19 Oktober 2012

Syafaat dari Kekasih Allah




Orang mukmin harus mengimani bahwa Allah swt akan menerima syafaat Nabi Muhammad saw untuk umatnya yang telah berbuat dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil, yang seharusnya menyeret pelakunya ke neraka. 

Syafaat itu ada yang berlaku umum bagi semua umat yang beriman yaitu sebelum diadakannya proses hisab (perhitungan amal), ada pula yang berlaku khusus bagi umat Muhammad saw yang telah masuk ke dalam neraka. 

Dengan syafaatnya, semua orang beriman akan dikeluarkan dari neraka hingga tidak ada seorang pun yang dalam hatinya ada sebutir keimanan, meskipun hanya seberat biji sawi, atau yang pernah mengucapkan  la ilaha illallah sekali seumur hidup dengan penuh ketulusan, masih berada di dalamnya. Indikasi adanya syafaat ini ditegaskan Allah swt dalam beberapa firman-Nya :
 
“Maka  tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat.”(QS. Al-Muddatstsir: 48).
 
“Maka kami (orang-orang kafir dan musyrik) tidak menemukan seorang pemberi syafaat pun, dan tidak pula mempunyai teman yang akrab [yang akan dapat menolong].”(QS. Asy-Syu’ara’: 100).
“Maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberi syafaat bagi kami (orang-orang kafir)?.”(QS. Al-A’raf: 53).
 
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa syafaat itu ada, namun hanya diperoleh orang-orang beriman. Sedangkan orang kafir tidak akan mendapatkan sedikitpun syafaat dari Nabi saw.
 
Sedangkan argument adanya syafaat dari hadits antara lain diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Ia menyatakan bahwa Nabi saw bersabda :
 
“Orang yang pertama kali dibangkitkan dalam kuburnya pada hari kiamat adalah aku, aku adalah penghulu seluruh anak cucu Adam, akulah yang akan mengibarkan panji al-Hamd (pujian), akulah orang yang pertama kali masuk surga dan akulah pembawa kuncinya. Semua keistemewaan yang aku peroleh ini berasal dari karomah Allah saw kepadaku, karenanya aku tidak pantas untuk membanggakannya. Aku diizinkan membuka pintu surga dan disambut oleh wajah Allah swt sehingga akupun tersungkur sujud kepada-Nya. 
 
Allah swt berkata, ‘Wahai Muhammad, angkat kepalamu! Minta dan berilah syafaat, maka Aku  akan mengabulkan permintaan dan syafaatmu ! Aku pun mengangkat kepalaku, lalu berkata, ‘Ya Rabb ! Umatku, Umatku.’ 
 
Berulang kali aku mengatakannya, dan Allah swt berkata, ‘Pergi dan lihatlah umatmu! Siapa pun dari mereka yang memiliki keimanan dalam hatinya, meski hanya sebesar biji sawi, keluarkanlah ia dari neraka !’ Aku pun mengeluarkan umatku dari neraka yang banyaknya seperti gunung. Para nabi yang lain berkata kepadaku, ‘Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah lagi kepada-Nya!’ Aku pun berkata, ’Sungguh aku malu untuk minta lagi kepada-Nya.’”
 
Dalam hadits riwayat Jabir, Nabi saw bersabda :
“Syafaatku adalah untuk orang-orang yang melakukan dosa besar dari kalangan umatku.” Dalam hadits lain dari Abu Hurairah ra, beliau bersabda,
 
“Syafaatku itu, Insya Allah, akan didapatkan oleh umatku yang tidak mati dalam keadaan menyekutukan Allah.”
 
Begitupula halnya dengan nabi-nabi yang lain, para shiddiqqin (orang-orang yang amat teguh kepercayaannya atas kebenaran Rasul) dan orang-orang shaleh dari setiap umat, juga memiliki hak memberi syafaat dengan izin Allah swt.
 
Rasullah saw bersabda :
 
“Pada hari kiamat, Nabi Ibrahim berkata, ‘Ya Rabb, sungguh Engkau telah membakar anak cucu Adam.’ Allah swt berkata, ’Keluarkanlah olehmu dari neraka orang yang dalam hatinya ada keimanan meski hanya seberat biji gandum sekalipun !.”
 
Abu Sa’id al-Khudri meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:
 
“Setiap nabi memiliki ‘athiyah (doa mustajab), dan aku menyimpan ‘athiyah-ku sebagai syafaat bagi umatku di akherat. Ada seseorang dari umatku yang dapat memberi syafaat bagi satu kabilah sehingga Allah swt memasukkan mereka ke surga dengan syafaatnya. Ada juga yang dapat memberikan syafaat hanya untuk tiga orang, atau dua orang, bahkan hanya untuk satu orang saja, dan dengan syafaat tersebut Allah swt memasukkan mereka ke dalam surga.”
 
Sekelompok orang beriman akan masuk surga setelah sebelumnya mereka disiksa dalam neraka berkat rahmat Allah swt dan syafaat orang-orang yang diizinkan-Nya untuk memberi syafaat, sebagaimana yang terekam dalam hadits Nabi saw dari Ibnu Mas’ud.
 
Dari Anas bin Malik, Nabi saw bersabda, “Aku terus memohon kepada Allah swt agar dapat memberikan syafaat bagi umatku, dan Dia mengabulkan permohonanku sampai aku berkata, ’Ya Rabb, izinkan aku untuk dapat memberi syafaat kepada penghuni neraka yang mengucapkan la ilaha illallah.’ Allah swt berkata, ‘Ini bukanlah hakmu dan bukan pula hak selainmu. Ini adalah hak-Ku. Demi keagungan, kebesaran dan rahmat-Ku, aku tidak akan membiarkan seorangpun orang yang pernah mengatakan la ilah illallah berada dalam neraka.’ ”
----------
Syekh ‘Abdul Qadir Jaelani. 2009. AL-Ghunyah li thalibi thariq al Haqq ‘Azza wa Jalla. Jakarta. SAHARA intisains

Tidak ada komentar:

Posting Komentar