بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
UMAIR BIN AL-HAMMAM
(Sungguh Ini Merupakan Hidup yang Panjang)
Senin, 02 Agustus 10
Pada perang Badar ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Bangkitlah kalian menuju Surga yang lebarnya seluas langit dan bumi." Umair bertanya, "Wahai Rasulullah, Lebar Surga seluas langit dan bumi?" Beliau menjawab, "Benar," Umair berkata, "Bah-bah." Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, "Apa yang menyebabkan kamu mengatakan Bah-bah?" Umair menjawab, "Demi Allah, Tidak wahai Rasulullah, aku hanya berharap, mudah-mudahan aku termasuk penghuninya." Rasulullah bersabda, "Sungguh, engkau termasuk penghuni Surga."
Umair lalu mengambil beberapa biji kurma dari tempat makanannya lalu menyuapnya. Kemudian berkata, "Sekiranya aku masih hidup sehingga menghabiskan kurma ini, sungguh ini merupakan kehidupan yang sangat panjang." Selanjutnya ia melemparkan kurma yang masih tersisa untuk maju berperang sebentar kemudian ia terbunuh dalam peperangan ini. (HR. Muslim, 1901.)
Di posting oleh : Abu Thalhah Andri Abdul Halim, di ambil dari “99 Kisah Orang Shalih”
SA’AD BIN KHAITSAMAH BIN AL-HARITS
(Masuk Surga Mendahului Ayahnya)
Jumat, 15 Januari 10
Seorang ayah yang bernama Khaitsamah bin al- Harits dengan anaknya yaitu Sa’ad mengundi siapa di antara mereka berdua yang akan ikut dalam perang Badar kali ini. Kemudian undian keluar dengan nama Sa’ad. Serta merta ayahnya berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, berikanlah giliran kali ini kepadaku."
Sang anak menjawab, "Wahai ayah, sekiranya balasan dari berangkat menuju perang Badar ini bukan Surga tentu akan aku berikan kepada ayah." Kemudian Sa’adlah yang berangkat ke perang Badar dan ia terbunuh dalam peperangan ini.
Sementara ayahnya masih terus menerus menunggu-nunggu kesempatan dapat ikut peperangan demi menggapai Surga, maka cita-citanya terkabulkan pada peperangan Uhud. Dalam peperangan tersebut dia gugur. (Al-Ishabah 2/24.)
Sumber : 99 Kisah Orang Shalih
AMIR BIN FAHIRAH
(Malaikat Menyembunyikan Jasadnya)
Senin, 05 April 10
Ketika Jabir bin Salma memanah Amir bin Fahirah tepat mengenai sasaran, Amir berkata, "Demi Allah aku sangat beruntung!"
Periwayat kisah ini mengatakan, "Malaikat membawa jasad Amir ke atas ketinggian langit, hingga aku tidak melihat bekasnya."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Para Malaikatlah yang membawa jasad Amir kemudian menempatkannya di Iliyyin."
Pada hari berikutnya Jabir bin Salma menanyakan apa maksud pernyataan Amir, "Demi Allah, sungguh aku sangat beruntung!
Para sahabat berkata, "Yang dimaksud adalah Surga."
Tidak lama kemudian yakni semenjak Jabir bin Sulma melihat keanehan pada diri Amir bin Fahirah, ia memeluk Islam bahkan keislamannya sangat bagus. Aisyah menuturkan, "Amir bin Fahirah diangkat para malaikat ke langit, sehingga jasadnya tidak ditemukan, para Malaikat telah menyembunyikannya."
Sumber : Ats-Tsabat Indal Mamat, hal. 107.
AMR BIN AL-JAMUH
(Masuk Surga dengan Kakinya yang Pincang)
Senin, 08 Juni 09
Diriwayatkan dari Abu Qatadah, dia berkata, "Amr bin al-Jamuh datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk bertanya, 'Bagaimana pendapatmu ya Rasulullah sekiranya aku ikut serta dalam peperangan fi sabilillah sehingga aku terbunuh, apakah engkau melihatku berjalan di Surga dengan kakiku yang cacat ini?' Kaki Amr memang pincang. Rasulullah a menjawab, 'Ya.' Kemudian dalam perang Uhud itu dia terbunuh bersama keponakan perempuannya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berjalan di depan jenazahnya, beliau bersabda, 'Seolah-olah aku melihatmu berjalan di Surga dengan kaki tanpa cacat'." (HR. Ahmad, 5/299.)
Sumber : 99 Kisah Orang-Orang Shalih, kisah ke-30, hal 51
Sumaiyah
Orang yang Pertama Mati Syahid dalam Islam
Senin, 19 Januari 09
Sabar adalah salah sifat terpuji yang telah ditanamkan Islam kedalam hati para wanita mukminah dari kalangan para shahabiyat, dan menumbuhkannya dalam sanubari mereka, sehingga salah seorang diantara mereka pada saat menghadapi berbagai cobaan dan musibah bagaikan gunung yang kokoh tak bergerak, dan bagaikan singa di sarangnya, ia tidak takut dan tidak ragu.
Mereka telah mengalami berbagai siksaan lahir dan batin, mengalami sakit parah, kemiskinan yang mencekik, kehilangan orang-orang yang dicinati. Namun itu semua tidak menggoyahkan keimanan mereka, tidak membunuh semangat mereka, tidak menjadikan mereka berkeluh kesah, lemah dan gelisah.
Diantara shahabiyat yang mendapat anugerah tersebut adalah Sumaiyah, seorang wanita yang pertama kali mendapatkan syahid dalam Islam.
Kisahnya,….
Dalam ketegaran menghadapi siksaan, tampak sekali sikap Sumaiyah binti Khabbat, ibu Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu, sebagai contoh terdepan dan bukti yang sangat tepat dalam hal ini.
Abu Jahal, panglima kezhaliman memakaikan baju besi pada Sumaiyah, kemudian menjemurnya dibawah terik panas matahari yang membakar. Walaupun begitu ia bersabar dan mengharap pahala, ia tidak berharap sesuatu kecuali Allah dan Hari Akhir. Ketika sikap beliau ini mematahkan kesombongan Abu Jahal, dan mengobarkan kemarahan di hatinya, Abu Jahal melakukan apa yang dilakukan oleh para penguasa zhalim lagi jahat ketika tak mampu berbuat apa-apa. Karena ketegaran Sumaiyah radhiallahu ‘anha dalam agamanya, Abu Jahal mendekatinya, kemudian menusuknya dengan tombak hingga meninggal dunia.
Dalam kitab ‘Usdhu al-ghabah’, al-Hafizh Ibnu hajar mengatakan, “Abu Jahal menusuk sumaiyah dengan tombak yang ada ditangannya pada kemaluannya hingga meninggal dunia. Beliau adalah orang yang mati syahid pertama dalam Islam, beliau dibunuh sebelum hijrah, dan beliau termasuk diantara orang yang memperlihatkan keislamannya secara terang-terangan pada awal datangnya Islam.”
Ini adalah merupakan pelajaran bagi setiap mukminah yang diinginkan oleh orang-orang yang brbuat dosa untuk dicopot dari agamanya, hendaknya ia meneladani ketegaran, keteguhan dan kesabaran Sumaiyah. Semboyannya adalah perkataan Abu Athiyah:
“Bersabarlah dalam kebenaran, engkau akan merasakan manisnya
Kesabaran demi kebenaran terkadang harus melaluikepedihan”.
Hal ini juga menunjukkan bahwa sabar itu tidaklah ada batasnya, sampai Allah mendatangkan keputusan dan ketetapan-Nya.
Sumber: Durus min Hayat ash-Shahabiyat, karya Abdul Hamid bin Abdurrahman as-Suhaibani.
Menjadi PENGHUNI SURGA
(Karena tidak Hasad)
Selasa, 27 April 10
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, "Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba-tiba beliau bersabda, 'Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.' Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.
Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda lagi, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.' Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.
Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!' Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .
Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, 'Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.'
Dia menjawab, 'Silahkan!'
Anas berkata bahwa Amr bin Ash setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamullail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.
Abdullah juga mengatakan, 'Saya tidak mendengar ia berbicara kecuali yang baik.'
Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap remeh amalnya, ia berkata, 'Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga.' Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.
Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?'
Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, 'Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.'
Abdullah bin Amr berkata, 'Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya'."
Sumber : Az-Zuhdu, Ibnul Mubarak, hal. 220
USHAIRIM BANI ABDUL ASYHAL
(Penghuni Surga yang Selama Hidupnya Belum Pernah Shalat)
Rabu, 20 Mei 09
Diriwayatkan dari Ibnu Sufyan maula Ibnu Abi Ahmad bahwa Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meminta kepada para sahabat dan berkata, "Ceritakan kepadaku mengenai kisah seseorang yang masuk Surga padahal belum pernah shalat sekali pun sepanjang hidupnya!" Ternyata para sahabat tidak ada yang mengetahui.
Akan tetapi para sahabat balik bertanya, "Siapakah dia?" Abu Hurairah menjawab, "Ushairim Bani Abdul Asyhal ‘Amr bin Tsabit bin Waqsy."
Al-Hushain berkata, "Aku bertanya kepada Mahmud bagaimana kehidupan Ushairim sebelumnya?" Mahmud menjawab, "Sebelumnya dia enggan memeluk Islam sebagaimana kaumnya, namun kemudian ia masuk Islam.
Ketika terjadi peperangan Uhud yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga berada dalam peperangan tersebut, ia ingin memeluk Islam dan ia pun lantas masuk Islam. Setelah itu, ia mengambil pedang dan berangkat menuju medan perang. Dia menyerang dan memberikan perlawanan sehingga terluka di beberapa bagian tubuhnya.
Tatkala orang-orang dari Bani Abdul Asyhal mencari para korban dalam peperangan ini, mereka mendapati Ushairim. Mereka bertanya, 'Ini jasad Ushairim, apa yang menyebabkan dia datang dalam peperangan ini? Bukankah dia tidak berkenan ikut serta dalam peperangan ini?'
Mereka mempertanyakan status Ushairim sehingga berada dalam pertempuran ini, 'Wahai Amr, apa yang menyebabkan kamu berada di sini. Karena setia kepada kaummu ataukah simpati kepada Islam?'
Amr menjawab, 'Karena cintaku terhadap Islam, aku telah beriman kepada Allah dan Rasulullah, kemudian aku angkat senjataku dan aku berperang, sehingga keadaanku seperti ini.' Ushairim meninggal dunia di tengah-tengah kaumnya, kemudian mereka memberitahukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda, 'Sesungguhnya dia termasuk penghuni Surga'."
Sumber : As-Sirah an-Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 3/40.
WaAllahua'lam
UMAIR BIN AL-HAMMAM
(Sungguh Ini Merupakan Hidup yang Panjang)
Senin, 02 Agustus 10
Pada perang Badar ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Bangkitlah kalian menuju Surga yang lebarnya seluas langit dan bumi." Umair bertanya, "Wahai Rasulullah, Lebar Surga seluas langit dan bumi?" Beliau menjawab, "Benar," Umair berkata, "Bah-bah." Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, "Apa yang menyebabkan kamu mengatakan Bah-bah?" Umair menjawab, "Demi Allah, Tidak wahai Rasulullah, aku hanya berharap, mudah-mudahan aku termasuk penghuninya." Rasulullah bersabda, "Sungguh, engkau termasuk penghuni Surga."
Umair lalu mengambil beberapa biji kurma dari tempat makanannya lalu menyuapnya. Kemudian berkata, "Sekiranya aku masih hidup sehingga menghabiskan kurma ini, sungguh ini merupakan kehidupan yang sangat panjang." Selanjutnya ia melemparkan kurma yang masih tersisa untuk maju berperang sebentar kemudian ia terbunuh dalam peperangan ini. (HR. Muslim, 1901.)
Di posting oleh : Abu Thalhah Andri Abdul Halim, di ambil dari “99 Kisah Orang Shalih”
SA’AD BIN KHAITSAMAH BIN AL-HARITS
(Masuk Surga Mendahului Ayahnya)
Jumat, 15 Januari 10
Seorang ayah yang bernama Khaitsamah bin al- Harits dengan anaknya yaitu Sa’ad mengundi siapa di antara mereka berdua yang akan ikut dalam perang Badar kali ini. Kemudian undian keluar dengan nama Sa’ad. Serta merta ayahnya berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, berikanlah giliran kali ini kepadaku."
Sang anak menjawab, "Wahai ayah, sekiranya balasan dari berangkat menuju perang Badar ini bukan Surga tentu akan aku berikan kepada ayah." Kemudian Sa’adlah yang berangkat ke perang Badar dan ia terbunuh dalam peperangan ini.
Sementara ayahnya masih terus menerus menunggu-nunggu kesempatan dapat ikut peperangan demi menggapai Surga, maka cita-citanya terkabulkan pada peperangan Uhud. Dalam peperangan tersebut dia gugur. (Al-Ishabah 2/24.)
Sumber : 99 Kisah Orang Shalih
AMIR BIN FAHIRAH
(Malaikat Menyembunyikan Jasadnya)
Senin, 05 April 10
Ketika Jabir bin Salma memanah Amir bin Fahirah tepat mengenai sasaran, Amir berkata, "Demi Allah aku sangat beruntung!"
Periwayat kisah ini mengatakan, "Malaikat membawa jasad Amir ke atas ketinggian langit, hingga aku tidak melihat bekasnya."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Para Malaikatlah yang membawa jasad Amir kemudian menempatkannya di Iliyyin."
Pada hari berikutnya Jabir bin Salma menanyakan apa maksud pernyataan Amir, "Demi Allah, sungguh aku sangat beruntung!
Para sahabat berkata, "Yang dimaksud adalah Surga."
Tidak lama kemudian yakni semenjak Jabir bin Sulma melihat keanehan pada diri Amir bin Fahirah, ia memeluk Islam bahkan keislamannya sangat bagus. Aisyah menuturkan, "Amir bin Fahirah diangkat para malaikat ke langit, sehingga jasadnya tidak ditemukan, para Malaikat telah menyembunyikannya."
Sumber : Ats-Tsabat Indal Mamat, hal. 107.
AMR BIN AL-JAMUH
(Masuk Surga dengan Kakinya yang Pincang)
Senin, 08 Juni 09
Diriwayatkan dari Abu Qatadah, dia berkata, "Amr bin al-Jamuh datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk bertanya, 'Bagaimana pendapatmu ya Rasulullah sekiranya aku ikut serta dalam peperangan fi sabilillah sehingga aku terbunuh, apakah engkau melihatku berjalan di Surga dengan kakiku yang cacat ini?' Kaki Amr memang pincang. Rasulullah a menjawab, 'Ya.' Kemudian dalam perang Uhud itu dia terbunuh bersama keponakan perempuannya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berjalan di depan jenazahnya, beliau bersabda, 'Seolah-olah aku melihatmu berjalan di Surga dengan kaki tanpa cacat'." (HR. Ahmad, 5/299.)
Sumber : 99 Kisah Orang-Orang Shalih, kisah ke-30, hal 51
Sumaiyah
Orang yang Pertama Mati Syahid dalam Islam
Senin, 19 Januari 09
Sabar adalah salah sifat terpuji yang telah ditanamkan Islam kedalam hati para wanita mukminah dari kalangan para shahabiyat, dan menumbuhkannya dalam sanubari mereka, sehingga salah seorang diantara mereka pada saat menghadapi berbagai cobaan dan musibah bagaikan gunung yang kokoh tak bergerak, dan bagaikan singa di sarangnya, ia tidak takut dan tidak ragu.
Mereka telah mengalami berbagai siksaan lahir dan batin, mengalami sakit parah, kemiskinan yang mencekik, kehilangan orang-orang yang dicinati. Namun itu semua tidak menggoyahkan keimanan mereka, tidak membunuh semangat mereka, tidak menjadikan mereka berkeluh kesah, lemah dan gelisah.
Diantara shahabiyat yang mendapat anugerah tersebut adalah Sumaiyah, seorang wanita yang pertama kali mendapatkan syahid dalam Islam.
Kisahnya,….
Dalam ketegaran menghadapi siksaan, tampak sekali sikap Sumaiyah binti Khabbat, ibu Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu, sebagai contoh terdepan dan bukti yang sangat tepat dalam hal ini.
Abu Jahal, panglima kezhaliman memakaikan baju besi pada Sumaiyah, kemudian menjemurnya dibawah terik panas matahari yang membakar. Walaupun begitu ia bersabar dan mengharap pahala, ia tidak berharap sesuatu kecuali Allah dan Hari Akhir. Ketika sikap beliau ini mematahkan kesombongan Abu Jahal, dan mengobarkan kemarahan di hatinya, Abu Jahal melakukan apa yang dilakukan oleh para penguasa zhalim lagi jahat ketika tak mampu berbuat apa-apa. Karena ketegaran Sumaiyah radhiallahu ‘anha dalam agamanya, Abu Jahal mendekatinya, kemudian menusuknya dengan tombak hingga meninggal dunia.
Dalam kitab ‘Usdhu al-ghabah’, al-Hafizh Ibnu hajar mengatakan, “Abu Jahal menusuk sumaiyah dengan tombak yang ada ditangannya pada kemaluannya hingga meninggal dunia. Beliau adalah orang yang mati syahid pertama dalam Islam, beliau dibunuh sebelum hijrah, dan beliau termasuk diantara orang yang memperlihatkan keislamannya secara terang-terangan pada awal datangnya Islam.”
Ini adalah merupakan pelajaran bagi setiap mukminah yang diinginkan oleh orang-orang yang brbuat dosa untuk dicopot dari agamanya, hendaknya ia meneladani ketegaran, keteguhan dan kesabaran Sumaiyah. Semboyannya adalah perkataan Abu Athiyah:
“Bersabarlah dalam kebenaran, engkau akan merasakan manisnya
Kesabaran demi kebenaran terkadang harus melaluikepedihan”.
Hal ini juga menunjukkan bahwa sabar itu tidaklah ada batasnya, sampai Allah mendatangkan keputusan dan ketetapan-Nya.
Sumber: Durus min Hayat ash-Shahabiyat, karya Abdul Hamid bin Abdurrahman as-Suhaibani.
Menjadi PENGHUNI SURGA
(Karena tidak Hasad)
Selasa, 27 April 10
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, "Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba-tiba beliau bersabda, 'Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.' Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.
Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda lagi, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.' Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.
Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!' Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .
Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, 'Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.'
Dia menjawab, 'Silahkan!'
Anas berkata bahwa Amr bin Ash setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamullail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.
Abdullah juga mengatakan, 'Saya tidak mendengar ia berbicara kecuali yang baik.'
Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap remeh amalnya, ia berkata, 'Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga.' Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.
Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?'
Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, 'Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.'
Abdullah bin Amr berkata, 'Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya'."
Sumber : Az-Zuhdu, Ibnul Mubarak, hal. 220
USHAIRIM BANI ABDUL ASYHAL
(Penghuni Surga yang Selama Hidupnya Belum Pernah Shalat)
Rabu, 20 Mei 09
Diriwayatkan dari Ibnu Sufyan maula Ibnu Abi Ahmad bahwa Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meminta kepada para sahabat dan berkata, "Ceritakan kepadaku mengenai kisah seseorang yang masuk Surga padahal belum pernah shalat sekali pun sepanjang hidupnya!" Ternyata para sahabat tidak ada yang mengetahui.
Akan tetapi para sahabat balik bertanya, "Siapakah dia?" Abu Hurairah menjawab, "Ushairim Bani Abdul Asyhal ‘Amr bin Tsabit bin Waqsy."
Al-Hushain berkata, "Aku bertanya kepada Mahmud bagaimana kehidupan Ushairim sebelumnya?" Mahmud menjawab, "Sebelumnya dia enggan memeluk Islam sebagaimana kaumnya, namun kemudian ia masuk Islam.
Ketika terjadi peperangan Uhud yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga berada dalam peperangan tersebut, ia ingin memeluk Islam dan ia pun lantas masuk Islam. Setelah itu, ia mengambil pedang dan berangkat menuju medan perang. Dia menyerang dan memberikan perlawanan sehingga terluka di beberapa bagian tubuhnya.
Tatkala orang-orang dari Bani Abdul Asyhal mencari para korban dalam peperangan ini, mereka mendapati Ushairim. Mereka bertanya, 'Ini jasad Ushairim, apa yang menyebabkan dia datang dalam peperangan ini? Bukankah dia tidak berkenan ikut serta dalam peperangan ini?'
Mereka mempertanyakan status Ushairim sehingga berada dalam pertempuran ini, 'Wahai Amr, apa yang menyebabkan kamu berada di sini. Karena setia kepada kaummu ataukah simpati kepada Islam?'
Amr menjawab, 'Karena cintaku terhadap Islam, aku telah beriman kepada Allah dan Rasulullah, kemudian aku angkat senjataku dan aku berperang, sehingga keadaanku seperti ini.' Ushairim meninggal dunia di tengah-tengah kaumnya, kemudian mereka memberitahukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda, 'Sesungguhnya dia termasuk penghuni Surga'."
Sumber : As-Sirah an-Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 3/40.
WaAllahua'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar