15 Oktober 2009

UMAT SAKIT , KEMUNDURAN UMAT

Aku termenung memikirkan nasib umat , mengapa  umat kini dalam keadaan sakit ? ah, mengapa terlalu memikirkan ? urusan umat kan sudah ada yang menangani yaitu pemerintahan daerah setempat. lagi pula Aku ini hanya seorang rakyat kecil yang tidak punya andil apa apa  dalam pemerintahan. terkadang Aku menghibur diri dengan  mengambil sikap EGP ah..... dan kembali aku sibuk dalam duniaku sehari hari. Namun kian hari fikiranku tak hendak beranjak dari tempat semula. yaitu sebuah pertanyaan, 'mengapa umat dalam keadaan sakit ?'
Tidak ada manusia yang mau diajak berfikir tentang masalah ini ,padahal datangnya bencana salah satunya disebabkan kemunduran Umat dalam Agama. Sebenarnya yang baik itu datangnya dari Allah dan yang buruk itu datangnya dari diri sendiri. jadi apabila suatu masyarakat mengalami penurunan nilai nilai peradaban dalam bidang ahlaq, yang harus dipertanyakan adalah Aqidahnya, sejauh mana  interaksi individu dengan Allah SWT ? disinilah letak penyakit itu. 
Kenyataan, kebanyakan Manusia Acuh terhadap Allah. Allah ada atau tidak ada, sama saja. Kalaupun percaya  Allah itu ada, kenyataan Allah tidak diperlukan di dalam kehidupan mereka. kalau bergantung kepada Allah sudah tidak ada , bagaimana kita bisa takut dan cinta pada Allah ?!

Side effectnya apa sudah terjadi?    Orang beragama atau tidak, perangainya sama saja.Sama-sama jahat, sama-sama membuat mungkar, sama-sama bergaduh, sama-sama berkrisis.Sama-sama tidak ada kasih sayang, sama-sama tidak ada timbang rasa, sama-sama tidak peduli-mempeduli.
Sama-sama tidak sabar, sama-sama tidak pemurah, sama-sama tidak merendah diri.

Mengapakah perangai orang yang beragama dengan yang tidak ada agama sama?
Sebab mereka mengamalkan agama secara tradisi, agama sekadar satu warisan, tidak ada ilmu menyeluruh tentang agama, apalagi dihayati. Yang diharap hanya pahala, pahala, pahala. Pengamalan Islam bukan ditunjangi oleh  rasa takut dan cinta pada Allah, maka sebab itulah ibadah mereka tidak melahirkan akhlak yang mulia.

Maka barokah Allah pun tidak turun lagi ke dunia ini. Apabila barokah sudah  tidak ada, maka seluruh benda benda di lingkungan yang asalnya baik  akan menjadi mudharat. Allah menimpakan bencana kepada siapa saja , tidak perduli mereka itu  orang baik atau orang jahat, berlaku secara umum di mana-mana. Jika bencana menimpa kepada orang jahat ,itu sebagai hukuman, kepada orang baik, sebagai penghapusan dosa atau meninggikan derajatnya.    Makanan yang baik-baik pun sudah kehilangan barokah, rasa sedap dan lezat pada makanan ternyata  membawa penyakit. Berbagai penyakit yang menakutkan seperti kencing manis , darah tinggi, sakit jantung, semua  menyusahkan manusia. Begitulah kalau Allah sudah murka kepada manusia, makanan yang halal pun ternyata menjadi musuh bagi manusia. Walaupun begitu manusia tidak insaf juga, maksiat tetap dilakukan bahkan semakin bertambah berganda-ganda tanpa takut, tanpa bimbang akan azab Allah. Ajaran Allah dan RasulNya sudah tidak dipedulikan , bahkan  tidak diperjuangkan malah dilupakan. Manusia sibuk dengan makan, sibuk dengan minum  dan sibuk dengan pakaian,sibuk dengan maksiat dan hiburan, sibuk dengan pembangunan dan kemajuan. Allah hanya sebagai slogan. Allah bukan tujuan hidup, kalimah Allah hanya sampingan saja. Maka, pantaslah Allah bertindak. Dia mengarahkan makanan menjadi musuh insan hingga setiap hari manusia menderita disebabkan oleh makanan. Manusia tidak lagi melihat kekuasaan Allah…..inilah penyakit Umat....
Bilakah Manusia  sadar dan insaf , kembali ke pangkal jalan??

Hari ini ,orang menyebut Allah  bukan dari jiwanya. Allah disebut hanya sebagai budaya.Allah  disebut sekadar untuk menyedapkan bahasa & kata-kata......

Renungilah...

Ya Allah Ya Tuhan Kami Yang Maha Penyayang dari segala penyayang
Pandanglah kami dengan kasih sayangMu...

Aku teringat sebuah Hadis,
Suatu hari, Rasullah SAW berkumpul bersama para sahabat. Rasullah SAW berkata,“Umatku akan tertimpa penyakit umat-umat terdahulu”.
Para sahabat bertanya,
“Apakah penyakit itu ya, Rasullah?”
Nabi SAW menjawab,
“Berbuat jahat, menentang kebenaran, berlomba-lomba dan bersaing dalam kekayaan, saling menjauhi dan bersikap dengki, sehingga muncul pembangkangan dan kekacauan”.
Hadis riyawat Thabrani ini menunjukkan bahwa dengki -dalam bahasa agama Islam disebut juga hasad – adalah salah atu penyakit klasik dalam hati dan jiwa manusia.Penyakit yang berbahaya ini telah terbukti merusak dan mengacaukan umat-umat sejak awal sejarah manusia.
dan kita sekarang berada diera globalisasi, tentu sudah dapat membayangkan betapa lebih banyak  lagi kemaksiatan yang muncul di sekeliling kita. Rasulullah saw bersabda : 
'' setiap zaman yang muncul, kemaksiatannya akan melebihi pada zaman sebelumnya''. kemudian
Beliaupun bersabda : '' teruslah menggajak kebaikan dan mencegah kemungkaran walau bagaimanapun. Jika engkau melihat sifat kikir , hawa nafsu dituruti, dunia lebih dipilih daripada amal (Agama), dan setiap orang berbangga dengan pikirannya sendiri, dan tidak ada jalan lagi (kecuali berdiam diri) , maka selamatkanlah dirimu dan putuskan hubungan dengan masyarakat. Tidak lama lagi akan muncul suatu zaman,  orang yang berpegang pada Agamanya seolah olah memegang bara api yang panas.''(misykat).
Inilah sebuah hadis yang Rasulullah SAW sudah mengingatkan kita bagaimana sikap kita jika berada pada zaman tersebut. Betapa sulitnya  memegang Agama dengan benar, bagaikan memegang bara api, atau dengan kata lain  sulit beristiqamah dalam Agama, sebagaimana  sulitnya menggenggam bara api.Sekarang ini sudah dapat dirasakan betapa sulit menarik perhatian manusia terhadap Agama ,apalagi mengajak mereka untuk beramal shalih.

inilah kemunduran umat, di awali dengan penyakit umat. Coba kita lihat pada masa kejayaan Islam dahulu.
Umat Islam dahulu mendapat julukan/predikat “khoiru ummah“, umat yang terbaik. Di dalam Al qur’an surat Ali Imran ayat 110 menjelaskan bahwa  umat yang terbaik adalah umat yang selalu melakukan amal ma’ruf dan mencegah yang munkar. 


Dari ayat diatas, ternyata pernah Umat Islam dahulu tampil sebagai umat yang terbaik dan mendapatkan gelar khairu ummah, karena memang mereka di dalam beragama Islam ini ada penyerahan yang total. Apa yang telah diamanahkan oleh Rasulullah SAW kepada mereka tidak ada yang diabaikan, mereka taat, patuh kepada apa yang telah diputuskan oleh  Allah dan RasulNya, tanpa terkecuali.

Hal itulah yang mengantarkan generasi yang pertama ini disebut juga sebagai generasi qur’ani, karena setiap firman-firman Allah di dalam al Qur’an dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka diangkat derajatnya menjadi umat yang terbaik. Yakni melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar. Rasulullah SAW mengajak manusia ke jalan yang baik, kepada kebenaran serta sekaligus mencegah manusia dari kemunkaran.
Nabi Muhammad SAW mensinyalir, dengan berjalannya waktu, umat Islam akan mengalami penurunan kondisi secara berangsur. Adapun proses dekadensi itu diawali dengan runtuhnya institusi formal kenegaraan umat tempat tegaknya hukum Allah.
Sikap sahabat-sahabat Rasulullah SAW merupakan generasi yang pertama masuk Islam sehingga mereka mencapai gelar khairu ummah tidak lain karena mereka itu bersaksi tidak ada Tuhan kecuali hanya Allah SWT dan nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Para sahabat Rasul mereka bersungguh-sungguh dan menyerahkan seutuhnya secara total kepada agama Islam, karena orang yang ber-lslam tidak boleh main-main, tidak boleh tanggung-tanggung serta harus serius, sungguh sungguh menanggalkan semua sisa-sisa keyakinan agama yang lama dan menerima agama Islam ini secara utuh.
Kalau umat terdahulu bangkit sampai kepada khairu ummah atau umat yang terbaik, itu karena Masyarakat Islam saat itu benar benar ada penyerahan total kepada Islam. Sebaliknya kemunduran Umat  bisa terjadi  ketika Masyarakat Islam tidak ada penyerahan yang total terhadap Agama Islam alias tidak rela diatur oleh hukum-hukum Islam dan tidak rela  diatur oleh Al Qur’an dan Sunnah Nabi. Pada kenyataan, Umat Islam  mengamalkan ajaran Islam hanya sebatas hal hal yang parsial saja, seperti mengamalkan mana mana yang mudah untuk diamal dan meninggalkan ajaran Allah & RasulNya yang sulit, salah satu contoh tentang berjilbab. Banyak Wanita memakai jilbab, tetapi tidak sempurna karena alasan sulit/ribet sehingga memakai jilbab cukup dililit ke leher dengan kerudung yang pendek dan tipis sementara aturan syari'at tentang jilbab untuk wanita adalah Allah SWT menyuruh memakai jilbab yang lebar menutup dada & seluruh tubuh.
(baca al ahzab 59).  atau tidak mau shalat berjamaah di masjid bagi kaum laki laki, karena merasa repot ,capek baru pulang kantor, dll. Padahal shalat berjamaah di Masjid adalah hal yang Rasulullah SAW contohkan bersama para Sahabatnya.


Maka Jika kita tidak mau tunduk kepada aturan yang Allah SWT dan Rasul SAW telah tetapkan,  bagaimana kita akan bisa sampai kepada masyarakat yang ' khairu ummah'.


Sebab-sebab Kemunduran Umat Islam

Pertama, lemahnya akidah dan iman. Ada pertanyaan kenapa lemahnya akidah dan keimanan bagi umat Islam, karena kita dari dahulu senantiasa mengabaikan ajaran agama Islam, mengabaikan ilmu-ilmu Islam dan mengutamakan ilmu-ilmu yang lain.  Ilmu Agama Islam kita jadikan urutan-urutan sekian saja, yang penting  makmur secara dunia & agama kita singkirkan dari kehidupan.


Sesungguhnya kalau kita menyadari ,kita telah  termasuk ke dalam area kufur nikmat. Ingatlah dahulu kita sebelum merdeka, merengek teriak-teriak dan mengadu kepada Allah setiap malam , berdoa sambil duduk, berdiri dan berbaring, tetapi setelah merdeka, kita singkirkan hukum-hukum Islam, syariat-syariat Islam dan ajaran Islam dari kehidupan kita, inilah yang mengakibatkan umat Islam mundur dari hari ke hari hingga hari ini.
Kedua, tidak adanya ukhuwah Islamiyah. Kita terpecah belah dan berkeping-keping, kita dipecah belah oleh aliran kepercayaan, aliran-aliran dalam Islam, organisasi-organisasi dan dipecah oleh partai-partai hingga sampai hari ini umat Islam menjadi berkeping-keping sehingga kita tidak punya kwalitas apa-apa.
Rasulullah SAW mensinyalir yang artinya “hampir tiba masanya dimana bangsa-bangsa lain itu akan mengeroyok dan menyerbu umat Islam seperti makanan di atas meja hidangan”.
Lalu sahabat merasa heran kemudian bertanya kepada Rasul “apakah jumlah kami waktu itu sedikit, sehingga kami dikeroyok dan diserbu sedemikian rupa seperti makanan yang mau dihidangkan ? “.
Kemudian nabi menjawab “tidak, bahkan jumlah kamu ketika itu banyak dan mayoritas tetapi jumlah kamu tidak memiliki kwalitas dan terpecah satu dengan yang lain, akhirnya kondisi semacam ini hanya banyak tetapi tidak mempunyai kwalitas seperti buih yang ada dilautan”.
Ternyata penyebab utama kata Rasul adalah “di dalam dada umat Islam itu tertancap penyakit wahn, sahabat bertanya apa penyakit wahn itu ya Rasul, kemudian di jawabnya dengan “cinta dunia dan takut mati”.
Kalau hal ini masih ada pada diri umat Islam maka sampai pada hari kiamat pun kita tidak akan meraih yang namanya
'khairul ummah'.  Demikan semoga menjadi bahan renungan bagi pembaca dan menjadi motivasi bagi perubahan umat, amin, ya Robbal 'alamiin.

-D-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar