14 Desember 2009

SILSILAH IMAM MAHDI


Kesimpang-siuran siapakah Imam Mahdi, sudah terjadi sejak zaman dahulu dan sampai sekarang hal itu senantiasa menjadi polemik. Bagi umat islam pada umumnya sudah menjadi cerita lama antara mereka yang mengingkari persoalan ini dan yang bersifat ghuluw (berlebihan) didalam mengimani. Syi’ah misalnya, firqoh (kelompok) ini mengkalaim bahwa Muhammad bin Al Hasan Al Askari yang sekarang masih bersembunyi (menurut keyakinan mereka) di Assirdap di Samiro’i adalah Imam Mahdi yang sebenarnya yang ditunggu-tunggu. Demikian juga halnya dengan apa yang diyakini oleh firqoh Al Kisaniyyah yang meyakini bahwa Imam Mahdi itu adalah Muhammad bin Al Hanafiyyah yang sekarang ini menurut mereka bersembunyi di gunung Radhwa.
Ahlus sunnah wal jamaah, sebagimana halnya dengan persoalan dien / agama lainnya, mereka selalu itiqomah berada dalam keadaan wasath (berada ditengah-tengah/adil) sebagimana yang dijelaskan oleh Allah dan Rosul-Nya. Allah berfirman :

“Dan demikianlah Kami jadikan kalian sebagai umat yang wasath (adil) agar kalian menjadi saksi atas manusia” (Al Baqoroh : 143). Maka sebagaimana yang telah digariskan oleh Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam , ahlus sunnah wal jamaah jauh dari salah faham tentang Imam Mahdi, bahkan justru mereka as Salafus Sholih mengimani dan menyatakan bahwa hadits-hadits tentang Imam Mahdi itu mencapai derajad mutawatir ma’nawi. Oleh karena itu tidak boleh ada seorang muslin pun yang meragukannya.


IDENTITAS IMAM MAHDI

Nama dan Nasab.
Namanya adalah seperti nama Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam dan nama ayahnya seperti nama ayah Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam, yaitu Muhammad atau Ahmad bin ‘Abdulloh sebagaimana hadits dari Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam :
“Sungguh bumi ini akan dipenuhi oleh lacut dan kedzoliman dan apabila hal itu telah terjadi(yakni dipenuhinya bumi dengan lacut dan kedzoliman) maka Allah akan membangkitkan seorang laki-lakidari keluargaku namanya seperti namaku dan nama ayahnya seperti nama ayahku,maka ia akan memenuhi dunia ini dengan keadilan sebagaimana dahulu penuh dengan kedzoliman. Maka langit pun tidak melarang hujannya begitupun bumi tidak melarang hasilnya. Dia akan hidup (dalam keadaan seperti itu) selama tujuh atau delapan dan paling lama sembilan tahun (Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Suyuthi dalam al Jami’ush Shoghir dari Al Bazzar dan Ath Thobroni, menurut Syaikh Al Bany shokhih lihat Al Jami’ush Shoghir No. 5073).
Adapun sebab pemberian nama Al Mahdi adalah sebagai berikut : Menurut Ka’ab Al Akbar dinamakan Al Mahdi karena ia menuntun pada suatu urusan yang tersembunyi dan mengeluarkan Taurot dan Injil dari suatu negeri yang disebut Anthookiyyah. (Dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab Al Fitan). Dan dalam riwayat lain beliau mengatakan : Karena dia menunjukan kepada lembaran-lembaran Taurot kemudian mengeluarkannya dari gunung-gunung di Syiria kemudian mengajak Yahudi kepadanya sehingga banyak diantara mereka para Yahudi yang masul Islam.

Silsilah.
Berkata Imam Ibnu Katsir didalam kitab Nihayah 1/26 : Muhammad bin ‘Abdillah al ‘Alawi al Fathimi al Hasani yaitu bahwa Imam Mahdi berasal dari keturunan Hasan bin Ali bin Abi Tholib Rodhiallohu ‘anhu, yang demikian itu adalah sesuai dengan sabda Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam :
“Al Mahdi itu adalah dari keturunanku yaitu dari keturunan Faathimah” (HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya kitab Al Mahdi bab 1 4/474 no. 4284 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya kitab Al Fitan bab Khuruujul Mahdi 2/1378 no. 4186 keduanya dari Ummu Salamah Rodhiallohu ‘anha).
Akan tetapi ada yang berpendapat bahwa Al Mahdi itu berasal dari keturunan Al Abas karena adanya riwayat tentang hal itu. Akan tetapi pendapat yang rojih dan kuat adalah pendapat yang pertama karena riwayat-riwayat yang mendukungnya jauh lebih kuat dan lebih shokhih.
Syaikh Sholih Fauzan didalam kitabnya Al Irsyaad hal. 20, mengatakan : Adapun keberadaan Al Mahdi berada didalam anak keturunan Al Hasan itu membpunyai rahasia yang sangat halus, yaitu Al Hasan Rodhiallohu ‘anhu meninggalkan khilafah karena Allah, maka Allah menjadikan anak cucunya ada yang menggantikannya dengan kebenaran yang mengandung keadilan yang meliputi seluruh bumi, ini adalah merupakan sunnah Allah pada hamba-Nya, bahwa barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan memberi dia atau anak keturunannya yang lebih baik dari itu.

Kun-yah dan Julukannya.
Kun-yahnya adalah Abu ‘Abdillah adapun julukannya adalah Al Jabir karena dia memaksa hati umat Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam dan atau karena dia memaksa dan menaklukan orang-orang dzolim untuk melakukan kebajikan.

Sifat-sifatnya.
Adapun tentang sifat-sifatnya maka Al ‘Alaamah As Safarini menjelaskan didalam kitabnya Ahwaalu Yaumil Qiyaamah hal. 20: Kulitnya sawo matang, perawakannya sedang tidak tinggi dan tidak pula pendek, jidadnya luas, rambutnya tipis dan berbalik kebelakan (ikal), tengah-tengah hidungnya mancung (antara pangkal dan ujungnya) agak tinggi, alisnya bagaikan busur panah ujungnya panjang dan lancip, matanya jelas, kelopaknya indah, biji matanya bulat, garis matanya hitam, giginya putih bersih dan teratur dan pahanya tidak berdempetan satu sama lain. Dan diantara dalil tentang hal itu adalah hadits dari Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam :
“Al Mahdi itu dari keturunanku jidadnya jelas hidungnya mancung, menguasai bumi ini dengan penuh keadilan selama tujuh tahun, yang sebelumnya penuh dengan kedzoliman” (HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya kitab Al Mahdi bab 1 no. 4285 dan Al Hakim dalam Mustadrok-nya 4/557 keduanya dari Abu Sa’id Al Khudri dan didalamnya ada seorang rowi yang bernama ‘Imron bin Dawar Al Qothon Al Bashri Abul ‘Awam yang dia ini shoduuq yang yahim dan dituduh setuju dengan pendapat Khowarij. Oleh karena itu derajad hadits ini hasan.

Tempat Keluarnya.
Al Mahdi akan keluar dari belahan dunia timur sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya An Nihayah 1/26 : Dan yang dimaksud drngan Al Mahdi yang terpuji yang dijanjikan munculnya pada akhir zaman adalah bahwa keluar dan munculnya itu dari arah timur dan dibai’at di Ka’bah.

Lama Hidupnya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan juga dalam hadits terdahulu, Al Mahdi ini hanya akan tinggal dan hidup selama tujuh atau sembilan tahun. Hal ini juga sebagaimana yang disinyalir oleh Ibnu Katsir yang mengatakan  : Dan ini menunjukan bahwa paling lama Al Mahdi itu akan hidup selama tujuh tahun dan paling lama adalah sembilan tahun (An Nihayah 1/27).

Perjalanan Al Mahdi
Telah berkata Al Safarini : Ahlul ilmi berkata Al Mahdi bekerja dengan sunnah Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam , tidak membangunkan orang tidur, berperang diatas jalan sunnah, tidak satu pun sunnah yang ditinggalkan kecuali ia tegakan, tidak ada satu bid’ah pun kecuali ia tumbangkan, akan menegakan Ad Dien pada akhir zaman sebagaimana Rosululloh menegakan pada awalnya, dia akan menguasai dunia ini sebagaimana Dzulqorna’in dan Sulaiman ‘Alaihi Salam berkuasa, mematahkan salib, membunuh babi, mengembalikan kaum muslimin pada kerukunan dan kenikmatan. Bumi ini ia penyhi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kedzoliman, membagi harta semampu yang yang membutuhkan tanpa menghitung-hitungnya, membagi-bagikan harta dengan merata. Penghuni langit dan bumi, burung diudara, binatang buas di hutan dan plangton di dalam lautan ridho terhadap dirinya. Dia penuhi umat Muhammad ini dengan kecukupan sehingga dia memerintahkan seseorang untuk menyeru : “Siapakah yang membutuhkan harta ?”. maka tidak ada yang mendatanginya kecuali seorang laki-laki yang berkata, “Saya”. Maka Al Mahdi menyuruh kepada orang tersebut,”Datangilah penjaga gudang dan katakan Al Mahdi memerintahkan saya untuk memberi saya harta.” Maka berkatalah penjaga gudang tersebut,”Ambilah semaumu.” Sehingga orang tersebut memangku harta tersebut dan mengikatnya, dia menyesal dan berkata,”Saya ini adalah umat Muhammad yang paling thoma’ (rakus) dengan harta ini dan tidak mampu dengan apa yang mencukupkan mereka.” Kemudian ia mengembalikan lagi harta itu dan penjaga gudang menolaknya dan berkata,”Sesungguhnya kami mengambil dari sesuatu yang telah kami berikan.” Umat Muhammad bai yang sholih maupun yang fasik merasakan kenikmatan pada zamannya yang semua itu tidak pernah mereka dengar dan rasakan sebelumnya. Langit pun memberikan terus menerus tanpa menahan sesuatu dari kekayaannya, begitu pula dengan bumi memberikan kepada mereka hasilnya dengan tanpa melarang sedikitpun dari kekayaannnya. Pada kedua tangannya terjadi banyak keajaiban, mengeluarkan barang-barang  harta yang terpendam, menaklukan kota-kota antara kedua belahan bukit. Dibawakan kehadapannya raja-raja India yang tertawan dan dijadikan isi-isi gudang mereka hiasan bagi Baitul Magdis. Kembali kepadanya manusia sebagaimana laba-laba kembali ke sarangnya sehingga manusia itu kembali sebagaimana yang terjadi pada awal-awal generasi umat ini. Allah mengirimkan tiga ribu malaikat yang memukul wajah-wajah orang-orang yang membantahnya dan membelot darinya, Jibril didepannya dan Mikail dibetisnya. Pada zamannya kambing/domba digembalakan pada satu tempat bersama srigala, anak-anak kecil bermain ular semua itu tidak membahayakan sama sekali. Seseorang menanam sekepal menghasilkan tujuh ratus kepal. Al Mahdi akan memberantas riba, memberantas zina, memberantas para peminum minuman keras, umur pun panjang, amanat-amanat ditunaikan, membinaskan orang-orang jahat, tidak ada kesempatan hidup bagi mereka yang membenci keluarga Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam, dia dicintai oleh semua manusia. Allah tumbangkan fitnah-fitnah dan bumi pun menjadi aman sehingga seorang wanita menunaikan haji bersama lima orang wanita lainnya tanpa seorang laki-laki bersama mereka, tidak merasakan adanya ketakutan kecuali tajut kepada Allah. Adalah tertulis dalam syiar-syiar para nabi bahwa tidak ada kedzoliman dan kekurangan apapun dalam hukum dan ketetapannya.

1 komentar: