dalam asal dan usulnya atau usul dan asalnya.

Ulama' itu bukan manusia, ia adalah pewaris para Nabi penyambai berita penting dari Allah swt.

العلماء وثرة الأنبياء

Ketika seseorang dengan imannya yang tidak tidur alias ber-rooha-yaruuhu, maka iman tersebut akan menegakkan empat sifatnya yakni shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah.
Berbeda dengan ketika iman itu tidur, sehingga ia tidak menegakkan empat sifatnya iman, maka ia tidak shiddiq, tidak amanah, tidak tabligh dan tidak fathonah.

Bagaimana supaya iman kepercayaan Tuhan tersebut tidak tidur..?

Lakukan dan tegakkan shalat. Maka shalat itu lebih baik dari pada tidur.

الصلاة خير من النوم

Jika shalat, maka iman tidak tidur. Oleh karena itulah iman bisa sambung dengan Allah Akbar, masuklah ke dalam benteng Allah dan barang siapa memasuki bentengnya Allah, aman dar siksa-Nya.

الا إله إلا الله حصني فمن دخل حصني أمن من عذابي

Kembali ke kata "ulama', bahwa secara asal dan usul ia bukan manusia,ulama adalah pewaris para Nabi.

Siapa dan apa yang bisa mewarisi para Nabi???
Tiada lain adalah iman yang bersifat empat, yakni shiddiq, amanah, tablih dan fathonah.

Saat iman bersifat empat  itulah ia sedang mendapatkan warisan, sehingga ia mukmin lalu mampu menyampaikan berita kenabian tanpa harus belajar dari manusia siapapun.

Jika masih harus belajar, atau apalagi masih mengutip dan menyampaikan berbagai pendapat para ahli, maka bukanlah ulama' pewaris para Nabi; Mungkin bisa disebut ulama saja atau majlis ulama atau duduk di majlis yang membahas ilmu dst. Akan tetapi, ia bukanlah ulama' yang dimaksudkan oleh Sabda Nabi Muhammad saw tersebut.

Tentu masing-masing orang dalam hal ini, sesuai kadar taufiq dan hidayahnya Allah swt.

Manusia dalam artian fisik, selamanya tidaklah mampu menjadi pewaris para Nabi. Bagaimana manusia yang "lakanudun" atau bersifat penentang dan keterlaluan menjadi pewaris para Nabi?

Manusia itu sering keluh kesah, manusia itu suka lupa diri ketika dalam posisi yang mapan dan mengeluh ketika dalam posisi yang kurang mapan, bahkan manusia thogho atau TER LAAA LUUU..

Kemudian, kalau seseorang itu mendapatkan warisan berupa sawah ladang atau harta yang lainnya, apakah di dalam mendapatkannya ia musti melakukan transaksi jual beli dan bekerja atau yang lainnya???

Apa si penerima harta warisan itu, harus bekerja keras untuk mendapatkannya???

Tentu tidak..

Warisan itu terwariskan dari pemilik harta yang diwariskan..

Pewaris para Nabi itu tinggal mendapatkan dan tidak perlu bekerka keras untuk mendapatkannya alias ia tinggal menunggu pasrah taufiq hidayah-Nya, berapa pun didapatkan tinggal menerimanya dan menyampaikan atau me-NABA'-kannya.

Lalu persoalan tingkatan Hadits yang dirumuskan oleh para ahli atau peneliti hadits.

Bagaimana kalau hadits itu diyakini sebagai sabda Rasulullah saw, lalu ada yang derajatnya shohih, ada yang hasan dan bahkan ada dhoif serta palsu..?
Berarti apakah Rasul yang mulia dan suci itu:

Pernah bersabda shohih..?
Pernah bersabda hasan..?
Pernah bersabda lemah atau dhoif..?

Dan bahkan pernah bersabda palsu..?

Yaa Robb....kok iso, jika mereka yang merumuskan atau membuat rumusan tentang hadits disebut ulama???

Ulama, apa peneliti tentang ucapan seseorang yang dinisbatkan terhadap rasulullah???
Ini adalah persoalan yang hendaknya dijelaskan sehingga didapatkan penjelasan yang jelas.

Jadi, ulama itu bukan manusia..

Ulama itu pewaris para Nabi..

Makanya yang punya khosy-yah takut terhadap Allah, hanya Ulama' yang ia dipercaya oleh Tuhan, yang tiada lain adalah iman itu sendiri yang ada di dalam dada manusia, bukan manusia..

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ

إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Fathir : 28.

Materi
Kajian sirrul Asrar
Setiap sore jl Wilis 11
Kantor MUI
Oleh Yai Dr. Imam Muslimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar