09 Juni 2010

MANA BUKTI AYAT YANG MELARANG MENIKAHI SYARIFAH SELAIN SAYED..


Dalil-Dalil Yang Mendasari Kafa’ah Syarifah

Pada dasarnya ayat-ayat Alquran yang menyebutkan keutamaan dan kemuliaan ahlul bait secara umum merupakan dalil yang mendasari pelaksanaan kafa’ah dalam perkawinan syarifah. Begitu pula dengan ayat yang terdapat dalam alquran surat al-An’am ayat 87, berbunyi:
ومن أبآئهم وذرّيّتهم وإخوانهم …
“(dan kami lebihkan pula derajat) sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka…”

Turmudzi meriwayatkan sebuah hadits berasal dari Abbas bin Abdul Mutthalib, ketika Rasulullah ditanya tentang kemuliaan silsilah mereka, beliau menjawab:
ان الله خلق الخلق فجعلني في خيرهم من خيرهم قرنا ثم تخير القبائل فجعلني من خير قبيلة ثم تخير البيوت فجعلني من خيربيوتهم فأنا خيرهم نفسا و خيرهم بيتا

“Allah menciptakan manusia dan telah menciptakan diriku yang berasal dari jenis kelompok manusia terbaik pada waktu yang terbaik. Kemudian Allah menciptakan kabilah-kabilah terbaik, dan menjadikan diriku dari kabilah yang terbaik. Lalu Allah menciptakan keluarga-keluarga terbaik dan menjadikan diriku dari keluarga yang paling baik. Akulah orang yang terbaik di kalangan mereka, baik dari segi pribadi maupun dari segi silsilah“.


Dalam Alquran disebutkan bahwa manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Sebagai contoh para sahabat nabi, mereka adalah orang-orang yang mulia walaupun mereka bukan dari kalangan ahlul bait. Memang benar, bahwa mereka semuanya sama-sama bertaqwa, taat dan setia kepada Allah dan Rasul-Nya. Persamaan keutamaan itu disebabkan oleh amal kebajikannya masing-masing. Akan tetapi ada keutamaan yang tidak mungkin dimiliki oleh para sahabat nabi yang bukan ahlul bait. Sebab para anggota ahlul bait secara kodrati dan menurut fitrahnya telah mempunyai keutamaan karena hubungan darah dan keturunan dengan manusia pilihan Allah yaitu nabi Muhammad saw. Hubungan biologis itu merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal dan tidak mungkin dapat diimbangi oleh orang lain. Lebih-lebih lagi setelah turunnya firman Allah swt dalam surah Al-Ahzab ayat 33 yang berbunyi:
إنّما يريد الله ليذهب عنكم الرّجس اهل البيت ويطهّركم تطهيرا

“Sesungguhnya Allah swt bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlu al-bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.

Di samping itu Rasulullah saw telah menegaskan dalam sabdanya:
ياأيهاالناس إن الفضل والشرف والمنزلة والولاية لرسول الله وذريته فلا تذ هبن الأباطيل

“Hai manusia bahwasanya keutamaan, kemuliaan, kedudukan dan kepemimpinan ada pada Rasulullah Rasulullah dan keturunannya. Janganlah kalian diseret oleh kebatilan”.

Dengan keutamaan dzatiyah dan keutamaan amaliyah, para ahlul bait dan keturunan rasul memiliki keutamaan ganda, keutamaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Keutamaan ganda itulah (khususnya keutamaan dzatiyah) yang mendasari pelaksanaan kafa’ah di kalangan keturunan Rasullulah.

Sedangkan hadits Rasulullah yang memberikan dasar pelaksanaan kafa’ah syarifah adalah hadits tentang peristiwa pernikahan Siti Fathimah dengan Ali bin Abi Thalib, sebagaimana kita telah ketahui bahwa mereka berdua adalah manusia suci yang telah dinikahkan Rasulullah saw berdasarkan wahyu Allah swt . Dalam kitab Makarim al-Akhlaq terdapat hadits yang berbunyi:
إنما انا بشر مثلكم أتزوّج فيكم وأزوّجكم إلا فاطمة فإن تزويجها نزل من السّماء , ونظر رسول الله إلى أولاد علي وجعفر فقال بناتنا لبنينا وبنونا لبناتنا

“Sesungguhnya aku hanya seorang manusia biasa yang kawin dengan kalian dan mengawinkan anak-anakku kepada kalian, kecuali perkawinan anakku Fathimah. Sesungguhnya perkawinan Fathimah adalah perintah yang diturunkan dari langit (telah ditentukan oleh Allah swt). Kemudian Rasulullah memandang kepada anak-anak Ali dan anak-anak Ja’far, dan beliau berkata : Anak-anak perempuan kami hanya menikah dengan anak-anak laki kami, dan anak-anak laki kami hanya menikah dengan anak-anak perempuan kami”.
Menurut hadits di atas dapat kita ketahui bahwa: Anak-anak perempuan kami (syarifah) menikah dengan anak-anak laki kami (sayid/syarif), begitu pula sebaliknya anak-anak laki kami (sayid/syarif) menikah dengan anak-anak perempuan kami (syarifah). Berdasarkan hadits ini jelaslah bahwa pelaksanaan kafa’ah yang dilakukan oleh para keluarga Alawiyin didasari oleh perbuatan rasul, yang dicontohkannya dalam menikahkan anak puterinya Fathimah dengan Ali bin Abi Thalib. Hal itu pula yang mendasari para keluarga Alawiyin menjaga anak puterinya untuk tetap menikah dengan laki-laki yang sekufu sampai saat ini.

Di zaman Syekh Umar Muhdhar bin Abdurahman al-Saqqaf, oleh para keluarga Alawiyin beliau diangkat menjadi ‘Naqib al-Alawiyin’ yang salah satu tugas khususnya adalah menjaga agar keluarga Alawiyin menikahkan putrinya dengan lelaki yang sekufu’. Mustahil jika ulama Alawiyin seperti Muhammad bin Ali al-Faqih al-Muqaddam, Syekh Abdurahman al-Saqqaf, Syekh Umar Muhdhar, Syekh Abu Bakar Sakran, Syekh Abdullah Alaydrus, Syekh Ali bin Abi Bakar Sakran dan lainnya, melaksanakan pernikahan yang sekufu’ antara syarifah dengan sayid hanya berdasarkan dan mengutamakan adat semata-mata dengan meninggalkan ajaran datuknya Rasulullah saw sebagai uswatun hasanah bagi umat, padahal mereka bukan saja mengetahui hal-hal yang zhohir tapi juga mengetahui hal-hal bathin yang didapat karena kedekatan mereka dengan Allah swt.

Hadits-hadits lain yang menjadi dasar pelaksanaan kafa’ah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani, Al-Hakim dan Rafi’i:
فإنهم عترتي, خلقوا من طينتي ورزقوا فهمي و علمي, فويل للمكذّبين بفضلهم من أمتي القاطعين منهم صلتي لا أنزلهم الله شفاعتي

“…maka mereka itu keturunanku diciptakan (oleh Allah) dari darah dagingku dan dikaruniai pengertian serta pengetahuannku. Celakalah (neraka wail) bagi orang dari ummatku yang mendustakan keutamaan mereka dan memutuskan hubunganku dari mereka. Kepada mereka itu Allah tidak akan menurunkan syafa’atku.”

Dalam berbagai buku sejarah telah tertulis bahwa khalifah Abu Bakar dan Umar bersungguh-sungguh untuk melamar Siti Fathimah dengan harapan keduanya menjadi menantu nabi. Al-Thabary dalam kitabnya yang berjudul Dzakhairul Uqba halaman 30 mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah meminang Siti Fathimah, oleh Rasulullah dijawab: ‘Allah belum menurunkan takdir-Nya’. Demikian pula jawaban Rasulullah kepada Umar bin Khattab ketika meminang Siti Fathimah ra. Mengapa mereka ingin menjadi menantu nabi? Dua orang sahabat itu meminang Fathimah, semata-mata ingin mempunyai hubungan kekerabatan dengan Rasulullah dan karena keutamaan-keutamaan yang diperoleh keluarga nabi menyebabkan mereka ingin sekali menjadi menantunya. Mereka mendengar Rasulullah bersabda:
كلّ نسب وصهر ينقطع يوم القيامة إلا نسبي و صهري

“Semua hubungan nasab dan shihr (kerabat sebab hubungan perkawinan) akan terputus pada hari kiamat kecuali nasab dan shihr-ku”

Seharusnya para keturunan Rasulullah yang hidup saat ini melipatgandakan rasa syukurnya kepada Allah, karena melalui kakeknya Nabi Muhammad saw mereka menjadi manusia yang memiliki keutamaan dan kemuliaan, bukan sebaliknya mereka kufur ni’mat atas apa yang mereka telah dapatkan dengan melepas keutamaan dan kemuliaan diri dan keturunannya melalui pernikahan yang mengabaikan kafa’ah nasab dalam perkawinan anak dan saudara perempuannya, yaitu dengan mengawinkan anak dan saudara perempuannya sebagai seorang syarifah dengan lelaki yang bukan sayyid.

Dijelaskan oleh Sayyid Usman bin Abdullah bin Yahya (Mufti Betawi):

‘Dalam perkara kafa’ah, tidaklah sah perkawinan seorang laki-laki dengan perempuan yang tidak sekufu’ apalagi perempuan itu seorang syarifah maka yang bukan sayyid tidak boleh menikahinya sekalipun syarifah itu dan walinya menyetujuinya. Sekalipun para fakih telah berkata bahwa pernikahan itu sah namun para ulama ahlul bait mempunyai ijtihad dan ikhtiar dalam perkara syara’ yang tiada di dapati oleh para fakih lain. Maka sesudah diketahui segala nash ini tentang larangan pernikahan wanita keturunan ahlul bait nabi SAW, sebaiknya menjauhkan diri dari memfatwakan bolehnya pernikahan syarifah dengan selain dari keturunan Rasulullah tersebut dengan berlandaskan semata-mata nash umum fuqaha, yakni nikah itu sah bila si wanitanya ridha dan walinya yang dekatpun ridha. Hal ini berlaku secara umum, tidak berlaku untuk syarifah dengan lain bangsa yang bukan sayyid’.

Selanjutnya beliau berkata:

‘Daripada yang menjadi godaan yang menyakitkan hati Sayidatuna Fathimah dan sekalian keluarga daripada sayid, yaitu bahwa seorang yang bukannya dia daripada bangsa sayid Bani Alawi, ia beristerikan syarifah daripada bangsa Bani Alawi, demikian juga orang yang memfatwakan harus dinikahkannya, demikian juga orang yang menjadi perantaranya pernikahan itu, karena sekaliannya itu telah menyakitkan Sayidatuna Fathimah dan anak cucunya keluarga Rasulullah saw’

--------------------------
Kepada siapapun yang mempunyai pikiran bahwa ulama Alawiyin yang melaksanakan pernikahan antara syarifah dengan sayid berdasarkan adat semata-mata, dianjurkan untuk beristighfar dan mengkaji kembali mengapa para ulama Alawiyin mewajibkan pernikahan tersebut, hal itu bertujuan agar kemuliaan dan keutamaan mereka sebagai keturunan Rasulullah saw yang telah ditetapkan dalam alquran dan hadits Nabi saw, tetap berada pada diri mereka. Sebaliknya, jika telah terjadi pernikahan antara syarifah dengan lelaki yang bukan sayid, maka anak keturunan selanjutnya adalah bukan sayid, hal itu disebabkan karena anak mengikuti garis ayahnya, akibatnya keutamaan serta kemuliaan yang khusus dikarunia oleh Allah swt untuk ahlul bait dan keturunannya tidak dapat disandang oleh anak cucu keturunan seorang syarifah yang menikah dengan lelaki yang bukan sayid.

Hadits-hadits lain yang menjadi dasar pelaksanaan kafa’ah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani, Al-Hakim dan Rafi’i:
فإنهم عترتي, خلقوا من طينتي ورزقوا فهمي و علمي, فويل للمكذّبين بفضلهم من أمتي القاطعين منهم صلتي لا أنزلهم الله شفاعتي

“…maka mereka itu keturunanku diciptakan (oleh Allah) dari darah dagingku dan dikaruniai pengertian serta pengetahuannku. Celakalah (neraka wail) bagi orang dari ummatku yang mendustakan keutamaan mereka dan memutuskan hubunganku dari mereka. Kepada mereka itu Allah tidak akan menurunkan syafa’atku.”

Adapun makna yang terkandung dalam hadits ini adalah dalam hal nasab mustahil akan terjadi pemutusan hubungan keturunan nabi saw kalau tidak dengan terputusnya nasab seorang anak dan tidak akan terputus nasab seorang anak kalau bukan disebabkan perkawinan syarifah dengan lelaki yang tidak menyambung nasabnya kepada nabi saw. Dan jika telah terjadi pemutusan hubungan tersebut, maka menurut hadits di atas Nabi Muhammad tidak akan memberi syafa’atnya kepada orang yang memutuskan hubungan keturunannya kepada Rasulullah melalui perkawinan syarifah dengan lelaki yang bukan sayid.
http://www.facebook.com/home.php?#!/topic.php?uid=126298984168&topic=9512

62 komentar:

  1. Kalau komentar aku sih....Boleh aja Syarifah menikah dengan siapa saja.... Karena intinya, semua manusia sama, Allah SWT menciptakan manusia dengan sifatnya yang Maha Adil dan Maha Mengetahui.... Membedakan manusia hanya dari segi Tingkat ketaqwaan dan keimanan manusia itu sendiri....

    BalasHapus
    Balasan
    1. emang ente gak baca tuh qur an, dosa neraka wail tuh yang nunggu, lo mutus keturunan nabi.... hehdegh...

      Hapus
    2. hehe..rasis...Ahlul bait (orang rumah) hanya meliputi keluarga rasul, istri dan anak2nya...yang sekarang keturunanya udah jauh banget..dan bukan ahlul bait...ini pemahaman syiah yang terlalu mengkultuskan Ali dan keturunannya....hanya taqwalah yg membedakan kita di mata Allah bukan karena nazab/keturunan...ingat dan laksanakan khutbah terakhir Rasulullah di lembah uranah 9 djulhijah 10 H...kalau kita mengaku mencintai Rasulullah...wassalam

      Hapus
  2. betulll.,.
    hanya iman dan taqwa yang membedakan kita dari sang khalik,.,.,

    BalasHapus
    Balasan
    1. beda sob, mereka keturunan rasul yang lebih mulia,

      Hapus
    2. itu ajaran syah yg terlalu mengkultuskan keturunan Syadina Ali...keturunannya bukan ahlul bait..ahlul bait hanya meliputi orang rumah Rasulullah..istri dan anak2 beliau...hehehe...Islam tidak mengenal kasta..emangnya agama hindu...ingat sifat iblis yg selalu mengaku lebih mulia di bandingkan Nabi Adam As....karena nazab tidak akan menolong mu di hari kiamat..keculai amal dan taqwa kepada Allah SWT...

      Hapus
    3. Emang susah menjelaskn dgn orng awam gk bakal dia ngerti

      Hapus
  3. aq se orang syarifah....aq merasa ad keterpaksan untuk aq,,,
    aq hnya ingin mndapatkan suamiyg bs mngayomi hidupq..
    tetapi jika aq menikah dgan sayid tpi sayid itu adlah seorang pemabuk,penjudi,bahkan jauh dari agama,,ap allah akan mnyukai itu???????
    seblik na jika aq mnnikah denga lelaki ahwal(bkan sayid) tetapi dy sangat taat beragma,,bhkan bsa membimbingQ mnjdi istri yg soleha,,,ap allah akan tetap murka???

    BalasHapus
    Balasan
    1. alafu sebelumnya ukhty....
      ana mw nanya am ent..ent lebih milih mana senang didunia tapi tersiksa diakhirat? tersiksa di dunia,tapi di akhirat senang dan mendapatkan syafa'at dari allah dan nabi muhammad??
      dan satu lagi gak mungkin semua sayid tu pemabuk,penjudi,dan lainnya.masih banyak sayid diluar sana yg bisa mengayomi ent.dan menjadi imam ent,,jgn mencari rejal sayid seperti yang ent gambarkan di atas..

      Hapus
  4. karena keistimewaan Rasul saw yang tidak diberikan kepada orang lain.Hal itu berkenaan dengan Firman Allah swt untuk menguatkan posisi Rasul dan ahlul baitnya dalm qur'an surat Alkautsar yang berbunyi "innasyaa niaka huwal abtar" artinya "sesungguhnya orang2 yang mengolokmu (dengan sebutan terputus) malah merekalah yang terputus keturunannya".Inilah hak prerogatif yang di berikan kepada rasul yaitu silsilah beliau saw melalui fatimah.Bukan dari bapak ke anaknya laki2.Selanjutnya Dari Hasan atau Husin ke bawah normal lagi.

    Dan Allah menjaga silsilah Rasul ini dengan ungkapan "Sesungguhnya Allah menghendaki kesucian kalian dari dosa wahai ahlul bait dengan sesuci sucinya",

    karena alasan diataslah maka seorang syarifah harus menikah dengan
    sayyid demi melestarikan anak anak keturunan Rasulullah Shallallahu 'alaiyhi wasallam...............

    kalaupun ada Sayyid dan Syarifah yg akhlaqnya buruk, ini perlu di beri nasihat agar segra bertaubat...untuk Sayyid yg anti tuliskan diatas,..bila mereka berbuat baik maka bagi mereka pahala ganda dibanding ahwal,namun bila mereka berbuat dosa apalagi menjadi kuffar dan murtad maka adzab mereka juga dua kali lipat daripada ahwal.

    .carilah yg akhlaqnya baik menurut syari'at

    wallahu 'alam bish showab

    BalasHapus
  5. @agung s:
    1. emang sayid pemabuk semua?... emang ahwal ga ada yg bejat?
    ya cari lah sayyid yg baik, yg ngerti ilmu agama.. jgn jadikan alasan sayyid pemabuk padahal mau kawin ama ahwal.

    2. menyesal dilahirkan sebagai syarifah adalah orang yg paling rugi di akhirat..nauzubillah.. ini syarifah yg kek gini cuma ngerti dunia aja dia ga perlu yg namanya akhirat... kalo dia cinta ama rasulullah yg mengalir didalam darah nya masak ngomongnya gitu... kalo antum wahai syarifah mau kawin dengan ahwal keluar dulu dari zurriyat (ikrar/sumpah keluar dari zurriyat alias lepas aja syarifahnya) .. sungguh sayang jiddah kita sayyidatina fatimah ra menangis melihat cucunya bermental kek gini akibat racun2 dunia..

    3. rasulullah berkehendak agar para sayid dan syarifah menikah sekufu menjaga keturunannya) kalo ga itu Anak nya SAyyidatina Fatimah ra udah dikawinin ama Umar atau usman yg melamar nya.. tapi kenapa Dikawinkan sama Sayyidina Ali RA??? jawabannya ya itu tadi menjaga dzurriyatnyaa..

    4. payah sekarang bnyk syarifah dan sayid ga ngerti apa2 mengenai dzurriyat dan sapa itu datuk2nya.. pikirannya ke barat aja.. mau nya senang didunia untuk akhirat meneketehe..
    kalo itu ahlulbait mencintai datuk2nya terutama Rasulullah SAW maka pasti yg syarifah cari sayyid yg sayyid cari syarifah.. yaa nyarinya ada aturannya.. sayid cari yg baik ngerti agama bertanggung jawab ada penghasilan... syarifah juga cari yg baik, sayang kepada suami, mengerti agama dll sbgnya... jangan dipandang 1-3 sayyid yg mabuk dan judi semua sayyid kekgitu.. payah ni pikiran syarifah nya.. cari yg baik doonk kan dikasih akal ma Allah..

    zzzzzzz...

    BalasHapus
  6. untuk yang mengaku syarifah.. jangan cepat berputus asa.. tidak mungkin orang tua anda menikahkan anda dengan org yang mabuk2, walaupun sayid.. anda hanya ingin mencari jalan keluar dari hukum yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan anda.. bertaubatlah.. ingat sabda nabi “Semua hubungan nasab dan shihr (kerabat sebab hubungan perkawinan) akan terputus pada hari kiamat kecuali nasab dan shihr-ku” seluruh umat islam berlomba untuk dekat dengan Rasulullah.. masa anda ingin memutus.

    BalasHapus
  7. jazakallah khaer atas semua masukannya dan komentarnya , salam ukhwah

    BalasHapus
  8. iya ..syarifah sekarang umumnya cuma pengen nurutin keinginan hati...tapi habis merit banyak yang nyesel...gimana ini syarifah??

    BalasHapus
    Balasan
    1. makanya, ada baiknya difikirkan dulu....untuk para syarifah.....kasihan anak anak kalau terputus nasabnya......maka nikahlah dg Sayed

      Hapus
  9. Menurut saya ini tidak masuk akal. Menikahkan anak dengan anak, bukankah itu incest?
    Dan kalau pun kalimat "Anak-anak perempuan kami hanya menikah dengan anak-anak laki kami, dan anak-anak laki kami hanya menikah dengan anak-anak perempuan kami" bermakna figuratif, itu pun masih tidak masuk akal. Bukankah ini sama saja dengan adat bangsa Yahudi yang harus menikahkan anaknya dengan sesama keturunan Yahudi? Dan hasilnya bisa dilihat sekarang, banyak kelainan genetis di kalangan bangsa Yahudi yang diperoleh karena adat bangsa Yahudi itu. Bukan tidak mustahil jika ini (adat perkawinan syarifa dengan sayyid) akan berakhir dengan hasil yang sama seperti dengan bangsa Yahudi.
    Maaf, tapi secara ilmiah menurut saya adat ini tidak baik untuk dilaksanakan. Dan karena Islam adalah agama yang ilmiah, saya yakin Allah tidak akan mewajibkan hamba-Nya melakukan sesuatu yang dapat berujung pada keburukan.

    BalasHapus
  10. sidikit pndapat ni plend; jumlah kaum syarifa yg lebih banyak kini dari kaum sayyid adalah menunjukkan tiga pilihan bagi mereka, tidak menikah, atau menikah dg poligami, atau menikah dg non sayyid.

    mereka mungkin boleh memilih menurut kemampuannya masing masing.

    namun repotnya masa kini para syarifah yg sudah bersuamikan sayyid tak mau suaminya berpoligami, dan pria sayyid yg sudah menikahpun tak mau poligami, lalu akan kemana putri putri Rasul saw ini?, dibiarkan mencari nafkah sendiri hingga wafatkah?, atau akan terulang pembunuhan bayi wanita karena sulitnya mencari suami dari sayyid?, tentunya tidak demikian,

    disinilah kita mesti berluas hati dan sebagian ulama ahlulbait memperbolehkan menikah dg non sayyid asalkan ia yg menghendaki dan walinya.

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    Wallahu a'lam

    BalasHapus
  11. sdikit pndapat ni;
    jumlah kaum syarifa yg lebih banyak kini dari kaum sayyid adalah menunjukkan tiga pilihan bagi mereka, tidak menikah, atau menikah dg poligami, atau menikah dg non sayyid.

    mereka mungkin boleh memilih menurut kemampuannya masing masing.

    namun repotnya masa kini para syarifah yg sudah bersuamikan sayyid tak mau suaminya berpoligami, dan pria sayyid yg sudah menikahpun tak mau poligami, lalu akan kemana putri putri Rasul saw ini?, dibiarkan mencari nafkah sendiri hingga wafatkah?, atau akan terulang pembunuhan bayi wanita karena sulitnya mencari suami dari sayyid?, tentunya tidak demikian,

    disinilah kita mesti berluas hati dan sebagian ulama ahlulbait memperbolehkan menikah dg non sayyid asalkan ia yg menghendaki dan walinya.

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    Wallahu a'lam

    BalasHapus
  12. saya ahwal....
    maaf...beribu-maaf...
    sampe skarang akal sehat saya g trima knapa syarifah mesti menikah dengan syahid...
    karna tiap saya bertanya ato mencari tahu alasannya...
    slalu g jelas n agak menyimpang jawaban yang saya dapet...

    sekali lagi maaf,beribu-ribu maaf...
    saya butuh penjelasan yang sedetil mungkin dong...
    trus dari smua yang saya dapet ttg topik ini...
    saya malah memiliki pertanyaan...
    ap smua manusia yang bukan syarifah & bukan syahid bukan umat Nabi??
    ap smua manusia yang bukan syarifah & bukan syahid hanya pelengkap saja d dunia ini??

    BalasHapus
  13. FADIL AL-HabsyiRabu, Agustus 17, 2011

    ALLAH Kan Telah Menjodohkan Umatnya , Jadi Perkawinan Antara Non Saydi , Dengan Syarifah itu kan berarti udah di jodohkan ?
    apakah masih salah ?

    BalasHapus
  14. hati yang bingungSelasa, Agustus 23, 2011

    ass....
    mohon maaf sebelumnya...
    Saya mau tanya sebenernya yg melarang pernikahan antara syarifah dan ahwal itu Rasullulloh atau anak cucunya....???

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan Rasulullah maupun anak - anaknya..melainkan yang mengaku keturunan Rasulullah yg udah jauh banget serta rasis..karena sejarah mencatat 10 Kasus wanita Ahlulbayt menikah dengan non ahlulbayt”
      1. Ruqayyah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Utsman bin Affan.
      2. Ummu Kultsum binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Utsman bin Affan.
      3. Zainab binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Abul ‘Ash.
      4. Ummu Kultsum bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Umar bin La-Khatthab.
      5. Sukainah binti Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Zaid bin Umar bin Utsman bin Affan.
      6. Fathimah binti Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Abdullah bin Amr bin Utsman bin Affan.
      7. Fathimah binti Ali Zainal Abidin bin Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Al-Mundzir bin Zubair bin Al-Awam.
      8. Idah binti Ali Zainal Abidin bin Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Nuh bin Ibrahim bin Muhammad bin Thalhah.
      9. Fathimah binti Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Ayyub bin Maslamah Al-Makhzumi.
      10. Ummul Qasim binti Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Marwan bin Aban bin Utsman bin Affan.
      apakah mereka yang mengaku keturunan Rasulullah berani memberikan pernyataan bahawa pernikahan yang terjadi di atas tidak akan mendapatkan syafaat dari rasulullah...

      Hapus
  15. Assalamu'alaikum . . .
    Aku sayyid... D
    Nasab kami terputus, tapi aku insyaAllah yakin kalo kami bener keturunan ahlul bait, dan ada orang2 yang emang yakin kami sayyid. Btw, sekarang aku sedang dekat dengan syarifah, naluriku dari dulu adalah mencari syarifah, hanya saja lamaranku ditolak, aku merasa karena silsilah kami tidak terdaftar RA, jadi dipertanyakan. But please, bagaimana dengan ribuan sayyid2 yang tidak terdaftar? silsilahnya terputus? lalu bagaimana pula kami akan zuad dengan syarifah? kemudian bagaimana nasib syarifah? kebutuhan biologis, faktor usia, dan juga lingkungan, maka membuat kami juga harus menikah? dengan siapakah, syarifah (sementara keraguan terhadap kami hanya karena nasab kami yang terputus)?? atau maka bersama akhwal??ada yang bisa kasih solusi??
    Wassalam...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamualaikum saudaraku, Alloh SWT sudah menentukan takdirnya bahwa disegenap penjuru dunia akan banyak dipengaruhi oleh keturunan Nabi Ismail, menikah dengan Syarifah ataupun Non Syarifah sama saja yang penting Kafaah secara keimanan, saya juga ada garis keturunan Sayid dari Ibu, sampai saat ini orang tua saya hidup rukun dan Insya Alloh selalu dalam perlindunganNya

      Hapus
  16. Qt boleh berbeda dalam tata cara beribadah,, krna kalo akan kita pertahankan pendapat masing-masing lalu mennyalahkan pendapat orang lain sementara orng lain juga mempunyai dalil yang benar, maka Perbedaan itu bukan lagi sebuah rahmat,,,
    Yg tidak Boleh dalam agam itu adalah KITA BERBEDA I'TIQAD,,Bukan tata cara beribadah, Aku mencintai Seorang Syarifa dan Akan menjaga Keturunan Rasulullah SAW, Amien,,,,

    BalasHapus
  17. ahwal yg menikahi syarifa keturunan'y neraka semua??? Yg ikut nyaksiin jg neraka.
    Rasulullah berpesan untuk menjaga keturunannya,, bukan untuk menidurinya!!!
    Klo emg bener habaib pasti ada nasabnya lah,, gk mungkin putus,

    BalasHapus
  18. 1. http://kolom-hukum.blogspot.com/2011/08/konsep-kafaah-menurut-ahlul-bait.html
    2. http://benmashoor.wordpress.com/2008/12/22/dalil-dalil-yang-mendasari-kafa%E2%80%99ah-syarifah-1/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

      Terimakasih Sahabat...telah berkunjung ke my blogg....

      terimakasih atas komentarnya,

      Terimakasih untuk Akhi Abu Achmad yg telah memberikan alamat situs, ini adalah jawaban dari berbagai pertanyaan di atas,......

      Sahabat , silahkan buka alamat situs yg Akhi Abu Achmad tuliskan di atas, semoga bermanfaat

      Jazakumullah khoiron katsiiron

      Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

      Hapus
  19. Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarokaatuh,

    Ketika Saya ada sedikit project telkom di saudi dan kuwait yang menurut saya mereka mereka ini lebih dekat kekerabatannya dengan sahabat dan rasulullah , saya sempat bertanya pada beberapa warga asli disana tentang pernikahan ahlul bait dengan yang bukan..Berdasarkan semua kitab fiqh , anjuran utama adalah dinilai dari sisi agamanya..Tapi aneh ttg keturunan arab indonesia yang nota bene kebanyakan dari yaman...

    Tampak sekali pengkultusan individunya..semoga Allah memberikan petunjuk..

    BalasHapus
  20. Maaf sebelumnya ya, memang bersyukur dan suatu karunia yang luar biasa menjadi sayyid or syarifah, dan memang tidak masuk akal sama terkadang pada kenyataannya, dan ujungnya pasti mendapatkan jawaban Wallahu a'lam.

    Maaf saya tidak bilang semua sayyid or syarifah itu buruk, hanya sebagian kecil yang saya alami di depan mata saya, saya tidak mengerti sama sekali, karena saya bukan keturunan siapa-siapa, karena saya seorang yang baru mengenal Allah dari "seberang", karena baru belajar sudah mendapatkan hal seperti ini saya sangat amat bingung dan heran. Memang betul semua hal yang terjadi tidak bisa masuk akal sehat (terkadang).

    dengan apa yang dialami teman dekat saya seorang syarifah yang sudah berulang kali tidak pernah berhasil dengan sayyid.karena tuntutan/paksaan dari orang tua nya, sehingga mengorbankan hatinya, saat ini sangat menderita sekali, sampai di satu titik dia tidak bisa merasakan hatinya (mati rasa).

    hanya karena mempertahankan gelar tersebut akhirnya sampai mati rasa, kalau saya liat diatas di sebut "mempertahankan" bukan "memaksa" bukan berarti mengikuti ke barat-baratan, sehingga tidak mau menikah dengan sayyid. Tetapi wanita kan bukannya ada batasan umur untuk menikah? apakah ada yang mau sayyid dengan syarifah tua??? apalagi kondisinya lebih banyak syarifah dari pada sayyid. memang jodoh Allah yang menentukan, tetapi adakah yang bisa tau siapakah jodoh manusia itu yang sebenarnya??

    mungkin kesimpulannya beberapa hal

    1. Menikah dengan sesama sayyid/syarifah berdasakan saling mencintai (harapan semua sayyid/syarifah)

    2. Menikah dengan keterpaksaan/tekanan karena hanya menuruti aturan, sehingga jika memiliki keturunan tidak dengan cinta, tetapi hanya karena hanya ingin sekedar meneruskan keturunan. kemudian hanya takut dengan intimidasi dari keluarga, tidak memiliki fasilitas/materi dunia sehingga mengorbankan perasaan dan cinta. Jika tidak bisa menikah dengan sayyid semua fasilitas dunia akan di ambil, terus di intimidasi.beginikah jalan hidup seorang syarifah yang katanya tadi sangat beruntung? dan hanya melihat materi dan "gelar"

    3. Tidak menikah sama sekali. terus bagaimana mau meneruskan keturunan?????

    4. Bagaimana jika tidak bisa memiliki keturunan??

    5. Bukankah memiliki rasa saling mencintai itu sebagai modal utama? memangnya Allah melihat ya berapa jumlah harta yang kita miliki di dunia? memangnya Allah suka ya dengan segala keterpaksaan/penderitaan?? (semua manusia yang bernafas butuh materi) tetapi haruskah mengorbankan anugerah dari Allah yang luar biasa yaitu hati?

    sekali lagi saya mohon maaf, tidak menghakimi satu golongan atau karena saya bukan bagian dari golongan tersebut. Saya hanya coba melihat dari hati yang paling dalam, semua butuh pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu. Saya mengharapkan semua tujuan diatas untuk benar-benar dari hati yang paling dalam tidak menyimpang niat dan tujuannya, sehingga agama menjadi tameng. Saya hanya percaya satu hal dengan segala keterbatasan saya, bahwa Allah telah menentukan jodoh setiap manusia dengan segala resiko, dan perjuangan untuk tetap mempertahankan hatinya. coba jujur dengan hati yang paling dalam menyikapi semua hal ini, bukan dengan emosi,egois,merasa paling benar. Lihat jika diri kita yang mengalami dalam kondisi tidak enak,harus mengambil keputusan yang sulit, apa yang akan kita lakukan...(tindakan nyata bukan hanya doa dan berdiam serta menyerah begitu saja)

    Wassalam..

    BalasHapus
  21. 10 Kasus wanita Ahlulbayt menikah dengan non ahlulbayt”
    1. Ruqayyah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Utsman bin Affan.
    2. Ummu Kultsum binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Utsman bin Affan.
    3. Zainab binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Abul ‘Ash.
    4. Ummu Kultsum bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Umar bin La-Khatthab.
    5. Sukainah binti Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Zaid bin Umar bin Utsman bin Affan.
    6. Fathimah binti Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Abdullah bin Amr bin Utsman bin Affan.
    7. Fathimah binti Ali Zainal Abidin bin Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Al-Mundzir bin Zubair bin Al-Awam.
    8. Idah binti Ali Zainal Abidin bin Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Nuh bin Ibrahim bin Muhammad bin Thalhah.
    9. Fathimah binti Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Ayyub bin Maslamah Al-Makhzumi.
    10. Ummul Qasim binti Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Marwan bin Aban bin Utsman bin Affan.

    Lisanul hal afshah min lisanil maqaal (Tindakan lebih fasih dari ucapan). Hanya ada dua pilihan; kasus itu adalah kesalahan yang dilakukan oleh leluhur Ahlulbayt, atau penulis artikel ini yang salah memahami ayat2 dan hadits2 yang dikemukakan.

    Kalau artikel ini mengklaim fahamnya sebagai faham Ba’alawi, maka Ahlulbayt bukan hanya Ba’alawi, di luar Ba’alawi jumlahnya jauh lebih besar dan tidak semua mereka sepaham dengan penulis artikel ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju banget...ini contoh yg diajarkan Rasulullah...ayahanda Imam Syafe'i juga bukan seorang sayyid meskipun ibunya seorang syarifah...kalau kita lihat di Indonesia yang mengaku sayyid/syarifah mereka terlalu rasis dan menganggap diri mereka suci, maksum. lebih mulia dari manusia yang lain lain...padahal dimata Allah, manusia yang paling mulia adalah manusia yg paling bertaqwa...

      Hapus
  22. 'Sesungguhnya yang paling mulya di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa' bukan karena syarifa/sayyid

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul juga, namun ada keutamaan tersendiri untuk keluarga Rasulullah shollallahu a'laihi wasallam

      Hapus
    2. itu memang benar keluarga rasul (orang rumah rasul)hanya sebatas orang rumah (istri dan anak anak beliau..tapi bukan keturunannya (keturunan Ali) hingga hari ini..itu udah jauh banget....jangan salah paham mengartikan ayat2...

      Hapus
    3. Imam Mahdi , justru dari keturunan Sayyidah Fatimah rah dan Ali ra

      Hapus
  23. assalamualaikum...
    saya syarifah,,,
    kk saya sayid menikah bukan dengan seorang syarifah....apakah garis keturunan dari sayid kuat untuk nama anaknya kelak????

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaiykum salam warohmah wabarokah...

      kalau Sayid, boleh menikah dg ahwal (wanita yg bukan syarifah)...sedang anak anak , nasabnya adalah dari garis Ayah..
      jadi...tidak akan kehilangan garis nasab,...

      Hapus
  24. ooooo ternyata dalam Islam ada kasta ? Kasta Sayyid dan kasta Non Sayyid/biasa.kayak dalam agama Hindu. katanya Islam agama suci, tapi kok melihat orang dari kulit dan daging. bukankah itu semua kulit.
    ooo kanjeng Nabi Muhammad apa benar sih sampeyan itu ngajarkan kasta? setauku tidak sama sekali baik di qur'an maupun hadits.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak benar itu,,,tolong baca lagi note di atas....

      Hapus
  25. Assalammu'alaikum.. saya ingin bertanya ...sy seorang syarifah dan sy prnh menikh dgn akhwal dan mmpunyai 2 org ank lki2. ttpi sy udh brpisah slma 5 thn. sekarang sy ingin bs mnikah dgn syyid ttpi belum ketemu syyid yg sy cari krna dsini syyid bnyk yg menikahi ahkwal makanya bnyk pla syrfah yg menikah dengan akhwal. yg mau sy tnyakan...apakh dosa/kesalahan sy itu dmaafkn? bgimana sy mncri seorng syyid yg bs mnjadi suami yg bnr2 bs mmbimbing sy dan mnrima sy dan ank2 sy? trs knp bbrpa syyid yg sy knl sllu tnggi hati dan menggp drjt mrka lbh tnggi dan itu mnybbkn mrka mnjadi sombong..trkadang itulh yg mmbuat sy krg sreg pdhl btpa inginnya sy ini punya suami seorng syyid.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaiykum salam warohmah wabarokah...

      ya Syarifah..coba gabung di grup sayyid & Syarifah Family...smoga dpt jodoh disini , aamiin..

      https://www.facebook.com/groups/179449145395/

      Hapus
  26. Subbhanallah.... ^_^ gak jadi ane nich deketin syarifah lagi,, ntar ngerusak keturunan Rsulullah....

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaha...ada ada aja manusia yang menganggap diri mereka paling mulia ini..

      Hapus
    2. hehehe...Kemuliaann manusia bukan terletak pada nasab mba syarifah 'yang berdarah mulia':)
      para ulama kaum habaib cenderung memahami hadist tentang kafaah syarifah secara subjectif demi kepentingan kelangsungan nasab mereka,bukan menurut fiqih.
      Rasulullah SAW diutus Allah SWT membawa Islam untuk rahmat sekalian alam,untuk memutus segala bentuk rasialisme dalam umat manusia,termasuk dalam kafaah dalam perkawinan...kafaah yang utama adalah kemulian Taqwa kepada Allah SWT dan RasulNya..

      Hapus
    3. Ane setuju banget...Rasulullah yang berhati mulia tidak lah mungkin berfikiran rasis..yang hanya mementingkan kepentingan keluarga dan golongannya...apa yang beliau ucapkan ketika beliau akan wafat..umatku..umatku...bukan keturunanku..keturunanku..atau nasabku...nasab ku...

      Hapus
    4. Betulll.. Allah itu maha adil,ga mungkin dia membedakan umatnya dari sisi keturunan,bukan bermaksud menyalahkan siapa2 yang membuat dalil2 kemuliaan pada satu golongan ini tapi secara logika ga mungkin Allah dan rasulullah menciptakan satu tembok perbedaan antar satu umat dengan umat lainnya dari sisi keturunan,kita disini teriak2 kecam yahudi karna yahudi merasa keturunnnya paling mulia dan selain yahudi itu keturunan yang rendah, tapi kenapa disisi lain ada kelompok yang memuliakan dirinya dan seolah merendahkan kelompok lain hanya dari sisi keturunan,kita kan ga bisa request mau dilahirin dari rahim dan genetik siapa dan kita cuma tinggal brojol lalu diatur secara adil seadil2nya oleh ALLAH dari mulai rizky,maut,jodoh dan sejenisnya. Dari sisi manapun akal sehat saya ga bisa sefaham dengan dalil2 ini bahkan saya merasa direndahkan. okee terimakasih... SAYA PAKAI EMA

      Hapus
  27. Assalamu Alaikum,
    Maaf, menurut cerita suami ane, bahwa yg mengklaim diri sebagai habib adalah kelompok orang2 persia dari daerah pegunungan Harran di Iraq (dekat perbatasan Iraq-Iran) yg terkenal gemar mempelajari Kitab2 agama samawi. Kemudian ada yg hijrah ke Hadramaut (Yaman Selatan) dgn mengklaim diri sebagai keturunan sayyidina Husen bin Ali bin Abi Thalib RadhiAllahu anhu (walaupun tanpa bukti yg kuat, sbb katanya mereka sendiri yg membuktikan tanpa disaksikan oleh orang2 Hadramaut) agar bisa diterima oleh orang2 Hadramaut. Dgn membuat manuver2/issue2 Ahmad bin Isa AlMuhajir (ya jelas muhajir sbb mereka orang2 yg hijrah).
    Ternyata mereka diterima di Hadramaut dgn alasan demi keamanan mereka, pertamanya di-ijinkan tinggal di Tarim, Lama2 berkembang biak menjadi banyak. Berhubung mereka bukan orang arab, maka mereka tidak punya nama marga. Kemudian mereka membuat marga sediri yaitu Ba'Alwi, dan dari marga Ba'Alwi berkembang dan menyebar menjadi Bin Sekh Abubakar, Al-Attas, AsSegaff, BaSyeiban, AlHamid dan lain2 menjadi 114 Marga.

    Dari rasa takut ketahuan kedoknya, bahwa mereka adalah keturunan Ahlul-Bait palsu, maka mereka :

    Rajin membuat catatan silsilah2 mereka sendiri yg di-kait2-kan pada Sayyidina Husein Bin Ali Bin Abu Thalib RadhiAllahu-anhu tanpa disaksikan oleh orang lain.(maksudnya untuk mencari legitimasi).

    Banyak juga yg bekerja sama dgn jin untuk mendapatkan kelebihan/kehebatan se-olah2 mereka mendapat karomah, agar dianggap WaliAllah.

    Dalam berpropanganda, mereka selalu bekerja sama saling dukung mendukung dalam pemberian bumbu2 issue yg selalu mereka ciptakan agar menuver2 tsb enak didengar. Sbb mayoritas dari mereka adalah ahli kalam (pandai bersilat-lidah).

    Kemudian sebagian dari marga2 Ba'alwi tsb ada yg hijrah mengikuti pedagang2 Hadramaut ke negara2 yg pengetahuan Islamnya masih lemah, spt India, Malaisia, Indonesia, dsb.
    Dgn mengklaim diri sebagai Ahlul Bait (keluarga RosulAllah) dgn bukti2 yg mereka buat sendiri (spt kakek2 mereka sewaktu datang ke Hadramaut)agar mendapat lahan penghormatan dari penduduk setempat dan sampai sekarang masih dilanjutkan oleh cucu2 mereka.....

    Menurut pengamatan ane :

    1. Ahlul Bait(keturunan dan nenek moyang RosulAllah), tidak akan ada satupun diantaranya yg berbuat maksiat.(coba dipelajari mulai dari Nabi Ibrahim Alaihi Salam).

    2. Jika para habib atau Ba'alwi benar mempunyai bukti2 yg kongkrit bahwa mereka adalah keturunan Sayyidina Husein Bin Ali Bin Abu Thalib RodhiAllahu-anhu :

    Kenapa mereka tidak berani mengklaim diri sebagai Ahlul Bait di Mekkah yg nota bene tempat asal-usul Ahlul Bait ??? Kok malahan dendam/memusuhi para Ulama' Mekkah/Madinah malah sampai memfitnah sbg aliran Wahabi, padahal aliran Wahabi adalah ajaran sesat Abd.Wahab bin Abd.Rahman Rustum di Marokko yg ber-abad2 sebelum ada Ulama Besar Saudi yg bernama Mohammad bin Abd.Wahab (=Pemberantas syirik dan bid'ah)

    Kenapa mereka gemar membuat ritual2 yg tidak di-ajarkan oleh RosulAllah ? Se-olah2 ajaran RosulAllah tidak komplit, dgn dalih cinta RosulAllah ?

    3. Sewaktu pecah perang Irak-Iran 1990, kenapa semua para habib atau Ba'alwi berpihak pada Iran yg jelas2 Syi'ah dan selalu mengkhinati Ahlul Bait ?
    Ini membuktikan bahwa nenek moyang mereka adalah orang2 persia yg berada di Harran-Iraq.


    Wahai para habib atau para Ba'alwi, katakanlah yg haq adalah haq, katakanlah yg bathil adalah bathil. Sebab tanggung jawab pada Allah sangat berat.

    Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
    ليس مِن رجلٍ ادَّعى لغير أبيه وهو يَعلَمه إلاَّ كفر بالله، ومَن ادَّعى قوماً ليس له فيهم نسبٌ فليتبوَّأ مقعَدَه من النار ))، رواه البخاريُّ (3508)، ومسلم (112)، واللفظ للبخاري

    “Tidak ada seorangpun yang mengaku (orang lain) sebagai ayahnya, padahal dia tahu (kalau bukan ayahnya), melainkan telah kufur (nikmat) kepada Allah. Orang yang mengaku-ngaku keturunan dari sebuah kaum, padahal bukan, maka siapkanlah tempat duduknya di neraka” (HR. Bukhari dan Muslim).

    BalasHapus
    Balasan
    1. apa tanggapan mba syarifah dengan tulisan di atas...

      Hapus
    2. 1. النجوم أمان لأهل السماء وأهل بيتي أمان لأهل العرض
      "Bintang-bintang adalah sebagai pengaman bagi penduduk bumi dari tenggelam (di lautan) dan ahlil baitku sebagai pengaman bagi penduduk bumi (dari perselisihan)"
      Mereka ibarat mutiara, jika anda memiliki mutiara yang jatuh ke lumpur apakah akan anda biarkan saja? atau diambil dan dibersihkan?
      Jikalau ada sebagian dari mereka yg pemabuk, judi.. itu perkara mereka dengan Allah. janganlah kalian untuk hina tapi doakanlah kepada kebaikan..
      إنّما يريد الله ليذهب عنكم الرّجس اهل البيت ويطهّركم تطهيرا
      "Sesungguhnya Allah swt bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlu al-bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya"

      2.1 Kenapa mereka tidak berani mengklaim diri sebagai Ahlul Bait di Mekkah?? kata siapa??
      coba cari tahu lagi... ada kok...
      belajar dulu kenapa sampai ahlul bait tercerai berai lari ke beberapa negara diluar Mekkah& Madinah!! apa sebabnya??
      Imam Muhammad bin Abdul Wahab (semoga rahmat Allah atas beliau), tidak ada yang membenci beliau.. tapi sayang murid" dan pengikut beliau tidak banyak menyimpang dari imam mereka, ada beberapa kitab wahabi yang sudah di
      rubah (artinya apa?? mereka tidak konsisten dan menolak dengan ajarannya). Raja Arab?? apa yang bisa diharapkan dari raja Arab yang bersekutu dengan orang yang memerangi muslim, karena apa?? karena raja arab dipilih oleh orang" barat. Jauh sebelum perang dunia, situasi Mekkah&Madinah tidak seperti Mekkah&Madinah seperti sekarang yang membenci keturunan nabi...

      2.2 gemar membuat ritual2 yg tidak di-ajarkan oleh RosulAllah?? apakah salah jika memuji Rasulullah?? Tahu arti dari bacaan Maulid?? siapa pengarangnya?? Orang yang cinta Rasul itu selalu rindu denganNya dan berusaha mengikuti sunnahNya.. saya malas menjelaskannya, mending anda coba cari sendiri sumbernya. Orang yg selalu mengatakan jika dalil ini itu sesat dan tidak kuat, ibarat anak SD yang berdebat dengan anak SMA. Bagaimana mau mengerti, jika memang ilmunya belum sampai kesana..

      3. Syiah?? apa itu syiah? apa itu sunni?? apa itu wahabi??. belajarlah dari sumber yang jelas.. tahukah anda apa itu rowafidz?? apa itu nawafidz??
      bagi anda" semua yg mengaku syiah, kenapa membenci sahabat padahal Rasul sangat mencintai mereka dan kita jg diperintahkan untuk juga memuliakan mereka. Coba pikir, kenapa datuk kalian (bg yg sayid) memiliki nama seperti sahabat?? kenapa ahlul bait banyak memiliki nama spyt sahabat yg 3, kalau memang mereka pengkhianat, coba pikir logika saja. Apakah Nabi terbatas & tidak tahu kalau mereka pengkhianat?? Ingatlah jika setiap perkataan Nabi itu adalah wahyu. Jadi Rasulullah lebih tahu daripada kita semua yang penuh dengan kemunafikan.
      bagi anda" semua yg membenci syiah, knapa setiap terdengar kata KARBALA? kalian merasa harus menjauhi org yg mengatakannya.. aneh.. jgn dipukul rata dong!! Apakah salah jika memperingati/mengenang keutamaan & kemuliaan mereka. Kenapa dulu akur" saja.. kenapa mau diadu domba. Dulu semuanya akur" saja, kenapa baru sekarang ramenya??
      ..... saya kira ini adalah "big game" dr org-org yg tidak menyukai Islam

      katakanlah yg haq adalah haq, katakanlah yg bathil adalah bathil?? anda meragukan keturunan Nabi?? siapa mereka penyebar Islam di ndonesia?? siapa mereka para wali?? siap wali songo itu??
      ~ "Sesungguhnya setiap nasab itu terputus kecuali nasabKu"
      ~ "Sesungguhnya setiap keturunan itu memiliki pengikat yaitu Bapak-Bapak mereka, kecuali kedua anak Ali, Akulah walinya"

      kesimpulannya saya, belum sampai pengetahuan itu anda sama suami anda. bagaimana bisa org yang hafal 10-20rb hadist melawan org alim yg hafal ratusan hadist, yang ada selalu menyatakan sedikit" hadist palsu, bid'ah, sesat...
      cape deh..


      Hapus
    3. Sory nih bukannya bermaksud kick balik tapi sampe detik ini dan sampai kapanpun saya ga bakal terima di beda2kan menurut keturunan itu sama aja dengan memberlakukan kasta. kan ALLAH udah bilang Manusia itu berasal dari Adam,adam diciptakan dari tanah,tidak ada perbedaan antara arab dengan yang bukan arab kecuali ketaqwaannya .. ko sampai hati mendeklarasikan diri bahwa dirinya dan keturunannya adalah keturunan yang paling mulia diantara keturunan yang lain .. saya memang bukan ustad yang faham artikulasi dalil2 secara mendetail tapi saya cuma mau hidup tenang sama rata antara muslim dengan muslim lainya tidak saling memuliakan apalagi merendahkan .

      Hapus
    4. "surga di haramkan(allah)bagi orang yang berlaku zalim thdp ahlil baitku dan mengganggu ku melalui keturunanku"(HR ahmad)
      hadist2 lain yang sejenis dari(HR ad-dailami,sayyidina abubakar,al-mala)
      '....maka mereka(ahlil baitku) Ialah keturunanku,diciptkan dari darah dagingku dan dikaruniakan perngertianku dan ilmuku.."
      (thabraniy,al hakim,rafi'i dan imam mazhab)dan hadist dari HR bukhori
      Al alamah Habib Abdurrahman masyhur (mufti hadramaut) yang tekenal dengan kitabnya "Bughyatul musytarsidin"berkata:

      "seseorang yang dipinang selain laki2 keturunan Rasul SAW(bukan keturunan fatima az-zahra ra)maka aku tak melihat diperbolehkan pernikahan tsb.walaupun wanita keturunan ahlil bait dan walinya yang terdekat merestui.ini dikarenakan nasab yang mulia tsb tidak bisa diraih dan disamakan."
      Habib ustman bin abdullah bin yahya (mufti jakarta) menekankan jangan sampai terkecoh dengan fatwa2 yang menepis hukum kafa'ah,juga jangan termakan dengan membaca buku yg mengandung kerancuan/kerugian.lebih baik mencegah dari pada terkena penyakitnya.kecuali kita memiliki obat penangkalnya.

      dan dalam kitabnya"qawanin syarifah",dikatakannya telah disebutkan dalam kitab"tarsyikul mufatadin" hasiyah fathul mu'in"/227

      "maka sudah diketahui segala nash ini tentang larangan pernikahan wanita ahlul bait SAW dengan lelaki yang bukan keturunan ahlul bait saw,sebaiknya menjauhkan diri dari memfatwakan bolehnya pernikahan syarifah dgn selain dari keturunan rasul SAW.tersebut dgn berlandaskan semata-mata nash umum FUQAHA yakni itu sah bila si wanitanya ridha dan walinya yang terdekatnya pun ridha.HAl ini berlaku secara umum,tidak berlaku untuk syarifah yang berlainan bangsa dengan yang bukan sayid.

      Hapus
    5. Assalamu'alaiykum warohmatullahi wabarokaatuh

      Bismillaahirrohmaanirrohiim

      Sahabat ug dimuliakan Allah Ta'ala....insya Allah ..Aamiin
      syukran atas semua komentar.

      jangan menyalahkan para dzuriyyat Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam krn mereka dilahirkan dengan TakdirNYA...maka yg lebih penting adalah persatuan dan kesatuan...

      Biarkanlah Para Dzuriyyat Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam mempunyai aturan intern karena itu semua adalah untuk kemaslahatan keluarga besar mereka , dalam hal keturunan yg tidak terputus.....

      komentar di atas sudah cukup menjelaskan jawaban, plus lengkap dengan alamat situsnya, maka tiadk perlu mengulang kembali...........
      dan silahkan membaca semua komentar dari awal...

      ok ... yuk kita semua menjaga hati

      Salam Persatuan .......

      Wasallam





      Hapus
  28. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  29. Apa tanggapan mba syarifah tentang 10 kasusu wanita Ahlulbait menikah dengan Pria non Ahlul bait yg telah teman2 komentari di atas...saya tunggu jawabnnya....

    BalasHapus
  30. Sarah Azzahra Al-KheiridSenin, April 15, 2013

    Saya Syarifah,,,
    Harapan saya mendapat imam seorang Habib...
    Abang saya Habib,, dia menikah dengan Syarifah...
    odoh ditangan Allah,,
    Allah cinta Ahlul bait dan insya Allah ,,Allah menyediakan odoh teristimewa

    Cinta pada Rasulullah saw terwujud salah satunya dengan mengabadikan Ahlul bait... <3 Rasulullah saw

    BalasHapus
  31. oooooow gini aja angan tentang syair ini aja,!
    ليس الفتى من يقول هذا ابي#*لكن الفتى من يقول هذا انا

    smua sama tpi mereka ahlubet mmang dibri ke istimewaan.,
    tpi klo itu smua buat bangga banggaan sama saja g lbih dari orang yg rndah.
    smua disisi alloh sama yg mmbdakn adlh iman dan takwa,
    udah g usah di dbatin lagi,
    qita g tau jodo qita siapa!

    BalasHapus