08 Juni 2011

Pengemis


Seseorang Pengemis (meminta-meminta) kepada orang lain ada dua hal :

pertama, kondisi pengemis tersebut memang benar-benar faqir dan tidak mampu berusaha serta tidak ada orang (keluarga atau Negara) yang dapat menafkahinya. Maka itu 'boleh' minta-minta sesuai kebutuhannya, namun kalau menjaga diri dari minta-minta akan lebih utama.

Hal ini berdasarkan firman Allah SWT.: (Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat oleh jihad di jalan Allah SWT, mereka tidak dapat berusaha di muka bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena karena menahan diri dari dari meminta-menita. (QS. Al-Baqarah: 273)

Kedua: pengemis yang sebenarnya mampu baik fisik atau harta, tapidia mengemis karena malas bekerja atau ingin lebih menumpuk harta. Pengemis seperti ini amat sangat tercela menurut Islam.

Rasulullah Shollallahu a'laihi wassallam pernah menasehati seorang lelaki yang tubuhnya kekar tapi minta-minta, dengan sabdanya: "Sekiranya salah satu diantara kamu membawa tali lalu pergi ke bukit untuk mencari kayu, kemudian ia pikul ke pasar untuk menjualnya demi menjaga kehormatannya, niscaya yang demikian itu lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau ditolak" (HR. Al-Bukhori)

Begitu juga amat tercela orang yang minta-minta bukan karena fakir tapi ingin menumpuk harta. Rasulullah Shollallahu a'laihi wassallam bersabda: "Barangsiapa yang meminta-minta untuk memperbanyak hartanya, tiada lain ia hanya memperbanyak bara api kemudian terserah padanya akan memperbanyak bara api tersebut atau menguranginya." (HR. Muslim)


Dalam sebuah hadits Rasulullah shollallahu a'laihi wassallam bersabda: "Senantiasa seseorang meminta-minta hingga ia datang pada hari kiamat tanpa membawa sekerat dagingpun di wajahnya. " (HR Muttafaq alaih)

Ibu Maimunah yang dimuliakan Allah SWT. Meminta-minta adalah perbuatan tercela, lebih tercela lagi kalau itu dijadikan profesi bahkan menipu orang lain, apa lagi hanya untuk memperkaya diri. dan orang seperti itu tidak punya harga diri baik di hadapan Allah atau di hadapan manusia, dengan demikian bagi seorang muslim harus meningkatkan etos kerja karena kerja untuk mencari rizki itu ibadah yang akan bernilai pahal yang sangat besar.


Bagaimana sikap kita kepada peminta-minta?

Ada beberapa hal yang bisa kita dilakukan kepada peminta-minta, diantaranya memberi sesuai kemampuan kita kalau kelihatannya peminta-minta itu memang fakir miskin atau menyarankan untuk bekerja jika dia kelihatannya kuat fisiknya. Kita tidak boleh berburuk sangka dan tidak boleh membentaknya.

Kalau kita tidak memberikan, maka ucapkanlah dengan ucapan yang santun (ma'ruf). Allah SWT berpesan : " Dan terhadap orang yang meminta-minta maka janganlah kamu menghardiknya." (Ad-Dluha: 10).

Wallahu a'lam bisshawab.

Wassalamualaikum Wr Wb. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar