28 April 2010

!!!!!!!! S E T A N !!!!!!!!!!

Kali ini saya akan menulis artikel tentang SETAN.
Wah, sereeem,
Jika sudah menyinggunug masalah “setan”, konotasinya pasti kea rah klenik, dukun, dunia lain, genderewo, kuntilanak, tuyul , dll.
Maka disini saya akan menuliskan makna dari arti kata “setan”


Menurut ‘Abbas Mahmud al – ‘Aqqaad dalam bukunya yang berjudul “ Iblis”, kata “setan” atau “syaithaan” (dlm bhs Arab) terambil dari bahasa Ibrani yang berarti lawan atau musush. Kata “setan” telah dikenal oleh bangsa Yahudi jauh sebelum adanya Agama Nasrani dan Islam.. Akan tetapi “Abbas menulis bahwa hal ini tidak dapat dibuktikan karena orang Yahudi baru mengenal kata “setan” dan menggunakan kata “setan” untuk tingkah laku manusia yang “jahat “ setelah Yahudi berhijrah ke Babel.
(note : Babel (pada masa lalu), adalah kota yang paling besar dan terkenal di timur. Bekas reruntuhannya dapat ditemukan di sekitar sungai Eufrat arah timur Baghdad, Irak. Zaman keemasan Babel adalah sekitar 1000 tahun semelum Masehi---Babel menurut Al Qur’an adalah kota Babylonia)…

Sedangkan para pakar Mesir kenamaan mengatakan bahwa kata “setan” / syaithan berasal dari bahasa Arab asli yang sangat tua. Ini dibuktikan dengan adanya sekian kata kata Arab Asli yang dapat di bentuk dengan bentuk kata “syaithan”, misalnya :
“syathatha----syaatha---syawatha---syathana---yang semuanya mengandung makna
JAUH, SESAT, BERKOBAR, dan TERBAKAR serta EKSTREM…..
(note : dalam pandangan pakar bahasa Arab, jika ada satu kata bahasa Arab yang dapat di gunakan untuk berbagai macam bentuk kata, maka satu kata tersebut pasti berasal dari bahasa Arab yang Asli….kata “kursi,zamharir, qirthas yang juga di gunakan oleh al Qur’an, bukanlah berasal dari Bahasa Arab karena kata kata tersebut tidak di temukan kata kerjanya serta tidak dapat di bentuk dengan berbagai bentuk kata)

Dalam kamus Al-Misbah al –munir karya Ahmad Ibn Muhammad A’li al Fayyuumi (w.1368) dijelaskan bahwa kata “syaithan” boleh jadi terambil dari akar kata “syathana” yang mempunyai arti “jauh”…..karena sudah menjadi sifat setan , yaitu : “menjauh” dari kebenaran dan jauh dari Rahmat Allah. Bisa juga kata “syaithan” terambil dari kata “syatha” yang mempunyai arti melakukan “ kebatilan “ atau “ terbakar”.

Dari segi makna., seorang pakar bahasa “al Jauhari” (w.1005) menjelaskan bahwa semua yang membangkang, baik jin, manusia , maupun binatang, ini dinamakan “ syaithan”

DR Quraish shihab dalam buku “Yang Tersembunyi”, h 128, mengatakan bahwa dari sekian banyak ayat al Qur’an dan Hadis, ternyata kata “setan” tidak saja terbatas
pada Jin dan Manusia saja, akan tetapi kata “setan” lebih mengarah kepad perilaku / tingkah laku yang buruk / tidak menyenangkan / sesuatu yang buruk / tercela. Bukankah “setan” adalah lambing keburukan dan kejahatan ? al qur’an menamai ular dengan “setan” sebagaimana Firman Allah di QS ash Shaaffat (37) ayat 65 :
“ thol ‘uhaa ka annahu mur uususy syayaathiyyn”….
menurut ath Thabari (w.933), bahwa ayat diatas menggambarkan perumpamaan yang disebutkan untuk sesuatu yang buruk, seperti setan. Atau (mayangnya) di perumpamakan dengan nama ular ( untuk menggambarkan sesuatu yg buruk (sifat dan jenisnya), dikenal oleh masyarakat Arab dengan nama : “ syaithan”).
Nah, jenis ular ini berbau busuk dan berwajah buruk. Disini memakai kata “ setan” dalam ayat ini , yang di maksud adalah tumbuhan yang bernama : “ru’uus asy syayaathiin”.

Intinya, penggunaan kata “setan”, di gunakan untuk menggambarkan tingkah laku yang sangat buruk, batil, jauh (dari rahmat Allah), juga digunakan untuk benda yang buruk / jelek / busuk.

Kata “setan” dapat pula digunakan untuk menggambarkan “wabah” atau “sakit”.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam di perintahkan Allah Subhanahu wata’ala untuk merenungkan ucapan Nabi Ayub ‘alaihissalam di QS Shad (38) : 41
“ dan Ingatlah akan hamba Kami Ayub ketia dia menyeru TuhanNya :
“Anniy masy syaniyasy syaithaanu binushbiw wa a’dzaabin ” (sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana).
Gangguan “setan” berupa penyakit ditemukan juga dalam Hadis Nabi Shallallahu a’laihi wasalam : “ thoo uu’na wakhzu a’ daaikum minal jinni “ “ wabah penyakit merupakan tusukan saudara saudara kamu / musush musuh kamu dari jenis jin (setan)
(Hr. Ahmad dan Ibn a’bi Addunya melalui Abuu Muusa)

Ternyata pengertian kata “setan” bukanlah hanya ditujukan bagi tingkah laku jahat dari Jin dan Manusia, akan tetapi maknanya menjadi lebih luas lagi seperti virus, kuman penyakit, wabah, dll.

Jika pengertian kata “setan” menjadi luas, maka kita bisa menarik perbedaan antara “Jin “ dan “setan”

Jin adalah mahluk halus yang diciptakan Allah dari “api”. Jin diperintahkan untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan Jin yang membangkang dan mengajak kepada kedurhakaan adalah termasuk kedalam kelompok yang dinamakan “setan”. Disisi lain, Manusia yang durhaka , tidak taat kepada Allah dan RasulNya, ini juga dimasukkan ke dalam kelompok “setan”. Jadi, “setan” tidaklah berupa jenis jin saja, akan tetapi dapat pula berjenis manusia.
Ketahuilah ,bahwa “ setan” merupakan kata “sifat”, sifat nya mengarah kepada kekafiran, keburukan, jelek, kedurhakaan , selalu mengajak kearah kekufuran dan dosa.
Maka “setan’ bisa masuk ke Manusia dan Jinn, baca al an’am (6) : 112.
“Demi kianlah Kami jadikan tiap tiap Nabi itu musuh, yaitu setan setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) Jinn , sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan perkataan yang indah indah untuk menipu”.

Selanjutnya, apapun dan siapapun selain Jin dan Manusia, yang mana dapat mengakibatkan keburukan atau sesuatu yang tidak menyenangkan, ini juga dinamai “setan”. Maka tidak semua Jin adalah “setan”, juga tidak semua Manusia adalah “setan’
Ada Jinn yang Taat beribadah kepada Allah , ada pula mahluk yang mempunyai sifat “setan” , ia berubah menjadi taat taat dan bertaubat………………………

Al Qur’an menunjuk kata “setan” dengan “ath Thaaghuut”, kata ini terambil dari kata kerja ‘thagha” yaitu untuk menggambarkan keadaan meluapnya air hingga mencapai batas kritis dan membahayakan. Makna ini kemudian berkembang lagi untuk mengungkapkan segala sesuatu sikap yang melampaui batas baik terhadap Allah maupun terhadap manusia.
Maka kekufuran, kedurhakaan, pembangkangan, serta kesewenang wenangan, ini semua di rangkum dalam 1 kata yaitu “Thughyaan”. Setan dinamai “Thaaghuut” karena sifat setan sudah mencapai puncak kekufuran dan pembangkangan terhadap Allah subhanahu wata’ala.

Di dalam al Qur’an Allah berfirman :
“ Allah pelindung orang orang yang beriman,
Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman),
Dan orang orang yang kafir, pelindung pelindungnya ialah “setan” yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran).
Mereka itu adalah penghuni neraka,
Mereka kekal di dalamnya
(QS al Baqarah (2) : 257)

Wallahu a’lam

Refrensi
Buku “ Yang Tersembunyi “ by DR Quraish Shihab, hal 123

25 April 2010

HUKUM ORANG MISKIN YANG TIDAK PERNAH BERINFAK

Allah subhanahu wata'ala berfirman :

لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ“

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinyaal (Baqarah 93 )

Timbul sebuah pertanyaan : Bagaimana nasib orang miskin yang tidak mampu berinfak , apakah dia tidak akan menjadi orang baik selama-lamanya menurut ayat ini ? Di sana ada beberapa jawaban :

1/ Ayat di atas bermaksud untuk mendorong seseorang agar berbuat baik dan itupun menurut kemampuannya masing-masing ,karena Allah tidak akan membebani seseorang kecuali menurut kemampuannya.

2/Ataupun arti ayat di atas bahwa seseorang tidak akan mendapatkan kebaikan secara lebih sempurna kecuali kalau dia meng-infakkan apa yang dimilikinya. (Ini sebagaimana yang dalam hadist tentang definisi miskin : “ Seorang miskin bukanlah orang yang hanya makan satu atau dua suap makanan, atau satu atau dua buah kurma, akan tetapi orang miskin adalah orang yang tidak mempunyai uang sama sekali dan tidak diketahui keadaannya, sehingga ia diberi sedekah “ Berkata Al Jashos : Hadist ini ingin menerangkan orang miskin yang sempurna, dan bukan berarti selain itu tidak boleh disebut miskin ( Al Jashos, Ahkam Al Qur’an : 2/ 3001 )

Oleh karena itu, seorang yang miskin atau fakir tidak akan mendapatkan kebaikan yang sempurna tersebut sehingga dia menginfakkan apa yang ia cintai. Bukankah sedekah yang paling utama adalah sedekahnya orang yang hidupnya kekurangan ? [Para pengamen jalanan yang tergabung dalam Pengamen Stovia Community, menyumbang uang sejumlah Rp 746.200 yang murni dari dari hasil mengamen untuk korban tsunami Aceh dan Sumut . Mereka mengamen pada malam Tahun Baru selama sekitar empat jam di sekitar Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Begitu juga seorang pembantu rumah tangga dan seorang baby sitter masing-masing menyerahkan Rp 50.000 gajinya untuk disumbangkan para korban tsunami (Kompas , 06 Januari 2005 ) Begitu juga yang dilakukan oleh seorang ( Djarot ) pengamen di Ciledug, Tangerang, Banten. Ia menyumbangkan uang senilai hampir Rp 9 juta kepada korban gempa di Desa Muker, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jateng, Selain itu Djarot juga menghibur para pengungsi dengan mengajak bernyanyi bersama dengan lagu ciptaannya sendiri. Uang bernilai hampir Rp 9 juta diperoleh Djarot dengan cara mengamen di bus patas AC 44 tujuan Ciledug-Senen selama sepekan. (http://www.liputan6.com/view/7,124630,1,0,1150639203

3/ Ataupun artinya bahwa infak yang baik adalah infak terhadap apa yang ia cintai. [Al Alusy, Ruh Al Ma’ani : 3/ 223)

Tafsir Ayat “ SHODAQOH"

Allah berfirman :

لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ“

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “           ( Al Baqarah : 93 )
Pada ayat di atas, Allah subhanahu wata’ala meletakkan suatu kaidah yang sangat penting sekali di dalam kehidupan manusia. Kaidah tersebut adalah “ bahwa manusia ini tidak akan mendapatkan kebahagian dan keberhasilan di dalam kehidupannya baik sewaktu di dunia ini maupun di akherat nanti, kecuali jika ia mau mengorbankan apa yang dicintainya demi kehidupan manusia itu sendiri. “Allah swt memberikan syarat bagi setiap manusia yang ingin mendapatkan kebaikan -dan tentunya keberhasilan – untuk terlebih dahulu memberikan kepada orang lain sesuatu yang dicintainya,yaitu
infak dan sedekah.

SHODAQOH

Pada diri manusia terdapat 360 persendian, maka ia harus bersedekah untuk tiap persendiannya. Para sahabat bertanya, ”Siapakah orang yang mampu berbuat demikian, ya Nabi Allah? Rasul menjawab, “Engkau timbun (bersihkan) ludah di dalam masjid, engkau singkirkan duri dari jalan. Dan apabila engkau tidak mendapatinya, lakukanlah shalat dhuha dua rakaat sebagai gantinya.” (HR. Abu Daud

SHODAQOH DAPAT MENYEMBUHKAN , KIKIR DAPAT MEMBINASAKAN


                                 
Ketahuilah bahwa harta benda bukan saja membawa manfaat, akan tetapi dapat membawa kearah Mudlarat. Mengapa demikian ? karena si pemilik harta sangat ketergantungan dengan harta  hingga menimbulkan rasa sayang dan cinta yang berlebihan kepada harta …karena rasa cinta dan sayang yang berlebihan itulah ia merasa bahwa dirinyalah pemilik  harta dan tidak akan memberikan harta kepada siapapun karena takut miskin….,

Tipe orang semacam ini , mereka tidak menyadari bahwa Bumi pasti akan menelannya habis, dan bahwa kekikiran akan membawa kepada kebinasaan…atau bisa juga disebut dengan bunuh diri, meskipun bukan jiwa mereka sendiri yg dipenggalnya, namun minimal mereka telah membunuh fitrah kebaikan yg telah Allah Subhanahu wata’ala berikan kepada setiap insan, sehingga menjatuhkan kwalitas kemanusiaan yg mulia, naudzubillahi min dzalik………….

Allah Subhanahu wata’ala berfirman di dalam QS al Baqarah 195 :
“Dan belanjakanlah harta bendamu di jalan Allah subhanahu wata’ala, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan. Dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang berbuat baik”

Hudzaifah berkata :
Bahwa yang dimaksud dengan “ janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan”, adalah : tidak mau meng infakkan hartanya di jalan Allah karena takut miskin .

 kebinasaan disini bukanlah diartikan tewasnya seseorang karena perang, akan tetapi hilangnya kwalitas kemanusiaan. Menurut tafsir al mishbah (qiraish shihab) hal. 425, arti kebinasaan  disini adalah
 hilangnya keyakinan akan keesaan Allah, maksudnya hilang kemerdekaan dan kebebasan  bertauhid sehingga hidup menjadi tidak tenang lahir dan batin –red.,,,hilang entah kemana perginya….dapat juga diartikan bahwa  kebinasaan disini adalah membinasakan si pemilik harta di hari kemudian.

Ketahuilah bahwa orang yang bersedekah, sesungguhnya ia telah memberi pinjaman kepada Allah Subhanahu wata’ala.
Baca QS al Baqarah 245 :
“ Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah ) maka Allah subhanahu wata’ala akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan berlipat ganda . Dan Allah subhanahu wata’ala yang menyempitkan dan melapangkan (rizki)
Dan kepadaNYAlah kamu dikembalikan “

Ingat ya. Bahwa kita sangat membutuhkan pertolongan Allah di saat suatu hari manusia tidak mendapat pertolongan apapun (hari akhir), tidak juga dapat meminta pertolongan kepada sahabat, kakak , adik, orang tua, suami/istri/ anak anak, dll…..semua dihisab sesuai amalannya masing masing.. pada hari itu dihilangkan semua perantara yang dahulu di Dunia manusia selalu meminta pertolongan lewat perantaraan….hari itu mutlak milik Allah…..nah… jika kalian ingin mendapatkan pertolongan dari Allah pada saat satu makhlukpun tidak  dapat memberi pertolongan, mulai sekarang, mumpung masih  hidup di Dunia, banyaklah beramal sholih, suburkan sedekah karena dengan bersedekah, Allah melipat gandakan pahala ……juga isilah hari hari di Dunia dengan amalan amalan  sholih , jangan di lewatkan waktu terbuang sia sia.

Ketahuilah, Allah menjamin orang orang yang bersedekah, dengan membersihkan hati dan fikiran . Dengan demikian, apa apa yang di derita mengenai penyakit hati, Allah akan menyembuhkannya, yang tadinya sakit, akan sembuh kembali berkat kepasrahan dan ke taqwaannya kepada Allah subhanahu wata’ala.

Dikisahkan, bahwa seseorang datang kepada Abdullah bin mubarrak. Ia berkata kepada Abdullah bin Mubarrak :
“ sudah 7 tahun lamanya di lutut saya terdapa luka. Sudah saya coba bermacam macam obat, tetapi tidak membawa hasil. Saya juga sudah berusaha membawa kepada seorang tabib yang ahli,tetapi hasilnya nihil !
Lalu Abdullah bun Mubarrak berkata :
“ cobalah membuat sumur di tempat orang orang yang kekurangan air. Saya berharap kepada Allah , agar ketika air itu memancar di lubang sumur, darah di lututmu akan berhenti mengalir !”
Setelah melaksanakan anjuran Abdullah bin Mubarrak, yakni bersedekah dengan air, tak lama kemudian, lukakupun segra sembuh !
Subhanallah…………….

Ada lagi sebuah kisah. Abu Abdullah Hakim radhiallahu ‘anhum adalah seorang ahli Hadis yang terkenal. Diwajahnya terdapat sebuah luka. Segala jenis pengobatan telah dilakukannya, tetapi belum membuahkan hasil. Satu tahun telah berlalu, sedangkan kondisi Abu Abdullah Hakim masih saja seperti itu. Disuatu hari jum’at, ia mendatangi ustadz Abu Ustman Shabuni untuk meminta dido’akan. Maka Usttadz Usman pun berdoa dengan doa yang panjang sekali, dan kemudian di amini oleh sekalian orang orang yang hadir dalam majelisnya.
Pada hari Juim’at berikutnya, salah seorang wanita anggauta majelis taklim datang lagi sambil membawa secarik kertas bertuliskan tulisan tangannya, dimana isi tulisan tersebut antara lain :
“ pada hari jum’at yang lalu sekembalinya saya dari majelis taklim, saya mendo’akan Hakim dengan sungguh sungguh. Setelah itu saya bermimpi di datangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam. Dalam mimpiku, Rasulullah shallallahu a’laihi wasalam bersabda : “…Suruhlah Hakim agar memberikan kemudahan air bagi kaum Muslimin….”
Begitu mendengar hal ini, maka Abu Abdullah Hakim segra membuat tangki di depan rumahnya . Ia selalu memenuhinya dengan air dan es. Setelah berlalu satu minggu, maka luka di wajahnya segra membaik, bahkan keadaannya menjadi lebih tampan dari sebelumnya………..Alhamdulillah…

Subhanallah……

Inilah beberapa contoh  kisah yang bisa kita ambil pelajarann dan hikmah, bahwa keutamaan bersedekah, pahalanya sangat besar, bahkan dilipat gandakan banyak sekali….., hal ini haruslah menjadi sesuatu yang diyakini . yakin bahwa Allah Maha kuasa atas segala sesuatu…. Menyembuhkan penyakit adalah hal yang sangat mudah bagi Allah.

Diambil dari buku “Keajaiban Sedekah”
(best seller) by Fayet Maulana. h 79 - 89
----------------------------------------R----------------------------------------------

22 April 2010

Kemungkinan Manusia Pernah Memasuki Zaman Nuklir lebih dari 6000 tahun yang lalu.



Masa sebelum 4000 SM dianggap sebagai masa pra sejarah dan peradaban Sumeria dianggap peradaban tertua didunia.
Akan selama ini terdapat berbagai diskusi, teori dan penyelidikan mengenai kemungkinan bahwa dunia pernah mencapai sebuah peradaban yang maju sebelum tahun 4000 SM.
Teori Atlantis, Lemuria, kini makin diperkuat dengan bukti tertulis seperti percakapan Plato mengenai dialog Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis, naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana & Bharatayudha mengenai dinasti Rama kuno,
dan bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daroo, Easter Island dan Pyramid Mesir maupun Amerika Selatan.

Akhir-akhir ini perhatian saja tertuju terhadap sebuah teori mengenai kemungkinan manusia pernah memasuki zaman nuklir lebih dari 6000 tahun yang lalu.

Peradaban Atlantis di barat, dan dinasti Rama di Timur diperkirakan berkembang dan mengalami masa keemasan antara tahun 30000 SM hingga 15000 SM.
Atlantis memiliki wilayah mulai dari Mediteranian hingga Pegunungan Andes di seberang Samudra Atlantis sedangkan Dinasti Rama berkuasa di bagian Utara India-Pakistan-Tibet hingga Asia Tengah.


Peninggalan Prasasti di Indus, Mohenjo Daroo dan Easter Island (Pasifik Selatan) hingga kini belum bisa diterjemahkan dan para ahli memperkirakan peradaban itu berasal jauh lebih tua dari peradaban tertua yang selama ini diyakini manusia (4000 BC).


Beberapa naskah Wedha dan Jain yang antara lain mengenai Ramayana dan Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan tujuh kota utamanya 'Seven Rishi City' yg salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).


Dari berbagai sumber yang saya pelajari, secara umum dapat digambarkan berbagai macam teori dan penelitian mengenai subyek ini memberikan beberapa bahan kajian yang menarik. Antara lain adalah :

- Atlantis dan Dinasti Rama pernah mengalami masa keemasan (Golden Age) pada saat yang bersamaan (30000-15000 BC).
- Keduanya sudah menguasai teknologi nuklir.
- Keduanya memiliki teknologi dirgantara dan aeronautika yang canggih hingga memiliki pesawat berkemampuan dan berbentuk seperti UFO (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut Vimana (Rama) dan Valakri (Atlantis).
- Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), sesuai naskah Plato.
- Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi's City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah satu kota yang berhasil ditemukan adalah Mohenjo-Daroo.
- Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan menggunakan senjata nuklir.
- Para ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo mengandung residu radio-aktif yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir skala besar.
- Dalam sebuah seloka mengenai Mahabharata, diceritakan dengan kiasan sebuah senjata penghancur massal yang akibatnya mirip sekali dengan senjata nuklir masa kini.
- Beberapa Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara eksplisit dan lengkap menggambarkan bentuk dari 'wahana terbang' yang disebut 'Vimana' yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini.

Sebagian besar bukti tertulis justru berada di India dalam bentuk naskah sastra, sedangkan bukti fisik justru berada di belahan dunia barat yaitu Piramid di Mesir dan Amerika Selatan.
Singkatnya segala penyelidikan diatas berusaha menyatakan bahwa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklir yang dahsyat hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif hingga munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000SM atau 6000tahun yang lalu.

Hingga kini segala sesuatunya memang masih campur aduk antara mitos, sejarah, dan sains tapi setidaknya sebuah benang merah jelas terlihat dan bagi kita yang berpikiran terbuka, segala sesuatunya tentu menyimpan potensi kebenaran dan pencerahan dalam usaha umat manusia memajukan peradaban dengan mencari kunci dari masa lalu.

------------------------------------------------R---------------------R---------------------------------


...
Singkatnya segala penyelidikan diatas berusaha menyatakan bahwa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklir yang dahsyat hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif hingga munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000SM atau 6000tahun yang lalu.

...


Ada sesuatu mengenai legenda ttg Advance Civilization yang selalu menggelitik gw:

1. Jika suatu peradaban sudah highly advanced, tentunya mereka sudah menemukan alat transport yang baik yang bisa membawa mereka untuk menjelajahi seluruh bumi, so, how come, sisa-sisa peradaban ini terbatas di daerah-daerah tertentu saja?

2. Suatu perang nuklir yang dahsyat bisa menjelaskan dengan mudah akan adanya missing link antara budaya tersebut dengan budaya sekarang, tetapi bukankah diperlukan lebih dari satu kali ledakan nuklir untuk menghancurkan secara total satu peradaban. Lalu mengapa tidak ditemukan bekas ledakan tersebut?

13 April 2010

Benarkah Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan ? (2)

Sebagaimana yang telah di kemukakan pada bag 1, bahwa Fitnah adalah cobaan, baik berupa keburukan maupun kebaikan. Dan pengertian kata “fitnah’ , bukanlah ditujukan untuk orang yang menjelek jelekkan seseorang atau membicarakan kejelekan seseorang.  Untuk katagori membicarakan kejelekan orang lain atau menuduh orang lain berbuat  kejelekan, ini masuk dalam katagori  “Ghibah”, baca QS al Hujurat (49) : 12

09 April 2010

Benarkah FITNAH lebih kejam dari Pembunuhan ? (1)

Di kampus, dalam Mata Kuliah Agama Islam, sekelompok Mahasiswa/i berdiskusi kelompok memperdebatkan makna kata “FITNAH”. Ada yang mengatakan bahwa “Fitnah itu menuduh seseorang berbuat dzalim tanpa bukti” , ada yg berkata bahwa “Fitnah itu adalah cobaan, bisa bala’ , bisa kenikmatan”, dan yg lain mengatakan bahwa “Fitnah itu kejam, bahkan lebih kejam dari pembunuhan “………….., Maka Salah satu Mahasiswi (mewakili Kelompok 2) berdiri menerangkan kata FITNAH yang rujukannya diambil dari Buku “Secercah Cahaya Ilahi” dan “Tafsir Al Misbah Vol 2”
karya M.Quraish Shihab

02 April 2010

PRIA MERUBAH STATUS MENJADI WANITA (WARIA)


Seorang  laki-laki yang  sengaja menyerupai sifat-sifat wanita, dilaknat oleh Allah subhanahu wata'ala  dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Sesungguhnya Allah menciptakan manusia ini dalam dua jenis saja, yaitu laki-laki dan perempuan, sebagaimana firman Allah swt:

وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَى

“Dan Dia (Allah) menciptakan dua pasang dari dua jenis laki-laki dan perempuan.“ (Qs An Najm : 45)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى

“Wahai manusia Kami menciptakan kamu yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.“ (Qs Al Hujurat : 13)

Kedua ayat di atas, dan ayat-ayat lainnya menunjukkan bahwa manusia di dunia ini hanya terdiri dari dua jenis saja, yaitu  laki-laki dan perempuan, dan tidak ada jenis lainnya.

Tetapi di dalam kenyataannya, kita dapatkan seseorang tidak mempunyai status yang jelas, bukan laki-laki dan bukan perempuan. Bagaimana Islam memandang orang tersebut? Bagaimana cara memperlakukannya? Apakah dia mendapatkan jatah warisan? Dan bagaimana pernikahannya? dan seabrek pertanyaan-pertanyaan lain yang timbul akibat status yang tidak jelas tersebut.