28 Oktober 2009

APA YANG DAPAT MEMASUKKAN KE SURGA ?

Terlintas di fikiran bagaimana keadaan surga itu? sedemikian hebatkah sampai sampai suatu hadis mengatakan bahwa surga itu belum pernah dilihat oleh mata. Nah bila belum pernah terlintas di mata berarti belum pernah terprogram di memory manusia bagaimana glamour dan mewahnya isi surga.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Allah berfirman: Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga serta tidak terbesit dalam hati manusia. 

di hadis lain, Nabi saw bersabda : Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan  Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 5050
 Allah bilang di Qur’an bahkan di Hadis bahwa amalan manusia akan dilipat gandakan pahalanya. Berarti segala sesuatu amalan di Dunia walau sekecil atom akan dihitung oleh Allah SWT kemudian dilipat gandakan. Seberapa besar amalan ini dilipat gandakan ? hanya Allahlah yang Maha Mengetahui perhitungan yang tepat.

kita boleh menghitung-hitung amal kita, bahkan dianjurkan, sebelum seluruh amal kita diperhitungkan oleh Allah Swt di akhirat nanti. Seperti halnya seorang akuntan atau ahli keuangan yang setiap periode tertentu selalu menghitung kembali kondisi neraca keuangan sebuah perusahaan, agar bisa diketahui apakah perusahaan tersebut sedang untung atau merugi.
Begitu juga dengan kita umat Islam, hendaknya kita selalu memperhatikan masalah perhitungan amal ini. Karena seperti uang yang seringkali mengalir keluar tanpa terasa, dan akhirnya kita bisa mengalami defisit anggaran, demikian juga dengan pahala yang bisa habis disebabkan dosa-dosa yang dilakukan. Dosa-dosa itu ibarat hutang, maka alat pembayarannya adalah pahala, atau dosa adalah kewajiban yang tertunda yang harus dibayar dengan pahala.
Kalkulator amal dan pahala memuat operasi-operasi perhitungan berupa perbuatan-perbuatan yang bisa menambah atau mengurangi pahala kebaikan kita secara otomatis. Seperti simbol operasi perhitungan pada kalkulator pada umumnya yang bisa menambah atau mengurangi nilai suatu bilangan setelah kita menekannya, begitu juga dengan simbol operasi perhitungan amal berikut ini.


1. “X”, pengali
“X” atau pengali adalah operasi perhitungan yang akan melipatgandakan suatu nilai. Faktor yang bisa melipat gandakan nilai pahala adalah ridho Allah Swt. Ridho artinya senang, maka ridho Allah artinya Allah Swt senang atas amal perbuatan kita. Apabila Allah Swt menyenangi setiap amal perbuatan kita, maka bisa saja dia melipat gandakan balasan pahala untuk kita sekehendaknya. Seperti disebutkan di dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 261, yang artinya, “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah itu seperti sebuah biji yang menumbuhkan tujuh ranting dan setiap ranting itu memiliki seratus biji. Dan Allah melipatgandakan pahala itu bagi siapapun yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas KaruniaNya lagi Maha Mengetahui.”

2. “:”, pembagi
Tanda “:” atau pembagi adalah operasi perhitungan yang akan mengurangi suatu nilai secara berlipat. Faktor yang dapat mengurangi nilai pahala puasa secara berlipat adalah perbuatan buruk yang berakibat rasa sakit pada orang lain, baik pada perasaannya atau pun tubuhnya, seperti ghibah (bergunjing), menuduh, mencela, memfitnah, memakan harta orang lain dan menganiaya orang lain (memukul, menyiksa, dan lain-lainnya).

Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki perhiasan.” Rasulullah Saw. bersabda, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun ia juga datang dengan membawa (dosa) menuduh, mencela, memakan harta orang lain, memukul (mengintimidasi) orang lain. Maka orang-orang teraniaya tersebut diberikan pahala kebaikan-kebaikan dirinya. Hingga manakala pahala kebaikannya telah habis, sebelum tertunaikan kewajibannya, diambillah dosa-dosa mereka orang2 teraniaya) dan dicampakkan pada dirinya, lalu dia pun dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Muslim).

3. “+”, penambah
“+” atau penambah adalah operasi perhitungan yang dapat menambah suatu nilai sebesar nilai penambahnya. Rasa syukur kepada Allah Swt atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya adalah faktor yang bisa menambah nilai pahala kebaikan kita berupa bertambahnya nikmat hidup di dunia dan di akhirat. Seperti difirmankan-Nya dalam Alquran surah Ibrahim ayat 7: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

4. “-“, pengurang
Simbol “-“ atau pengurang adalah operasi perhitungan yang dapat mengurangi suatu nilai sebesar nilai pengurangnya. Faktor pengurang pahala adalah sikap mencari perhatian makhluk dalam beramal, jadi bukan karena Allah, seperti ujub (membanggakan diri sendiri), riya’ (mencari pujian orang lain) dan sum’ah (minta didengarkan oleh orang lain/perhatian).

Seperti firman Allah dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 264, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”


Kadang Aku sempat berfikir, mungkin gedung gedung yang ada di Surga , yang diperuntukan hamba Allah yang Shalih adalah hasil amal amal nya di Dunia. Andai di Dunia melakukan satu amal kebaikan dengan penuh ikhlas, ini sama saja kita sedang membangun Istana di Surga, yang batu batanya ada yang dari emas, perak, bahkan dari batu berlian, tergantung amalannya masing masing, wallahu ‘alam. Kenapa saya sempat berfikir demikian ? karna ada sebuah hadis yang mengatakan bahwa apabila wanita keluar rumah dengan pakaian yang tidak mengikuti ketentuan syariat, perempuan itu sedang membangun istana di Neraka untuk suaminya.

Ibnu Abas r.a. meriwayatkan juga bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Apabila seorang wanita keluar rumahnya dengan mempesolek dirinya serta memakai bau-bauan (sedang suaminya ridha akan berbuatan yang demikian itu), maka dibangunkan untuk suaminya pada setiap langkahnya sebuah rumah di neraka.”
 Nah kenapa suami yang dipersalahkan ? padahal perempuan itu melakukan amalan yang salah untuk dirinya, kenapa dosanya bisa ke imbas kepada suaminya ? karena Allah mengatakan bahwa laki laki adalah dilebihkan satu derajat dari pada wanita, sebuah hadis yang

Diceritakan dari Aisyah r.a.: “Pada suatu ketika Rasulullah s.a.w. duduk di masjid, tiba-tiba masuklah seorang perempuan dari suku Muzainah yang memakai pakaian yang terseret-seret ditanah untuk perhiasan pada dirinya di dalam masjid”. Maka Nabi s.a.w. bersabda: “Wahai manusia laranglah isteri-isterimu dari memakai perhiasan dan memperindah gaya berjalan di dalam masjid. Karena sesungguhnya kaum Bani Israil itu tidak dilaknat hingga mereka memberi pakaian isteri-isteri mereka dengan pakaian perhiasan dan mereka berjalan dengan gaya sombong di dalam masjid”. Ibnu Abas r.a. meriwayatkan juga bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Apabila seorang wanita keluar rumahnya dengan mempesolek dirinya serta memakai bau-bauan (sedang suaminya ridha akan berbuatan yang demikian itu), maka dibangunkan untuk suaminya pada setiap langkahnya sebuah rumah di neraka.”


dan bahwa laki laki adalah pemimpin atas wanita, dan juga suami akan diminta pertanggung jawaban atas pendidikan terhadap anak anaknya khusus kepada wanita sebagai istri/anak/adik/keponakan/ (baca artikel 'Nasihat buat Laki laki dan ).
                                                                                                                             
                                                                                                                                                                                                                                     
Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Alloh telah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka. (Qs. an-Nisaa’: 34)


Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (Qs. at-Tahriim: 6)


Bahkan tingkat keshalihan seseorang sangat ditentukan oleh sejauh mana sikapnya terhadap istrinya. Kalau sikapnya terhadap istri baik, maka ia adalah seorang pria yang baik. Sebaliknya, jika perlakuan terhadap istrinya buruk maka ia adalah pria yang buruk.


Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap keluarganya. Sesungguhnya aku sendiri adalah yang paling baik diantara kalian dalam memperlakukan keluargaku. [al-Hadits]


Begitulah, suami janganlah kesibukannya mencari nafkah di luar rumah lantas melupakan tanggung jawab sebagai pemimpin keluarga. Suami berkewajiban mengontrol dan mengawasi anak dan istrinya, agar mereka senantiasa mematuhi perintah Allah, meninggalkan larangan Allah swt sehingga terhindar dari siksa api neraka. Ia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah jika anak dan istrinya meninggalkan ibadah wajib, melakukan kemaksiatan, membuka aurat, khalwat, narkoba, mencuri, dan lain-lain.
Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. [HR. Bukhari].






………….Dari ini semua , maka sangat lebih dari wajar Allah memberikan surga sebagai tempat membalas budi. Seharusnya kita semua berterimakasih kepada Allah SWT yang Maha Baik, karena Allah sangat Penyantun dan sangat Mengerti bagaimana menghargai amalan manusia, walau amalan itu hanya sepele seperti menyingkirkan gangguan (misal duri/paku,dll) dari tempat lalu lalangnya orang banyak, agar tidak menimbulkan mudharat.



 Sebuah hadis dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : '' Iman itu terdiri dari 70 sekian cabang atau 60 sekian cabang. Cabang Iman yang paling utama adalah ucapan 'la ilaha illallah', sedang cabang Iman yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari tempat lalu lalang. Rasa malu adalah bagian dari Iman (HR Bukhari-Muslim)



Hadis diatas berbicara masalah Iman. Jadi Iman dan Amalan selalu sejalan berpasangan. Iman dan Amal ini yang banyak Allah tulis di Qur'an yang dapat memasukkan ke surga (baca artikel tentang Iman dan Amal)

Maka jangan lelah berbuat baik /beramal shallih sebanyak banyaknya, Insya Allah pasti tidak akan rugi. Ikutilah jejak Nabi SAW yang sudah digariskan supaya kita tidak sesat jalan dalam mencari akhirat, yaitu mengamalkan Qur’an dan Sunnah Nabi SAW. Karena kita semua ini adalah umatnya Rasulullah SAW, maka tidak ada jalan lain yang ditempuh kecuali dari jalur Islam . Allah swt berfirman :
'' Sesungguhnya Agama yang diterima disisi Allah adalah Islam '' (al Baqarah 19)


Nah tentu saja ini sebuah statment/pernyataan dari Sang Pencipta bahwa tidak ada lagi Agama lain yang  diterima disisiNya selain ISLAM


Tentunya yang dapat memasukkan ke Surga adalah Iman dan Amal Shalih yang saling berpadu. Sedang Iman saja tanpa melakukan Amalan, ini dimasukkan kedalam area Munafik......sebaliknya bila Amal saja yang dilakukan tanpa ada Iman.............maka nilai Pahala Amalannya menjadi rusak, tidak ada keberkahan....dapat menimbulkan kemudharatan bagi diri dan lingkungan..bahkan kerugian di Dunia dan di Akhirat, na'udzubillah.................


Maka saudaraku, mari kita belajar Iman dan Amal, ikutilah majelis majelis Ilmu Agama di Lingkunganmu, tidak ada kata terlambat buat belajar Agama...............semoga bermanfaat......
Subhanallah wabihamdihi, Subhanaka allahumma wabihamdika Asyhaduala ilaha illa anta Asytaghfiruka wa atubu ilaihi............Alhamdulillahi robbil 'alamiin............ 





-D-













Tidak ada komentar:

Posting Komentar