24 Juni 2011

Bagian dari Karya ilmiah Sifat 20 Ilmu Laduni Tentang "




ILMU TAREQAH BERSUCI MENUJU HAKIKAT SUCI

Setelah kita mengetahui mengenai makna rukun sholat, bacaan-bacaannya, gerakan serta isi dan rahasia didalam sholat itu sendiri pada bab II, maka kita juga harus mengetaui nagaimana merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikanlah Al Qur'an Surat Al Mu'minun ayat satu dan dua yang berbunyi :

"sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,(yaitu) orang yang khusyu' dalam sholatnya".

hal ini jelas sekali mengenai kedudukan khusyu', karena khusyu' merupakan mata didalam sholat kita. adapun orang-orang yang belum sampai kepada tingkat khusyu', maka sholatnya buta. oleh sebab itu kita harus belajar dan berlatih untuk mencapai sholat secara khusyu'. Sabda Rasulullah :

"Dua rakaat dari seorang yang berilmu yang hatinya zuhud lebih baik dan lebih disukai Allah daripada ibadahnya orang lain yang dilakukan hingga hari kiamat. sebab ibadah tanpa ilmu tidak bernilai".

Saya telah menuliskan syair tentang pandangan khusyu’ seperti dibawah ini :

Tatkala mata memandang kemuka, apakah tepadang jua yang dibelakang?
Tatkala kepala menengadah kelangit, tak terpandanglah bawah.
Umpama seorang yang tertidur lelap, lalu ia pergi mengembara menjelajah alam..
Matanya terpejam, dan jasadnyapun tak berdaya..
Keindahan yang terlihat, bahagia yang didapat.
Kerusuhan yang dirasa, tubuhpun meronta-ronta.
Alangkah bahagia bila pandanganku ini menjadi Tauhid
Kepada yang Maha Indah lagi melimpahkan Kasih Sayang..
Dan itulah iman syare’at.
Alangkah beruntung mereka-mereka yang telah suci dan dikasihi..
Mereka tidak bisa memandang apa-apa..
Dan mereka itu berada disisi Tuhannya.


Syair ini dapat difahamkan, betapa susahnya menjelaskan tentang khusyu’ ini. Karena ianya bukan sekedar kalimat, namun harus dirasakan. Barulah seseorang dapat mengerti. Jasad terbaring jiwanya menjelajah alam, matanya terpejam, hatinya melihat kepada Tuhannya. Dan yang sebenar-benar khusyu’ itu adalah kekosongan rasa, tanpa harapan, tanpa hayalan, tanpa rupa dan warna yang dikenal, tanpa suara tanpa apa-apa. Tidak berharap kepada bahagia dan tidak pula takut akan siksa. Kekosongan rasa ini adalah akhir dari tingkatan khusyu’. Dan jika ada akhir tentulah ada awalannya. Awalnya adalah adanya rasa takut, rasa takut akan menjadikan seseorang menjadi ta’at. Ketaatan yang sebenar-benarnya dan istiqomah akan menjadikan ia kenal sehingga tumbuhlah rasa pada yang ditaati. Sementara yang dikenal itu adalah yang maha pengasih lagi maha penyayang, maha indah, maha, tinggi, dan segalanya. maka tumbuhlah rasa cinta. Setelah cinta dan dicintai, pada akhirnya, rasa takut, taat atau cinta itu akan sirna dan menyatu, sebab tiada kekhawatiran lagi dan tiada keragu-raguan lagi pada dirinya.
Ingatlah,
"sesungguhnya para wali Allah itu tiada keragu-raguan dalam hati mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
( Al-Qur’an surat Yunus :62).
Untuk memasuki gerbang khusyu’, hendaklah sesuatu itu difahami dengan sebenar-benarnya. Misal : tujuan kita sholat itu apa?...yaitu menghadap Allah Swt, hendaklah ia merasa benar-benar menghadap Allah Swt. Atau takut, atau karena ta’at dan sebagainya. Bagaimana seseorang dapat dikatakan khusyu’, sementara dia tidak mengetahui tujuan perbuatannya. Terkadang dia tau akan tujuan perbuatannya, namun tidak mengerti apa yang diucapkannya, padahal sesungguhnya sholat itu berbicara kepada Allah Swt, sedangkan dia tidak mengerti apa-apa, ilmunya belum nyampe. Inilah yang disebut sebagai ibadah tanpa ilmu tidak bernilai.
Sebagai awalan ilmu khusyu’, secara syare’at paling tidak kita harus mengerti bacaan-bacaan (mengerti makna yang kita baca) dalam sholat, memahami makna gerakan-gerakan didalam sholat itu (mengapa kita bertakbir, membaca Fatihah, ruku’ sujud dan sebagainya). Dan yang harus jelas sekali adalah tujuan sholat itu sendiri (hakekat kita melakukan sholat). Sebagaimana seorang arab melakukan sholat, memuji Allah dan berdo’a. Mereka mengerti apa yang diucapkannya. Sebagaimana kita berbicara kepada seorang raja yang kita cintai dengan bahasa kita sendiri. Kalimat-kalimat ungkapan yang lahir dari hati dan keinginan sendiri. Oleh sebab itu kita juga harus mengerti seperti mereka. Nanti akan saya jelaskan satu persatu berurutan dengan gerakan dan rukun sholatnya. Dan sebelumnya kita akan bahas ilmunya dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar