dari note : Abu Nawas
cerita beliau yg lain saat menceritakan mimpi beliau yg lain :
saudaraku tercinta, boleh saya ceritakan mimpi saya sekitar 2 tahun yg lalu, saya melihat Rasul saw didalam kemah besar dan mewah, dan dihadapannya seperti ada bangunan bangunan yg sedang dibangun, hamba berpakaian lusuh dan kotor, kebetulan Rasul saw melihat hamba dan memanggil hamba, dg lembut dan tidak tega beliau saw berkata : wahai munzir, kau sudah kelelahan sekali bekerja dalam pembangunan ini, sudah, masuklah beristirahat di kemahku, lalu saya dibawa ke kemah beliau saw, saya berdiri dipintu kemah itu, saya melihat ada hidangan hidangan dan buah buahan, dan guru mulia (Habib Umar bin Hafidh) ada didalamnya, lalu guru mulia (Habib Umar bin Hafidh) melihat saya, dan berkata : wahai munzir, aku keluar dan masuk ke kemah ini dengan bebas, namun jika engkau masuk kesini, kau tak akan kembali lagi selama lamanya ke dunia, terserah padamu...
maka saya terdiam dan ragu untuk masuk, maka beberapa malaikat disekitar saya menghimbau saya untuk masuk kemah dan beristirahat, lalu malaikat Izrail as memegang kedua pundak saya dari belakang, dan berkata : mari kubimbing kau masuk..., pegangannya lembut saja, namun terasa seluruh urat tubuh saya sudah digenggamannya, maka saya menolak dan berkata : saya masih ingin bakti pada guru mulia membantu beliau..!
maka Rasul saw memberi isyarat pada malaikat Izrail as untuk melepaskan saya, lalu beliau saw berkata : tempatmu kelak disini wahai munzir, sekemah denganku, seatap denganku.., tinggal bersamaku, kau tak punya rumah di dunia dan akhirat, rumahmu bersamaku, seatap dg ku.. lalu saya terbangun.
beberapa bulan kemudian saya berjumpa lagi dg Rasul saw dalam mimpi dan beliau saw duduk berdambingan dg saya, seraya berkata : "sampai kapan kau menunda ajakanku wahai munzir..?, kupanggilkan izrail dan jibril untuk membawamu sekarang?, lalu saya menjawab : wahai Rasulullah, jikalah saya diizinkan Allah dan Rasul Nya, saya masih ingin membantu Guru saya.., maka Rasul saw tersenyum dan memegang rambut saya sedikit menjambaknya seperti ayah yg mempermainkan anak kecilnya, beliau berkata : tidak ada yg menolak undanganku kecuali orang orang aneh semacam mu wahai munzir.., lalu beliau saw berangkat dari duduknya sambil tersenyum dan pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar